Sadis, ART di Jakarta Timur Disiksa Pakai Setrika Oleh Majikannya
Warga kadang mendengar suara rintihan dari rumah pelaku.
Warga kadang mendengar suara rintihan dari rumah pelaku.
Sadis, ART di Jakarta Timur Disiksa Pakai Setrika Oleh Majikannya
Lima Asisten Rumah Tangga (ART) menjadi korban penganiayaan oleh majikannya di Jalan Jatinegara Timur 2, Rawa Bunga, Jakarta Timur. Para korban pun sempat berupaya kabur.
Lokasi tersebut tepatnya berada di pinggiran jalan raya dengan ciri-ciri tembok hingga pagar rumah serba putih bernomor 8 RT 12 RW 02.
Pada bagian atas pagar rumah terpampang garis pembatas kepolisian di letakkan pada jeruji pagar. Selian itu, terpampang papan dokter gigi di rumah itu, atas nama Sukita Kurnia dan Santo Kurnia.
Menurut penuturan warga sekitar, Rosita (39) ada dua ART yang berupaya kabur dengan cara melompat dari pagar rumah pada Senin (12/2) sekitar pukul 2.30 dini hari.
"Dua (ART) lari minta tolong sama warga pasar loakan, satu lagi ke rumah pak RT tapi enggak nyaut," ujar Rosita saat ditemui merdeka.com, Selasa (13/2).
Rosita menyebut korban dianiaya dengan cara yang beragam. Salah satunya disetrika pada bagian tubuh korban. Bahkan ada juga salah satu ART mengalami luka parah di bagian kepala.
"Ada yang sampai disetrika (bagian badannya) itu pembantu yang masih di bawah umur 16 tahun. Terus satu lagi yang sempet kabur itu palanya bocor berdarah," ungkapnya.
Rosita mengaku tidak mengetahui secara jelas penyebab kelima ART itu jadi korban kekejian majikannya. Hanya saja dalam beberapa waktu memang kerap kali terdengar suara rintihan dari rumah pelaku.
"(Denger) Suara jeritan tapi enggak terlalu jelas di rumah itu (rumah pelaku) tapi enggak ada yang berani masuk," terangnya.
Singkat cerita, kelima ART itu dapat melarikan diri berkat bantuan warga sekitar yang mengerubungi rumah pelaku.
Masih di hari yang sama, pada malam harinya, kata Rosita pihak Dinas Sosial (Dinsos) setempat juga telah mendatangi rumah terduga pelaku. Hanya saja pelaku tidak kooperatif saat dimintai keterangan saat itu.
Bahkan terduga pelaku juga sempat mengancam pihak Dinsos.
"Sudah datenglah itu pihak Dinsos, mereka mau masuk tapi orang itu (pelaku) ngomel-ngomel enggak boleh masuk. Sampe ada ngancem ditanyain itu ke orang (Dinsos) 'kamu pangkatnya apa, biar nanti saya aduin ke pengacara saya'," cerita Rosita sambil meniru suara pelaku saat itu.
Rosita berharap agar tidak ada lagi warga yang berprilaku semena-mena seperti dan berharap pelaku dapat segera diproses secara hukum.