Eksistensi Truk Kayu, Nostalgia Mainan Antik yang Melawan Zaman
Merdeka.com - Sebelum menjamurnya mainan impor berbahan plastik, anak-anak generasi 80an telah lebih dulu mengenal mainan tradisional. Terbuat dari kayu, dibuat oleh pengrajin dengan cara manual tanpa tersentuh mesin sedikitpun. Salah satunya ialah mainan truk kayu berbentuk kotak ini. Warna warni mainan unik ini telah mewarnai kegembiraan anak-anak zaman dulu.
Seolah menolak punah, mainan truk kayu ini masih diproduksi meskipun keberadaanya telah tergerus perkembangan zaman. Para pengrajin mainan truk kayu ini masih konsisten mempertahankan mainan truk kayu. Meski terkesan kuno nyatanya geliat pembuatan mainan truk kayu ini mampu menjadi ladang penghidupan mereka
Mainan truk kayu ini tetap eksis, membuat truk kayu ini berkesan unik di saat marak mainan berbahan plastik dari pabrik. Bentuknya khas, membuka ruang nostalgia generasi 80an hingga 90an.
-
Bagaimana anak-anak zaman Paleolitik membuat mainan? 'Keramik-keramik ini menunjukkan tingkat eksperimen, heterogenitas tekno-stilistika, dan non produktivitas yang lebih tinggi,' kata mereka, seperti dikutip dari laman IFLScience.
-
Apa ciri khas usaha kerajinan kayu mereka? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
-
Kenapa Sumarna banting setir jadi pembuat mainan kayu? Dia tak ingin berpangku tangan, dan kini sukses menjadi pembuat mainan kayu. Sudah tiga tahun terakhir Sumarna berhenti mengemudikan truk. Dia terdampak secara langsung akibat pandemi Covid-19.
-
Apa kegunaan kayu tertua itu? Kayu kuno tersebut memiliki bekas-bekas potongan yang menunjukan bahwa alat-alat batu telah digunakan untuk menggabungkan dua batang kayu besar dalam membuat struktur seperti platform, jalur, atau tempat tinggal tinggi untuk menjaga dari air.
-
Siapa yang mungkin membuat alat kayu itu? Para ahli menduga alat ini mungkin dibuat oleh Homo heidelbergensis atau bahkan nenek moyang manusia yang lebih tua.
-
Mengapa mainan tanah liat anak zaman Paleolitik mudah retak? Play-doh Banyak patung dan pecahan patung menunjukkan retakan yang merupakan ciri khas guncangan termal, yang mengindikasikan bahwa keramik seringkali dibakar sebelum benar-benar kering.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Itulah yang dilakukan Sunaryo dan beberapa warga lainnya di desa Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo. Mereka masih membuat miniatur mainan truk yang terbuat dari kayu. Peralatan yang digunakan bahkan jauh dari kata modern. Selaras dengan mainan mobil truk ini yang sangat antik.
Untuk membuat satu unit mainan truk kayu, hampir sepenuhnya menggunakan material kayu. Namun beberapa variasi menggunakan roda yang terbuat dari karet. Selain itu as roda menggunakan sebilah besi sebagai penopangnya.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Dengan teliti para pembuat mainan mobil truk kayu ini memasang roda ke tubuh mobil kayu. Truk kayu ini terdiri dari beberapa bagian yang sebelumnya telah dibuat pola. Terdapat bagian kepala, bak truk, dan bagian bawah truk. Semuanya disatukan menggunakan paku, yang diperkuat dengan lem kayu.
Kayu yang digunakan berasal dari sekitar Mojolaban. Jenis kayu yang dipakai juga beragam, tergantung kualitas yang ingin didapatkan. Ada yang menggunakan kayu mahoni, kayu jati, atau papan kayu multiplek. Namun kualitas terbaik jika menggunakan kayu jati. Terkenal kokoh, bahkan tahan banting jika dinaiki oleh anak-anak.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Benar saja, anak-anak yang membeli mainan truk kayu ini tidak segan akan menaikinya. Berimaji seolah mengendarai truk idaman mereka. Inilah mengapa bahan kualitas kayu yang disarankan ialah kayu yang kokoh. Meskipun menjadikan bobot truk kayu menjadi berat, namun kualitas tahan banting dan kuat bisa dihasilkan. Mainan truk kayu ini dapat melaju, selain dinaiki, cara memainkannya dengan mengaitkan tali di kepala truk kayu dan menariknya untuk dimainkan di tanah lapang.
Langkah finishing menjadi penentu penampilan akhir dari mainan truk kayu. Umumnya truk kayu dicat menggunakan warna merah. Namun kini warna-warni cat kayu diaplikasikan untuk lebih menarik perhatian anak-anak.
Tak hanya truk, para pengrajin mobil kayu mini ini juga membuat desain mobil lain. Seperti bus, mobil keluarga, hingga model mobil kendaraan perang. Para pengrajin juga tak segan untuk dimintai desain sesuai keinginan pelanggan. Mengingat, saking banyaknya jenis dan model mainan mobil-mobilan berbahan plastik.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Uniknya, harga mainan mobil truk mini ini terpaut jauh daripada mobil-mobilan dari plastik buatan pabrik. Satu unit mainan truk kayu ini biasa dijual Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Kualitas, ukuran, dan kerumitan menjadi patokan variasi harga.
Mainan truk kayu buatan warga Mojolaban ini bahkan telah memenuhi kebutuhan pasar Solo Raya hingga Yogyakarta. Pasar utamanya ialah masyarakat desa yang lumayan jauh dari modernitas.
Selain itu, mainan truk kayu ini mudah dijumpai di pasar rakyat seperti festival Sekaten atau perayaan keagamaan dan tradisi yang mengundang banyak orang. Perkembangan teknologi menuntut para pengrajin memasarkan truk kayu melalui sosial media dan marketplace. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mainan jadul tahun 80-90an sederhana tapi menyenangkan.
Baca SelengkapnyaSederet truk bawa muatan terlalu kecil, berujung lucu. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaBeberapa permainan tradisional Indonesia ini mulai terlupakan karena tergerus zaman.
Baca SelengkapnyaNenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan 500 artefak dari keramik di di lima situs arkeologi di Republik Ceko.
Baca SelengkapnyaPermainan kelereng sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSetiap orang tentu berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya.
Baca SelengkapnyaTangan dingin Bang Timan dapat menyulap limbah korek api jadi mainan "Hot Wheels".
Baca SelengkapnyaKonclong merupakan sebutan bagi permainan tradisional di Kampung Adat Dukuh, Garut Selatan.
Baca SelengkapnyaPara perajin payung lukis di Juwiring sudah banyak yang meninggal. Tak banyak generasi muda yang berminat meneruskannya.
Baca SelengkapnyaSosok Sumarno ini menginspirasi. Ia banting setir dari sopir jadi perajin miniatur.
Baca SelengkapnyaDulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Baca Selengkapnya