Perjuangan Dakwah Kiai di Cilacap Sulap Lokasi Prostitusi jadi Pondok Pesantren
Merdeka.com - Bagi seorang kiai atau pemuka agama, perjuangan dakwah tidaklah mudah. Selain harus ditunjang dengan ilmu agama yang tinggi, perlu kekuatan dan kesabaran yang disertai dengan rasa ikhlas dalam meniti jalan dakwah itu. Selain itu, masing-masing kiai punya cara dakwah dan sasaran umatnya masing-masing.
Di daerah Puncak, sekitar tiga kilometer arah timur laut dari Kota Majenang, Kabupaten Cilacap, terdapat kawasan prostitusi yang legendaris. Di sana, hampir 85 persen rumah jadi tempat prostitusi. Keberadaan lokasi prostitusi itu menjadi keprihatinan para ulama di Majenang. Salah satunya adalah KH Hizbullah Huda.
Karena menjadi tempat maksiat, pria yang akrab disapa Gus Huda itu berniat untuk berdakwah di tempat itu. Jalan dakwahnya menjadi buah bibir masyarakat karena dilakukan di tempat yang seharusnya. Namun ia tetap kukuh pada jalan dakwah yang dipilih.
-
Siapa yang termasuk pelaku zina muhsan? Zina muhsan adalah macam zina yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menikah.
-
Dimana Habib Ali Kwitang berdakwah? Tak hanya menyampaikan ilmu di wilayah Jakarta, ulama dengan nama lengkap Habib Ali bin Abdur Rahman bin Abdullah bin Muhammad al-Habsyi ini juga selalu menyempatkan untuk berdakwah ke pelosok-pelosok desa terpencil di wilayah sekitar ibu kota.
-
Di mana Sunan Kudus berdakwah? Sunan Kudus memilih Kudus sebagai tempat berdakwah terlamanya hingga bertahun-tahun.
-
Di mana Datuk Mujib menyebarkan ajaran Islam? Setelah kembali ke Indonesia, Datuk Mujib menyebarkan ajaran-ajaran Islam seperti Fikih, Tauhid, Akhlak, dan membacakan Maulid.
-
Siapa Habib Cikini sebenarnya? Sebenarnya siapa sosok ulama yang dikenal sebagai Habib Cikini ini? Berikut informasinya. Generasi Kedua Keturunan Arab di Nusantara Habib Cikini kabarnya merupakan keturunan kedua keturunan Arab di nusantara.
-
Kenapa Haji Ciut terkenal? Haji Ciut bahkan mendapatkan julukan crazy rich Kalimantan Selatan.
Lalu bagaimana perjuangan dakwah Gus Huda di kawasan prostitusi itu? Berikut selengkapnya:
Bukan Warga Asli Puncak
©2021 Liputan6.com
Meski melakukan perjuangan dakwah di kawasan Puncak, namun Gus Huda sesungguhnya bukan warga asli sana. Terlahir sebagai anak kiai, yaitu Kiai Imam Mahdy bin KH Maqsudy, Gus Huda kecil dikirim sang ayah untuk menuntut ilmu di pondok pesantren yaitu Ponpes Matlabul Anwar Salebu, Majenang, Ponpes An-Nur Cigulingharjo, Ponpes Cijantung, dan terakhir Ponpes At-Taujieh Al-Islamy, Leher.
Saat menuntut ilmu di Ponpes At-Taujieh, dia juga sekalian menempuh pendidikan tinggi di Universitas Wijayakusuma dan lulus sebagai sarjana hukum. Setelah mendapat banyak ilmu dan pengalaman, Gus Huda pulang kampung.
Ia meneruskan apa yang telah dilakukan ayahnya yaitu mengasuh pesantren dan mengembangkan dunia pendidikan. Saat itulah dia prihatin dengan kondisi kampung Puncak yang jadi tempat prostitusi. Diapun memutuskan untuk berdakwah di kalangan PSK.
Metode Dakwah ala Gus Huda
©2021 Liputan6.com
Selama berdakwah, Gus Huda mengedepankan amar ma’ruf serta komunikasi persuasif dengan melakukan pendekatan personal dan mengadakan kegiatan mujahadah yang diadakan secara rutin. Secara perlahan-lahan, kawasan Puncak yang sebelumnya menjadi tempat prostitusi kemudian berubah menjadi tempat ngaji.
Bahkan Gus Hud mendapat julukan sebagai “Kiai Puncak” yang menjadi simbol kiai-nya PSK dan mucikari. Mendapat julukan seperti itu, Gus Huda tidak mempersoalkannya.
“Kiprahnya yang gigih dan berani, menjadi bukti bahwa dakwahnya meneladani dan menginspirasi kami untuk meniti jalan kebaikan menuju ridho ilahi,” kata Kustiwa (55), warga Puncak yang telah hijrah dari seorang mucikari berkat dakwah Gus Huda.
Keberhasilan Dakwah Gus Huda
©2021 Liputan6.com
Secara perlahan-lahan, wajah kampung Puncak berubah sejak adanya dakwah yang dilakukan Gus Huda kepada para mucikari. Kini, di sana telah berdiri sebuah Madrasah Diniyah Awaliyah dan Wathoniyah, serta lembaga pendidikan formal Madrasah Ibtida’iyyah Al-Mahdi.
Kisah perjuangan dakwah Gus Huda ini terdengar oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, H. Imam Tobroni. Lewat akun sosmednya, dia memberi apresiasi perjuangan dakwah ulama Majenang itu.
“Saya mengenal Gus Huda sejak muda bersama. Tatkala saya tinggal 9 tahun di Majenang, saya sempat sowan ke abahnya, KH. Imam Mahdi untuk ngangsu kaweruh banyak hal, kini beliau telah mengubah wajah dunia kumuh, dunia hitam dengan pesona kebaikan dan pendidikan Islam. Selamat Gus. Terima kasih dan turut bangga. Dan sangat inspiratif bagi semuanya,” kata Imam dikutip dari Liputan6.com pada Minggu (31/1). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Baca SelengkapnyaTersangka menipu dengan mengaku sebagai kiai untuk mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku, mengetahui Padepokan Anti Galau dari media sosial.
Baca SelengkapnyaTindakan yang demikian adalah salah, terlepas dari siapapun yang melakukannya.
Baca SelengkapnyaDi Kecamatan Leuwimunding terdapat 12 pesantren, 16 masjid, dan juga 378 musala sebagai penunjang destinasi religi
Baca SelengkapnyaBanyak santrinya merupakan mantan penjahat dan pecandu narkoba.
Baca SelengkapnyaPangeran keturunan Majapahit ini lebih senang dekat dengan warga biasa. Bahkan, ia menyembunyikan identitasnya sebagai bangsawan di hadapan warga.
Baca SelengkapnyaUlama tersebut juga sempat mendirikan pesantren di Purwakarta
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin menuturkan, Pesantren Al Falah merupakan pabriknya para kiai. Dari sini lahir banyak kiai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaInformasi yang dihimpun menyebutkan, kiai yang dilaporkan ke polisi itu diketahui berinisal AM pengasuh pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaSosok Gus Iqdam sedang ramai disorot beberapa waktu terakhir karena kerap viral di sosial media. Berikut selengkapnya.
Baca Selengkapnya