Peristiwa 5 Juni 1960: Kasus Pembunuhan Misterius di Danau Bodom
Merdeka.com - Pembunuhan Danau Bodom telah lama menjadi peristiwa misterius yang mengejutkan dan menarik perhatian banyak orang. Terjadi pada malam tanggal 5 Juni 1960 di Danau Bodom, dekat Helsinki, Finlandia, peristiwa ini mengguncang masyarakat dan menyisakan tanda tanya yang belum terjawab hingga hari ini.
Pada malam yang tragis itu, empat remaja yang tengah berkemah - Tuulikki Mäki, Seppo Boisman, Nils Gustafsson, dan Irmeli Björklund - menjadi korban serangan tak dikenal. Tiga di antaranya kehilangan nyawa dalam serangan yang mengerikan, sementara satu remaja, Nils Gustafsson, berhasil selamat dengan luka-luka serius.
Sejak saat itu, peristiwa pembunuhan Danau Bodom menjadi sorotan media dan pusat perhatian penyelidikan. Namun, meskipun upaya yang dilakukan untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa ini, kasus ini tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Kejadian itu mengudang perhatian yang kemudian neneknya keluar dari kamar.'Juga ditusuk oleh terduga pelaku saat keluar. (Urutannya) Bapaknya. Bapaknya, neneknya, baru ibunya,' ujar dia.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Dimana peristiwa itu terjadi? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Wirasaba, Adiarsa Timur, Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat, Minggu (21/7).
Terjadinya Pembunuhan
Sekitar dua puluh kilometer dari Helsinki terletak kota kecil Espoo, Finlandia. Kota itu terletak di dekat Danau Bodom, tempat yang sederhana dalam keindahannya yang tenang. Namun, pada tahun 1960, tiga pembunuhan menodai pesona danau tersebut selamanya.
Mengutip dari historicmysteries.com, empat remaja terdiri dari dua pasangan, mendirikan tenda di tepi Danau Bodom pada sore hari tanggal 5 Juni 1960. Mereka adalah Seppo Boisman (laki-laki) dan Tuulikki Mäki (perempuan), dan Nils Gustafsson (laki-laki) dan Irmeli Björklund (perempuan). Kedua laki-laki berusia 18 tahun, dan kedua perempuan berusia 15 tahun.
Pada pukul 22.30, kedua pasangan itu pergi tidur. Lalu, apa yang terjadi antara saat itu hingga keesokan paginya masih menjadi misteri. Tetapi sekitar pukul 11:00 pada tanggal 6 Juni, seorang pria yang sedang berenang di Danau Bodom membuat penemuan yang mengerikan. Dia menemukan apa yang tampak seperti empat mayat.
Seseorang telah menyerang para remaja melalui kain tenda mereka, menyebabkan tiga orang tewas dan satu orang hampir tidak sadarkan diri. Semuanya memiliki banyak luka memar, termasuk Nils Gustaffson yang masih hidup, ditemukan tergeletak di atas tenda bersama pacarnya Björklund. Baik Mäki dan Boisman terbaring mati di dalam. Tenda tampak tercabik-cabik, dan beberapa barang milik kelompok itu, terutama pakaian dan uang, tampak dicuri.
Misteri Semakin Dalam
allthatsinteresting.com
Polisi menemukan bahwa penyerangan terhadap kelompok tersebut terjadi antara pukul 04.00 hingga 06.00, kemungkinan besar dengan pisau dan benda tumpul. Namun, mereka tidak dapat menentukan senjata apa yang melukai ketiga korban secara fatal. Bahkan, polisi tidak pernah menemukan senjata pelaku pembunuhan.
Beberapa pakaian milik kelompok ditemukan berlumuran darah sekitar 500 meter dari lokasi pembunuhan, dan yang lebih aneh lagi adalah bahwa si pembunuh telah mencuri kunci sepeda motor Boisman, tetapi tidak mencuri kendaraan itu sendiri.
Polisi meminta militer untuk membantu mencari barang-barang yang hilang di daerah itu, meskipun sangat sedikit yang ditemukan. Pihak berwenang juga bertindak ceroboh dengan terhadap lokasi pembunuhan, dengan tidak sengaja membiarkan lokasi diinjak-injak oleh pers dan warga. Diyakini bahwa ini yang juga mengganggu beberapa bukti.
Tersangka
Polisi mencurigai banyak tersangka yang mungkin bertanggung jawab atas pembunuhan Danau Bodom, termasuk korban yang masih hidup, Nils Gustafsson.
