Hukum Puasa bagi Orang Sakit, Perlu Diketahui
Merdeka.com - Menunaikan puasa merupakan ibadah wajib yang perlu dilakukan oleh setiap umat Muslim. Di mana setiap bulan Ramadan, umat Muslim harus mengerjakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Bukan hanya menahan lapar dan dahaga, ibadah puasa ini juga mendorong umat Muslim untuk mengendalikan hawa nafsu mendapatkan kebaikan dari Allah.
Sebagai ibadah wajib, tentu tak ada alasan bagi umat Muslim untuk meninggalkan puasa di bulan Ramadan. Namun terdapat beberapa golongan orang yang diperbolehkan tidak berpuasa, seperti perempuan yang sedang mengalami menstruasi atau nifas. Selain itu, orang yang sakit juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa jika kondisi fisik tidak memungkinkan.
Meskipun begitu, terdapat hukum puasa bagi orang sakit yang berlaku secara khusus. Tidak serta merta, orang yang sakit bisa meninggalkan ibadah puasa Ramadan begitu saja. Melainkan terdapat beberapa syarat dan konsekuensi yang harus dilakukan.
-
Apa hukum puasa Ramadhan? Hukum puasa Ramadhan bagi umat Islam yaitu wajib. Terutama bagi umat Islam yang sudah memenuhi beberapa persyaratan. Seperti:Suci Berakal sehatSudah baligh atau pubertasSehat jasmani dan rohani
-
Apa saja kondisi yang mengharuskan mengganti puasa Ramadhan? Kondisi-kondisi yang mengharuskan seseorang untuk mengqada puasa Ramadhan meliputi sakit yang menyebabkan seseorang tidak mampu untuk berpuasa selama bulan Ramadhan, serta pelaksanaan ibadah haji yang mengharuskan seseorang untuk mengerjakan qadha puasa yang tertinggal selama bulan Ramadhan. Selain itu, juga termasuk wanita hamil atau menyusui yang harus mengganti puasa yang tidak dijalankan selama bulan Ramadhan karena kondisi kesehatan mereka.
-
Kenapa orang harus berpuasa? Puasa adalah momen untuk menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada-Nya.
-
Siapa yang boleh tidak puasa? Meskipun hukum puasa Ramadhan adalah wajib, namun ada golongan orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan ibadah puasa Ramadhan.
-
Gimana cara menjaga kesehatan saat puasa? Selain itu, waktu sahur juga perlu diperhatikan. Disarankan untuk sahur sesuai dengan waktu yang ditentukan agar puasa dapat berjalan lancar hingga waktu berbuka. 'Kalau sahur jam 12 malam artinya waktu puasanya lebih dari 16 jam. Itu pasti lemas di siang hari karena puasa melebihi waktu seharusnya sekitar 14 jam,' katanya.
-
Kenapa orang Islam harus berpuasa? Puasa merupakan salah satu ibadah bagi umat Islam. Di mana saat berpuasa, umat Islam harus bisa menahan haus, lapar dan hawa nafsunya.
Konsekuensi ini dapat berupa kewajiban untuk mengganti puasa di kemudian hari atau membayar fidyah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam hukum Islam. Dengan begitu, penting bagi umat Muslim untuk memahami dengan baik bagaimana hukum puasa bagi orang sakit selama bulan Ramadan.
Melansir dari NU Online, berikut kami rangkum penjelasan hukum puasa bagi orang sakit yang perlu Anda ketahui.
Dalil dan Hukum Puasa bagi Orang Sakit
Dalam aturan puasa wajib yang dilakukan setiap bulan Ramadan, terdapat kelonggaran khusus yang diberikan pada orang sakit. Aturan ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 183 sampai 184. Dalam dua ayat ini, Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Itulah yang lebih baik baginya, dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Dari dua ayat tersebut dapat dipahami, bahwa Allah memperbolehkan orang sakit untuk tidak berpuasa, atau menganjurkan untuk segera berbuka ketika mengalami kondisi tubuh yang sakit. Namun, wajib baginya untuk mengganti puasa di kemudian hari, sebanyak jumlah puasa yang ditinggalkan pada bulan Ramadan.
