Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Tradisi Ospek di Zaman Belanda, Ketika Siswa Baru Disuruh Baca Huruf Terbalik

Melihat Tradisi Ospek di Zaman Belanda, Ketika Siswa Baru Disuruh Baca Huruf Terbalik Ospek. ©istimewa

Merdeka.com - Ospek seakan menjadi tradisi tahunan yang selalu ada di setiap universitas. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenalkan lingkungan pendidikan, kepada para peserta didik baru.

Sayangnya tradisi tersebut tidak selalu diselenggarakan secara baik. Di beberapa kampus, kegiatan ospek kerap diwarnai dengan tindakan kekerasan, senioritas hingga perpeloncoan.

Tidak ada yang tahu persis kapan ospek pertama kali terjadi di Indonesia. Namun menurut catatan sejarah, ospek sudah terjadi di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, atau STOVIA, yang saat ini lebih dikenal sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1920-an. Berikut selengkapnya.

Kegiatan Ospek di Stovia

kampus stovia tahun 1920an

Siswa di STOVIA tahun 1902 ©2022 muskitnas.kemdikbud.go.id/ Merdeka.com

Merujuk memoar berjudul “Kenangan dari Kehidupan Siswa STOVIA 25 Tahun Lalu” pada buku Perkembangan Pendidikan Kedokteran di Weltevreden 1851-1926 yang ditulis oleh seorang lulusan dokter STOVIA Bumiputera, Jacob Samallo, kegiatan ospek di kampus berkonsep asrama tersebut dilakukan mirip dengan kegiatan militer.

Ketika itu para calon peserta didik baru harus melakukan setiap kegiatannya secara tepat waktu. Pada pukul 07.30 WIB pagi, mereka akan memulai sekolah hingga 17.30 WIB. Kemudian mereka diharuskan belajar petang dimulai pukul 19.30 WIB hingga 21.30 WIB yang dilanjutkan apel malam sampai pukul 00.00 WIB.

Saat berada di luar lingkungan sekolah, mereka diharuskan memakai topi dan seragam lengkap. Jika didapati salah seorang di antaranya tidak melengkapi atributnya, maka hukuman kurungan di kamar selama satu sampai dua hari menanti.

Tak sampai di situ, senioritas juga sudah terjadi di masa tersebut. Dilanjutkan Jacob Samallo, para murid harus memanggil seniornya dengan sebutan “Tuan”.

Mereka akan disuruh jadi pelayannya dengan mengelap sepatu, mengatur tempat tidur, mengisi lampu hingga menjadi kurir dan membayarkan makanan yang dimakan senior di kantin.

Dilangsungkan Selama Tiga Bulan

Sementara dalam catatan berbeda yang ditulis lulusan STOVIA lain bernama Mohammad Roem berjudul “Bunga Rampai dari Sejarah Jilid 3” dikisahkan jika kegiatan ospek atau perpeloncoan di sekolah tersebut berlangsung hingga tiga bulan.

Menurut mantan Diplomat yang juga Wakil Perdana Menteri ke-10 Republik Indonesia era Presiden Soekarno itu, ospek yang diberlakukan bernama ontgroening yang berarti ‘Hijau’. Hijau yang dimaksud di sini adalah murid baru, mereka diharuskan menghapus istilah hijau ini dengan mengikuti kegiatan tersebut.

Berdasarkan pengalaman nyatanya itu, Roem mengaku jika ospek di STOVIA belum terdengar hingga melampaui batas. Hal itu karena setiap kegiatan di sana diawasi dengan ketat oleh para petinggi. Untuk waktunya sendiri pun dibatasi, dan tidak boleh dilakukan saat jam belajar dan istirahat.

Disuruh Membaca Alfabet (Aksara) Jawa Terbalik

kampus stovia tahun 1920an

Suasana lingkungan kampus STOVIA tahun 1902 ©2022 muskitnas.kemdikbud.go.id/ Merdeka.com

Turut diceritakan Roem jika kegiatan ospek di sana dilakukan dengan tidak biasa, di mana ia ditanya tentang asal tempat tinggalnya di Jawa Tengah.

Ketika itu, seniornya memberinya tugas untuk mengenali tentang unsur-unsur alfabet (aksara) Jawa dan ia harus mengucapkannya. Ketika materi pertama selesai, seniornya kembali memberikan tantangan ke dua yakni membawa aksara Jawa secara terbalik dari belakang.

Hingga waktu malam tiba, setelah dirinya mengerjakan tugas sekolah, Mohammad Roem masih terus menghafalkan alfabet Jawa dari belakang ke depan. Dan kegiatan perpeloncoan tersebut hanya dilakukan di dinding sekolah hingga asrama.

Menurut Roem, di masa itu tindakan ospek atau perpeloncoan tidak boleh dilakukan dengan cara menggunduli siswa baru.