Kepada polisi, Gustafsson mengklaim dirinya diserang lebih dulu. Dia mengatakan kepada polisi bahwa dia jadi tak sadarkan diri sehingga membuat si pembunuh mengira Gustafsson sudah mati saat dia menyerang anggota kelompok lainnya. Dia mengklaim bahwa dia melihat si pembunuh 'berpakaian hitam dan merah cerah.'
Banyak orang yang mengaku sebagai pembunuh Danau Bodom. Namun, semua yang mengaku terbukti berada di tempat lain pada malam pembunuhan terjadi. Beberapa di antaranya:
Pentti Soininen
Tersangka pertama, seorang penjahat bernama Pentti Soininen, yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut kepada sesama narapidana saat dia dipenjara pada pertengahan 1960-an.
Soininen memang tinggal di dekat lokasi pembunuhan. Namun, dia baru berusia empat belas tahun saat kejadian itu. Mustahil seorang anak berusia empat belas tahun dapat mengalahkan empat orang yang usianya hampir sama, apalagi melakukannya dan tidak meninggalkan jejak bukti.
Pada akhirnya, Pentti Soininen gantung diri pada 6 Juni 1969, di hari peringatan kesembilan pembunuhan tersebut.
Karl Valdemar Gyllstrom
Karl Valdemar Gyllstrom adalah tersangka yang dicurigai selanjutnya. Beberapa hari setelah pembunuhan, Gyllstrom terlihat sedang menuangkan beton ke dalam sumur di kebun belakangnya, yang diyakini beberapa orang mungkin dia membuang senjata bekas pembunuhan atau barang milik para korban. Anehnya, polisi tidak pernah menindaklanjuti insiden ini.
Istri Gyllstrom memberikan alibinya untuk malam pembunuhan tersebut, mengklaim bahwa Gyllstrom berada di tempat tidur sepanjang malam. Namun, pernyataan ini kemudian ditarik kembali, menyatakan bahwa suaminya mengancam akan membunuhnya jika dia melibatkannya dalam pembunuhan tersebut.
Beberapa penduduk setempat juga mengatakan mereka melihat Gyllstrom pulang ke rumah pada dini hari tanggal 6 Juni. Namun karena sifat kejam Gyllstrom, mereka terlalu takut untuk memanggil polisi. Kemungkinan keterlibatan Gyllstrom dalam kasus tersebut segera berakhir, karena mirip dengan Pentti Soininen, Gyllstrom juga bunuh diri pada tahun 1969.
Nils Wilhem Gustafson
Setelah kejadian tersebut, Nils Wilhelm Gustafsson menjalani kehidupan normal selama lebih dari empat puluh tahun. Dia menikah, memiliki dua anak, dan pensiun dari kehidupan kerja. Namun, pada tahun 2004, polisi Finlandia membuka kembali kasus tersebut berdasarkan penemuan bukti DNA baru.
Polisi menemukan sampel darah dari masing-masing korban di sepatu Gustafsson. Mereka juga memastikan bahwa pembunuhnya, siapa pun itu, memakai sepatu Gustafsson selama atau setelah pembunuhan.
Teori yang dikemukakan polisi adalah bahwa Gustafsson emosi karena cemburu atas insiden dengan pacar barunya, Irmeli Björklund. Tidak ada detail spesifik tentang mengapa Gustafsson emosi sedemikian rupa. Namun, pemeriksaan ulang atas kasus tersebut disahkan berdasarkan bukti baru dan kemungkinan motif.
Untuk menjelaskan mengapa Gustafsson juga menderita banyak luka, polisi berpendapat bahwa Gustafsson menikam dan membuat memar dirinya sendiri seolah-olah ada pelaku lain yang bertanggung jawab.
Namun pada bulan Oktober 2005, pengadilan membebaskan Gustafsson dari semua tuduhan, sehingga membuat identitas pembunuh yang sebenarnya masih menjadi misteri. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.
Baca SelengkapnyaDi situs dari Zaman Batu ini diperkirakan ada 200 kuburan.
Baca SelengkapnyaKorban diduga pelaku bunuh diri. Jasadnya ditemukan kemarin sekitar pukul 16.000 WIB.
Baca SelengkapnyaPolisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan ratusan kerangka manusia saat penggalian di Denmark.
Baca SelengkapnyaSetelah diautopsi, jenazah itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaUlik lebih jauh teori tentang area yang satu ini, yuk!
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilaporkan hilang oleh ibunya di kantor polisi sebelum ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.
Baca Selengkapnya