5 Fakta Menarik tentang Selokan Mataram di Jogja, Unik
Merdeka.com - Selain identik dengan tugu dan Gunung Merapi, Kota Yogyakarta memiliki tempat ikonik lain bernama Selokan Mataram. Selokan Mataram sendiri merupakan saluran irigasi buatan yang sudah ada sejak zaman penjajahan. Keberadaannya sangat mudah ditemui, karena membentang di tengah-tengah Kota Jogja.
Saat ini saluran air tersebut menjadi tanggungjawab dan dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Terdapat sejumlah fakta menarik dari Selokan Mataram. Salah satunya adalah alasan pembangunannya yang diketahui merupakan taktik Sultan Hamengkubuono IX untuk menyelamatkan rakyat dari kejamnya kerja paksa Romusha oleh Jepang saat berkuasa di Yogyakarta. Berikut 5 fakta menariknya
-
Apa yang dirancang Sri Sultan Hamengku Buwono I di Keraton Yogyakarta? Arsitektur dari Keraton Yogyakarta juga sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bahkan, semua hiasan dan juga tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang tinggi.
-
Apa yang menjadi dasar pendirian Kesultanan Yogyakarta? Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian politik yang mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa.
-
Bagaimana Sultan HB X menanggapi pernyataan Ade Armando tentang dinasti politik di Yogyakarta? Sultan HB X juga menyampaikan dalam pertemuannya dengan Raja Juli tak membahas tentang permasalahan Ade Armando. politikus PSI yang viral karena mempersoalkan dinasti politik di pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Gak membicarakan itu (soal Ade Armando). Saya enggak tahu kalau itu Sekjen (PSI). Baru ketemu juga," tutup Sultan HB X.
-
Bagaimana Sultan Agung mempertahankan kekuasaannya? Pada masa awal pemerintahannya, Sultan Agung menghadapi tantangan dari pemberontakan dan konflik internal. Ia mengambil tindakan tegas untuk mengamankan tahtanya dan menghilangkan potensi pesaing.
-
Kapan Kesultanan Yogyakarta didirikan? Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian politik yang mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa.
-
Mengapa Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah ke Yogyakarta? Setelah itu, nama Yogyakarya sebagai ibu kota kerajaannya menjadi lebih populer.
Membentang di Tengah-Tengah Kota Jogja
©2022 indonesia.go.id/Merdeka.com
Keberadaan Selokan Mataram sendiri mudah dikenali karena keberadaannya yang membelah Kota Jogja sejauh 30,8 kilometer.
Untuk hulunya berada di Sungai Progo - Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan hilirnya berlokasi di Tempuran, Sungai Opak, Randugunting, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Di area bendungan didesain secara berundak mirip tangga, dan berfungsi sebagai jalur inspeksi petugas pemantau. Bendungan tersebut dibuat pada tahun 1909 dan menjadi pertemuan dari dua saluran irigasi.
Di Sungai Progo juga menjadi hulu dari Selokan Mataram II yang dulunya bernama Van Der Wijck, dan membentang sejauh 17 kilometer.
Ada Kincir Air untuk Tenaga Listrik Dusun Setempat
Di salah satu bantaran kawasan hulu sungai, terdapat unit kincir kecil sebagai sumber pembangkit listrik mikrohidro. Menariknya, pembangkit tersebut digunakan untuk kebutuhan listrik di dusun setempat.
Selain itu, menurut peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Fajar Sulistyo dalam "Selokan Mataram, Dalam Cerita dan Fakta" terdapat sebuah terowongan panjang di sekitar hulu sungai dengan panjang 979 meter.
Selokan yang melintasi dari ujung barat Sleman hingga paling timurnya itu memiliki ukuran yang semakin melebar ke hulu. Untuk ukuran lebarnya sendiri antara 2 sampai 6 meter dan mampu mengairi 15.734 hektare persawahan di sepanjang alirannya.
Bagi yang penasaran, sungai kecil yang berada di kawasan Bulaksumur, Kampus UGM merupakan penampakan Selokan Mataram yang membentang di tengah kota.
Perubahan Sungai Semakin Tampak
Keberadaan Selokan Mataram terus berubah dari waktu ke waktu. Berdasarkan catatan dari Guru Besar Teknik Sipil UGM, Budi Santosa Wignyosukarto, perubahan tata ruang terjadi karena didirikannya sejumlah pemukiman hingga industri di sekitar sungai.
