Mengenal Galendo, Camilan dari Ampas Minyak Kelapa Asal Ciamis yang Unik
Merdeka.com - Di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat terdapat camilan unik yang mulai langka. Camilan ini biasa disebut galendo yang merupakan sebuah kudapan berbahan ampas minyak kelapa yang digoreng hingga padat kecokelatan.
Ide pembuatan galendo tercipta dari banyaknya industri pengolahan kelapa di kawasan timur tanah pasundan tersebut. Banyak pengusaha minyak kelapa yang akhirnya memanfaatkan olahan minyak kelapa yang tak terpakai untuk dibuat sebagai jajanan alternatif.
Sejarah Galendo
-
Apa makanan khas Kandangan? Kandangan adalah sebuah wilayah kecil yang menjadi ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Tempat ini memiliki kuliner khas yang unik dan tentunya menarik untuk dicicipi.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Apa kudapan khas dari Kapuas? Salah satu kudapan favorit dan rasanya gurih khas Kapuas ini adalah Keripik Kelakai yang terbuat dari daun muda tanaman Kelakai.
-
Apa makanan khas di Cibolang Kaler? Odading yang diproduksi di Desa Cibolang Kaler dikenal lebih enak dari odading lainnya.
-
Apa itu Kue Gandus? Kue Gandus merupakan kudapan khas Palembang yang terbuat dari tepung beras dengan taburan irisan cabai, seledri, daun bawang, dan tumisan udang rebon.
-
Apa itu cilok bumbu kacang? Cilok merupakan jajanan tradisional asal Jawa Barat. Cilok biasanya berupa bola bulat yang terbuat dari tepung sagu atau aci. Pada dasarnya, cilok merupakan istilah yang menggabungkan dua kata antara aci dan dicolok. Aci merupakan istilah bagi tepung tapioka sebagai bahan dasar pembuatannya yang disebut oleh masyarakat setempat.Tak heran mengapa jajanan khas Bandung yang satu ini memang memiliki tekstur kenyal nan empuk. Menikmati cilok bisa dengan beragam cara salah satunya dengan bumbu kacang. Bumbu kacang menjadi saus yang memang wajib ada untuk menambah cita rasa gurih pada cilok.
Humas Jabar ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, galendo sudah ada sejak masa pemerintahan Raden Adipati Aria Kusumahdiningrat atau Kangjeng Prebu, Bupati Galuh Ciamis yang memerintah pada 1839–1886.
Saat itu Bupati Galuh mencanangkan program penanaman ribuan pohon kelapa sebagai upaya menyejahterakan rakyat melalui pengelolaan sumber alam yang mumpuni. Sejak saat itu mulai banyak masyarakat setempat yang memanfaatkan pohon kelapa untuk berbagai keperluan, salah satunya minyak kelapa.
Banyaknya pohon kelapa di wilayah ini ternyata juga memengaruhi sisa pengolahan dari minyak tersebut, hingga akhirnya mulai dibuat menjadi olahan camilan seperti galendo yang memiliki cita rasa gurih dan khas.
Memiliki Berbagai Varian Rasa
Humas Jabar ©2020 Merdeka.com
Di Ciamis, galendo sudah menjadi camilan khas yang bisa dinikmati dengan berbagai cara, salah satunya dengan mencocolkannya ke gula pasir atau gula bubuk putih. Namun jika ingin menikmati galendo dengan cara khas masyarakat Ciamis, akan lebih nikmat jika disantap bersama teh hangat atau kopi pahit panas ketika sore hari.
Saat ini jajanan yang mulai langka tersebut mulai dikreasikan ke dalam berbagai rasa, mulai dari original, cokelat, kacang, pisang dan hingga rasa susu. Bahkan galendo juga bisa dicampurkan ke dalam bahan untuk membuat beberapa varian bolu.
Salah satu sentra galendo yang bisa di kunjungi ketika berjalan-jalan ke Ciamis adalah sentra milik H Endut yang terdapat di Jl. Kapten Harsono Sudiro. Di sana terdapat galendo yang cukup terkenal dan melegenda.
Memiliki Harga yang Lebih Tinggi dari Minyaknya
Humas Jabar ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari dispar.ciamiskab.go.id, camilan dari santan kelapa yang dikeringkan ini memiliki harga yang tinggi, bahkan harganya melampaui harga dari minyak kelapanya itu sendiri.
Di pasar tradisional sekitar Ciamis, biasanya galendo dijual dengan harga antara Rp50.000 hingga Rp 55.000 rupiah per kilogramnya. Sedangkan minyak keletik (sebutan minyak kelapa oleh masyarakat setempat) berkisar Rp15.000 dengan ukuran 600 mililiter.
Namun tenang saja, jika kita berkunjung ke pusat pembuatannya langsung kita akan mendapatkan galendo dengan harga yang relatif terjangkau dengan berbagai varian rasa yang tentunya menggugah selera. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasanya jangan ditanya. Kombinasi antara legit dengan gurih benar-benar sulit dilupakan.
Baca SelengkapnyaPulang dari Ciamis tanpa membawa oleh-oleh akan terasa kurang lengkap. Mulai dari camilan gurih hingga makanan khas yang kaya rasa.
Baca SelengkapnyaDi antara camilan yang tersebar di penjuru negeri, ada beberapa yang keberadaannya makin sulit ditemukan.
Baca SelengkapnyaDi lokasi terdapat beberapa sentra opak yang aktif sejak 1980-an. Kebanyakan, usaha diteruskan oleh keturunan berikutnya hingga berkembang sampai sekarang
Baca SelengkapnyaKota Palembang bukan hanya soal pempek, namun beberapa jenis kudapannya juga tak kalah lezat dan selalu diburu umat muslim sebagai menu berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaKuliner legendaris dari Solo ini terbuat dari kulit melinjo dengan sensasi rasa pedas manis yang menggoyang lidah.
Baca SelengkapnyaBeras umumnya diolah menjadi penganan asin gurih seperti arem-arem atau rengginang. Namun di tanah Jawara Banten, beras justru dijadikan camilan manis gipang.
Baca SelengkapnyaKue ini dulu jadi santapan raja dan para bangsawan Kerajaan Gelang-Gelang. Kini bisa dinikmati siapa saja.
Baca SelengkapnyaMakanan ini memiliki kesan tersendiri di lidah para penikmatnya.
Baca SelengkapnyaDi balik kelezatannya yang menggugah selera, tahu gejrot ternyata punya banyak fakta menarik.
Baca SelengkapnyaSalah satu camilan khas dari Payakumbuh ini mirip seperti dodol atau jenang yang populer di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSalah satu sajian tradisional khas suku Batak ini membuat siapapun yang mencicipinya merasakan cita rasa yang berbeda dan unik.
Baca Selengkapnya