Sumber: muskitnas.kemdikbud.go.id (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Prof. Mohamad Sjaaf, Dokter Mata Jebolan STOVIA yang Menjadi Rektor Pertama Universitas Andalas
Sosok Prof. Mohamad Sjaaf, Dokter Mata Jebolan STOVIA yang Menjadi Rektor Pertama Universitas Andalas

Pria asal Koto Gadang ini sempat melanjutkan studi dokter di Belanda dan menjadi salah satu tokoh kesehatan di Indonesia yang cukup legendaris.

Baca Selengkapnya
Sosok Charles Adriaan van Ophuijsen, Pria Belanda Kelahiran Solok Sumbar Pionir Ejaan Bahasa Indonesia
Sosok Charles Adriaan van Ophuijsen, Pria Belanda Kelahiran Solok Sumbar Pionir Ejaan Bahasa Indonesia

Meski namanya sangat kental dengan Belanda, namun sosoknya menjadi pionir dalam menciptakan ejaan Bahasa Indonesia yang kita sekarang gunakan ini.

Baca Selengkapnya
Melihat Cara Belajar Orang Purba di Museum Pendidikan Surabaya, Ada Ayah Ajarkan Anak Bertahan Hidup Pakai Api
Melihat Cara Belajar Orang Purba di Museum Pendidikan Surabaya, Ada Ayah Ajarkan Anak Bertahan Hidup Pakai Api

Museum Pendidikan Surabaya menyimpan bukti materiil Pendidikan pada masa Pra-Aksara atau purba hingga masa Kemerdekaan.

Baca Selengkapnya
Menelisik Sejarah Darul Funun, Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia yang Diadopsi dari Turki Usmani
Menelisik Sejarah Darul Funun, Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia yang Diadopsi dari Turki Usmani

Namanya sempat menjadi bagian dari pendidikan Islam masa pergerakan nasional yang diadopsi dari pendidikan tinggi masa kekhalifahan Turki Usmani.

Baca Selengkapnya
Cerita SMPN 5 Bandung yang Berdiri Tahun 1920, Dulu Pernah Jadi Penjara bagi Orang Belanda
Cerita SMPN 5 Bandung yang Berdiri Tahun 1920, Dulu Pernah Jadi Penjara bagi Orang Belanda

Sebelum menjadi sekolah seperti sekarang, SMPN 5 Bandung punya cerita sejarah kelam. Dulu pernah menjadi penjara bagi orang Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ambachtsschool, Sekolah Pertukangan Pertama untuk Masyarakat Indo-Eropa di Hindia Belanda
Mengenal Ambachtsschool, Sekolah Pertukangan Pertama untuk Masyarakat Indo-Eropa di Hindia Belanda

Berkembangnya pendidikan di Hindia Belanda, muncul beberapa sekolah bagi golongan Indo-Eropa yaitu Ambachtsschool atau sekolah tukang pertama.

Baca Selengkapnya
Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib, Ini Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia yang Sempat Jadi Polemik
Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib, Ini Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia yang Sempat Jadi Polemik

Keberadaan organisasi kepanduan di Indonesia sudah lahir sejak tahun 1912

Baca Selengkapnya
Menelusuri Sejarah Kweekschool Fort de Kock, Poros Pendidikan Pertama di Sumatra Barat
Menelusuri Sejarah Kweekschool Fort de Kock, Poros Pendidikan Pertama di Sumatra Barat

Sekolah ini menjadi tonggak pendidikan di Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
SMA Ini Jadi Tempat Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Surabaya, Dulu Muridnya Banyak yang Tidak Lulus
SMA Ini Jadi Tempat Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Surabaya, Dulu Muridnya Banyak yang Tidak Lulus

Pengibaran Bendera Merah Putih pertama di Surabaya ternyata baru terjadi beberapa hari usai kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya
Kisah Lucu Berbalut Horor ‘Noni Belanda’ di RSCM
Kisah Lucu Berbalut Horor ‘Noni Belanda’ di RSCM

Rumah Sakit yang berdiri sejak era kolonial sering dikaitkan dengan cerita seram. Tapi pengalaman para mahasiswa Fakultas Kedokteran ini malah mengundang senyum

Baca Selengkapnya
Sekolah Dasar di Kulon Progo Ini Ternyata Usianya Sudah Ratusan Tahun, Jadi Saksi Perjuangan Bangsa
Sekolah Dasar di Kulon Progo Ini Ternyata Usianya Sudah Ratusan Tahun, Jadi Saksi Perjuangan Bangsa

Pada masa Perang Kemerdekaan, sekolah ini digunakan sebagai markas para pemuda pejuang.

Baca Selengkapnya
Oetoesan Melajoe, Surat Kabar yang Menyuarakan Pembelaan Tradisi Orang Minangkabau
Oetoesan Melajoe, Surat Kabar yang Menyuarakan Pembelaan Tradisi Orang Minangkabau

Surat kabar harian di Padang yang diklaim sebagai surat kabar pertama yang dicetak oleh orang Pribumi.

Baca Selengkapnya