"Ada perubahan tata guna lahan pertanian menjadi permukiman maupun industri. Terjadinya kerusakan jaringan saluran tersier, serta air tanah yang semakin susut. Di samping itu terjadi lonjakan populasi dan pengaruh perubahan iklim," tuturnya.
Pernyataan ini turut didukung oleh penelitian dari akademisi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro tahun 2015, di mana pada tahun 1980 kawasan di pinggir sungai adalah persawahan, kebun, dan ladang.
Namun sepuluh tahun berselang, kondisinya kian berubah dengan adanya kampus, permukiman warga, pertokoan, hingga usaha dan jasa. Sampai tahun 2005 mencapai 175 unit bangunan yang berdiri di sana.
Usaha perbaikan dan perawatan sepanjang aliran akhirnya terus dijalankan oleh BBWS-SO dengan secara berkala melakukan pengurasan semak belukar hingga rumput di sekitar aliran sungai agar tidak terjadi kondisi tanggap darurat yang pernah berlangsung di tanggal 9 Desember 2021 lalu.
Saat itu, tanggul Selokan Mataram di Cabeyan, Desa Bligo, jebol akibat tak kuat menahan besarnya debit air di musim hujan yang turun secara terus-menerus.
Selokan Mataram Jadi Siasat Sultan Selamatkan Warga dari Romusha
Fakta menarik lain dari Selokan Mataram adalah ketika Sultan Hamengkubuono ke IX beserta warga Jogja lainnya merasa resah akan kedatangan tentara Jepang. Keresahan sendiri dipicu oleh diberlakukannya sistem kerja paksa Romusha di daerah-daerah yang lebih dahulu didatangi Jepang.
Untuk melindungi rakyatnya dari pekerjaan kejam itu, sultan kemudian bersiasat agar warganya tidak terdampak kerja paksa. Sultan mengusulkan kepada Jepang agar dirinya bisa memakmurkan masyarakatnya terlebih dahulu sehingga bisa membantu melawan sekutu.
Ia sempat mengungkapkan kondisi rakyatnya yang sangat miskin dengan tanah yang gersang dan tak bisa ditanami. Sehingga dibutuhkan pembuatan saluran air agar kebutuhan sumber daya keperluan Jepang bisa dipenuhi
Usulan itu dipenuhi Jepang, hingga akhirnya masyarakat Yogyakarta terbebas jerat Romusha karena teralihkan oleh siasat sultan untuk melindungi rakyat.
Selokan Mataram Pernah Diramalkan oleh Raja Kediri Ratusan Tahun Sebelumnya
Penyatuan dua sungai di tanah Mataram ini konon terinspirasi dari Sunan Kalijaga yang pernah menyebut jika masyarakat Mataram akan Makmur jika Sungai Progo dan Opak disatukan melalui sambungan aliran.
Bahkan ratusan tahun sebelum keberadaannya di tahun 1588, Raja Joyoboyo dari Kerajaan pernah meramalkan, penyatuan dua sungai di tanah Mataram akan memberikan kemakmuran pada rakyatnya.
Melansir dari laman Indonesia, dalam buku yang ditulis oleh Suherman ‘Selokan Mataram dalam Perspektif Sejarah Loka’l yang terbit pada 2018 kondisi ini nyata terjadi di mana setelah pemimpin Kerajaan Kediri yang berkuasa pada 1135-1159 itu meramalkan demikian. Bahwa tanah di Mataram seketika subur setelah dibangun sebuah saluran.
Sebelumnya masyarakat hanya bisa makan gaplek dan bertani singkong. Padahal rencana pembangunan Selokan Mataram hanya untuk mengalihkan perhatian Jepang agar tidak sembarangan memperlakukan rakyatnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istana itu hingga kini menjadi tempat menginap tamu-tamu besar yang berkunjung ke Yogyakarta
Baca SelengkapnyaDalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.
Baca SelengkapnyaStasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejak awal pembangunannya, gereja itu memang dikhususkan untuk masyarakat katolik Jawa.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaPutra Sumatera Utara ini dulunya sempat berkarier di dunia jurnalistik serta memimpin beberapa media pers semenjak masa kolonial hingga kemerdekaan RI.
Baca SelengkapnyaPertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
Baca SelengkapnyaDi masa itu, tukang parkir jadi profesi formal layaknya para petugas berwenang yang berseragam.
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca Selengkapnya