Melihat Situs Cipari di Kuningan, Jejak Bangsa Megalitik di Kaki Gunung Ciremai
Merdeka.com - Bagi pecinta sejarah, Situs Cipari di Desa Cipari, Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cipari, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menjadi satu tempat yang sayang untuk dilewatkan. Di lokasi ini tersimpan berbagai koleksi purbakala dengan beragam bentuk dan ukuran.
Berdasarkan catatan sejarah, benda-benda peninggalan di Situs Cipari merupakan sisa aktivitas sehari-hari era Neolitik. Ditandai dengan ditemukannya berbagai peralatan sehari-hari, termasuk benda-benda berbahan perunggu.
Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rabu (23/3), beberapa benda yang ditemukan di lokasi bertipe tunggal alias monolith. Kira-kira apa saja yang tersimpan Situs Cipari ini?
-
Apa yang ditemukan di perapian kuno? Mereka menemukan biji-biji yang hangus di perapian kuno yang digunakan oleh manusia purba pemburu pengumpul pada 12.000 – 9.000 tahun yang lalu.
-
Dimana artefak Zaman Perunggu ditemukan? Di sudut lapangan olahraga di Cardiff, Wales, Inggris, para arkeolog dan sukarelawan menemukan sejumlah artefak di lokasi dua rumah bundar yang memberikan petunjuk tentang bagaimana orang hidup dan bekerja di sana 3.500 tahun yang lalu.
-
Apa saja yang ditemukan di perapian kuno? Dalam penelitian ini para ilmuwan menemukan perapian kuno utuh yang diyakini dibakar menggunakan kayu willow sebagai pilihan bahan bakar terbaik di wilayah ini. Para ilmuwan juga menemukan empat biji Nicotiana yang hangus terbakar.
-
Apa yang ditemukan di kuburan zaman perunggu? Penemuan terbaru berasal dari penggalian kuburan zaman perunggu di Nakhchivan, Azerbaijan, di mana wanita yang dimakamkan ditemukan bersama senjata-senjata seperti panah tajam, belati perunggu, gada, serta perhiasan.
-
Apa yang ditemukan di dalam panci kuno Zaman Perunggu? Penelitian terbaru yang menganalisis residu protein dari sebuah panci kuno pada Zaman Perunggu (3520-2250 SM) mengungkap apa yang dimakan oleh orang-orang di zaman itu.
-
Apa yang ditemukan selain tengkorak Zaman Perunggu? Selama lima pekan terakhir, tim arkeolog yang terdiri dari 110 mahasiswa, staf dan sukarelawan dari Universitas Bournemouth juga menemukan makam lima jasad manusia dari Zaman Besi dan tulang belulang hewan, termasuk sapi, kuda, babi, kambing di sebuah tempat penyimpanan kuno di lokasi itu.
Terdapat Altar Batu
©2022 Instagram @disporapar_kuningan/ Merdeka.com
Salah satu peninggalan yang masih tersimpan hingga sekarang adalah Altar Batu sebagai medium penyembahan.
Altar tersebut tersimpan di sebuah lahan dengan lantai sekelilingnya yang dipenuhi batu-batu pipih. Pada bagian tengah, terdapat tumpukan batu dengan bagian atasnya yang berukuran besar secara vertikal ke atas.
Dari ciri yang tampak, menhir dan dolmen dengan tinggi 2,5 meter tersebut diperkirakan berasal dari tahun 1.000-500 sebelum masehi.
Peti Batu Berukuruan Besar
©2022 Instagram @disporapar_kuningan/ Merdeka.com
Masih di lokasi yang sama, juga ditemukan tiga peti kubur batu kuno berbentuk trapesium dari batuan andesit. Susunannya terdiri dari batuan pipih yang dibuat setengah persegi panjang.
Situs Cipari terbagi menjadi dua bagian, yaitu museum dan monumen di bagian luar. Peninggalan berupa batu seluruhnya terdapat di halaman luar museum.
Sedangkan di bagian dalam, terdapat perkakas sehari-hari seperti kapak batu, gelang batu, kapak perunggu, dan gerabah masih terawat dengan baik.
Asal Usul Situs Cipari
©2022kebudayaan.kemdikbud.go.id/ Merdeka.com
Mulanya, kepingan-kepingan batu pipih itu ditemukan oleh seorang petani di Desa Cipari pada tahun 1972. Saat itu, ditemukan artefak lain seperti kubur batu, fragmen gerabah, gelang batu, perkakas batu, serta alat perunggu.
Kemudian, temuan-temuan tersebut dikumpulkan di sebuah lahan kosong milik seorang warga bernama Wijaya. Dan tepat tiga tahun kemudian, pada 1975 penelitian oleh tim ahli mulai dilakukan.
Lokasinya Situs Cipari berjarak cukup dekat dengan pusat kota Kuningan yakni sekitar 4 kilometer. Sedangkan dari pusat Kota Cirebon, jaraknya mencapai 35 kilometer.
Terdapat Museum dengan Atap Perahu Terbalik
©2022kebudayaan.kemdikbud.go.id/ Merdeka.com
Pada 1976 dibangun satu museum sederhana berdenah oval memanjang menghadap barat daya-timur laut. Bangunan itu juga dihiasi dengan jendela kaca berbentuk persegi berderet di sekelilingnya. Pintu utama museum berada di tengah dinding sisi tenggara.
Yang unik dari museum tersebut adalah bagian atapnya yang terbuat dari ijuk dan berbentuk seperti perahu terbalik. Kemudian di bawahnya terdapat teras yang mengikuti bentuk atap, dengan tiga trap tangga yang berada persis di depan pintu
Satu tahun kemudian, di tanggal 23 Februari 1978 situs ini dikelola menjadi taman purbakala, dan dibuka untuk umum. Saat itu peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Prof. Dr. Syarif Thayeb. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tempat ini diduga sebagai bekas perkampungan warga bernama Parigi, berdasarkan temuan perkakas rumah tangga yang memperkuat dugaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaKapak perimbas digunakan untuk memotong kayu, membuat persembahan, dan bahkan sebagai senjata untuk berburu atau melindungi diri dari serangan binatang buas.
Baca SelengkapnyaAlat penggiling ini digunakan utamanya untuk mengolah makanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Neolitikum pertama mulai bercocok tanam, beternak, dan mengumpulkan makanan serta berburu.
Baca SelengkapnyaTunggu ini diduga digunakan pengrajin logam sejak Zaman Perunggu.
Baca SelengkapnyaKapak persegi merupakan alat peninggalan sejarah multifungsi.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Senjata dan Perhiasan Berusia 3.600 Tahun Terkubur di Ladang, Ada Cincin, Kapak, dan Tombak
Baca SelengkapnyaDesain sumur ini memberikan kesan seperti gundukan pemakaman.
Baca SelengkapnyaArkeolog Norwegia belum lama ini menemukan harta karun bangsa Viking di sebuah tanah pertanian.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan belati itu saat penggalian di sebuah gua di Italia.
Baca Selengkapnya