Sedangkan, bagi orang sakit yang berat atau tidak memungkinkan untuk mengganti puasa tersebut, maka bisa dengan membayar fidyah. Fidyah yang dimaksud adalah memberi makan orang miskin dengan niat tulus dan ikhlas hanya kepada Allah.
Ketentuan Orang Sakit yang Diperbolehkan Tidak Puasa
Setelah memahami hukum puasa bagi orang sakit, selanjutnya tentu muncul pertanyaan kriteria sakit seperti apa yang diperbolehkan dalam hal ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para ulama ahli fiqih memberikan batasan tentang kriteria sakit yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Sakit yang dimaksud adalah ketika seseorang tidak mampu secara fisik menunaikan puasa, terutama jika tetap menjalankan puasa, maka penyakitnya akan bertambah parah, atau memperlambat masa penyembuhan.
Selain itu, kriteria sakit yang memperoleh dispensasi tidak berpuasa di bulan Ramadan adalah sakit yang mengakibatkan kerusakan fungsi organ tubuh, cacat, atau meninggal pada seseorang. Dalam kondisi ini, maka wajib bagi orang tersebut untuk tidak berpuasa demi kesehatan dan keselamatan nyawa.
Aturan ini sesuai dengan tujuan pokok syariat, yaitu hifdzun nafs yang artinya menjaga keselamatan diri. Sehingga wajib bagi umat Muslim untuk menjaga dan mengutamakan keselamatan diri demi kebaikan, termasuk ketika menunaikan ibadah puasa dapat memengaruhi kesehatan seseorang.
Meskipun begitu, tetap pada dalil yang telah disebutkan sebelumnya. Jika seseorang dalam keadaan sehat di kemudian hari dan mampu berpuasa, maka wajib baginya untuk membayar utang puasa yang ditinggalkan. Sedangkan bagi orang yang mempunyai kondisi penyakit kronis sehingga tetap tidak memungkinkan untuk mengganti puasa, maka bisa dengan membayar fidyah sejumlah puasa yang ditinggalkan.
Ini termasuk aturan dasar yang perlu dipahami oleh setiap umat Muslim. Sehingga jika sewaktu-waktu mengalami sakit saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, maka tidak lagi bingung dan bertanya-tanya seperti apa hukumnya dan langkah apa yang bisa dilakukan.
(mdk/ayi)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut bacaan niat puasa ganti Ramadhan beserta dasar hukum dan ketentuannya yang wajid diketahui.
Baca SelengkapnyaSebelum menunaikan ibadah puasa Ramadhan, sebaiknya umat Islam memahami terlebih dahulu hukum puasa Ramadhan itu sendiri.
Baca SelengkapnyaBacaan niat puasa qadha untuk mengganti utang puasa di bulan Ramadhan.
Baca SelengkapnyaMelaksanakan shalat Jumat adalah kewajiban bagi semua Muslim. Namun bolehkan kita meninggalkan shalat Jumat bila bila kita sedang menjaga orang sakit?
Baca SelengkapnyaPuasa qadha Ramadhan perlu dipenuhi dengan baik sebab ibadah wajib.
Baca SelengkapnyaMengganti puasa Ramadhan ini juga bisa disebut dengan puasa Qadha. Layaknya puasa lainnya, ada niatan puasa ganti Ramadhan yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaBerikut doa berbuka puasa qadha Ramadhan lengkap dengan ketentuannya.
Baca SelengkapnyaSebelum melaksanakan puasa qadha, penting untuk melafalkan bacaan niatnya pada malam hari atau sebelum subuh.
Baca SelengkapnyaImam Bukhari merujuk pada hadis yang menyatakan bahwa membayar hutang puasa dapat dilakukan mulai dari bulan Syawal hingga Sya'ban.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pasien diabetes tetap bisa berpuasa di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaBagi yang berhalangan menjalankan puasa Ramadhan, wajib hukumnya untuk mengganti puasa tersebut. Oleh karena itu, penting untuk tahu bacaan niat qadha puasa.
Baca SelengkapnyaRukun puasa mencakup serangkaian aturan dan tata cara yang harus diikuti secara sungguh-sungguh dan ikhlas.
Baca Selengkapnya