Jejak Kiai Sadrach di Gereja Karangjoso, Bentuk Akulturasi Budaya Kristen dan Jawa
Merdeka.com - Gereja Kristen Jawa (GKJ) Karangjoso terletak di Desa Langenrejo, Kecamatan Butuh, Purworejo. Gereja itu didirikan pada tahun 1871. Pendirinya, Kiai Sadrach Soeropranoto, merupakan seorang guru spiritual yang disegani pada masanya. Tak hanya oleh masyarakat pribumi yang tinggal di desa-desa, Kiai Sadrach juga disegani oleh tokoh-tokoh zending Belanda yang bertugas di Pulau Jawa pada saat itu.
Gereja Karangjoso memang tampak berbeda dibandingkan dengan gereja-gereja kebanyakan. Tak hanya struktur bangunannya yang bernuansa Jawa, namun bentuk-bentuk kesenian Jawa juga dimainkan baik pada saat peribadatan maupun upacara peringatan hari besar.
Keberadaan gereja itu merupakan bentuk akulturasi budaya Jawa dan ajaran Kristen yang masih tersisa hingga saat ini. Berikut selengkapnya:
-
Siapa guru rohani Kartosoewirjo di Bojonegoro? Mengutip buku Darul Islam dan S.M. Kartosoewirjo karya Holk H. Deengel (Pustaka Sinar Harapanm 1995), Kartosoewirjo mengenal guru rohaninya yang bernama Notodiharjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti alur pemikiran Muhammadiyah.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Jatisobo? Masjid Agung Jatisubo merupakan salah satu masjid tertua di Sukoharjo, Jawa Tengah. Mengutip Alif.id, tempat ibadah ini dibangun atas perintah Sunan Pakubuwana IV yang saat itu memerintah Keraton Surakarta.
-
Siapa yang membangun Gereja Sidang Kristus? Berdasarkan catatan sejarah, Gereja Sidang Kristus didirikan oleh para penyebar agama Kristen Belanda tahun 1911 dengan nama awal Gereja Protestan (Protestansche Kerk).
-
Siapa yang membangun Gereja Merah Kediri? Prasasti batu pualam di dinding sebelah kiri pintu masuk menyebutkan, peletakan batu pertama gereja dilakukan oleh DS. J.A Broers.
-
Kapan Gereja Kristen Pasundan dibangun? Gereja ini diperkirakan dibangun pada tahun 1788 Di pusat Kota Cirebon, terdapat sebuah gereja yang usianya sudah lebih dari dua abad. Namanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.
Masjidnya Orang Kristen
©YouTube/Bina Budaya
Sugeng Sugiarto, Pengelola Padepokan Kiai Sadrach mengatakan bahwa Kiai Sadrach pada awalnya berasal dari latar belakang rakyat biasa. Bahkan riwayat orang tuanya tidak diketahui.
Namun saat besar, Sadrach menjadi seorang pengkabar Injil secara Jawa dengan metodenya sendiri. Untuk memperlancar misinya, ia membangun sebuah Gereja di Karangjoso.
“Karena sebagian besar pengikut Kiai Sadrach itu dari golongan orang-orang kebatinan, para santri, orang-orang berilmu, jadi kalau mau ibadah di gereja, dia menyebutnya, ’ayo ibadah ke masjidnya orang Kristen. Jadi dia menyebutnya saat itu masjid gereja,” kata Sugeng, mengutip dari film dokumenter Wewarah Sadrach yang diunggah akun YouTube Bina Budaya.
Peninggalan di Pendopo Kiai Sadrach
©YouTube/Bina Budaya
Tepat di depan Gereja Karangjoso, terdapat sebuah pendopo yang dulunya menjadi tempat tinggal Kiai Sadrach. Di sana tersimpan peninggalan-peninggalan Sadrach dalam misinya menyebarkan ajaran Kristen. Beberapa peninggalannya antara lain, kumpulan tembang-tembang, keris, serta sisa-sisa bagian bangunan yang masih terjaga keasliannya hingga kini.
“Melihat kondisi Kiai Sadrach dengan peninggalan-peninggalannya, pasti berpikir ini agamanya apa? Karena unsur Jawanya ada, Hindu-Budhanya ada, dan Islamnya juga ada,” kata Petrus Sumardiyanto, Pendeta GKJ Pituruh.
Kristen yang Merdeka
©YouTube/Bina Budaya
Sugeng mengatakan bahwa dalam menyebarkan ajarannya, Kiai Sadrach mengajarkan pada para pengikutnya tentang Kristen yang merdeka, yaitu umat Kristen yang terbebas dari aturan-aturan yang diberikan oleh zending dari Belanda.
“Jadi cara-cara yang dipakai oleh Sadrach itu sedikit banyak masih menggunakan tata cara kejawen. Itu yang menurut kacamata orang Belanda sangat asing. Jadi mereka beranggapan bahwa seorang Jawa yang menggunakan Bahasa Jawa, adalah klenik. Jadi mereka menganggapnya Kristen yang sesat,” kata Sugeng.
Berdiri Sejajar dengan Orang Belanda
©YouTube/Bina Budaya
Di Gereja Karangjoso, ada sebuah tanda salib yang bentuknya unik. Sugeng mengatakan, tanda salib itu merupakan persilangan antara panah pasopati dengan senjata cakra. Keduanya merupakan senjata pamungkas yang digunakan dua tokoh pewayangan, Kresna dan Arjuna.
Sementara di dalam pendoponya, ada foto Sadrach bersama sesama rekan-rekan pendeta yang menyebarkan ajaran Kristen di Jawa. Hampir semuanya berasal dari Belanda, kecuali Sadrach dan seorang rekannya lagi yang bernama Yotam yang merupakan orang Jawa.
“Sebenarnya ada foto Sadrach dengan Jacob Wilhem duduk satu meja. Tapi itu dibredel di Belanda karena dianggap melecehkan, kok bisa orang Jawa duduk bareng dengan para pembesar Belanda,” kata Sugeng, mengutip dari film dokumenter Wewarah Sadrach. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebaran ajaran Kristen di wilayah Baki, Sukoharjo sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata sekitar tahun 1860
Baca SelengkapnyaDesa Buluh Awar memegang peranan penting dalam penyebaran Agama Kristen Protestan yang ada di wilayah Karo.
Baca SelengkapnyaGereja ini jadi saksi perkembangan agama Kristen di Indramayu.
Baca SelengkapnyaSaat ini GKI Purbalingga melayani 560 orang. Dalam setahun, ada 10-15 orang yang dibaptis di sana.
Baca SelengkapnyaKampung di Jombang ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama kristen di Jawa. Miris, kompleks makamnya kini dipenuhi semak belukar.
Baca SelengkapnyaNamanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.
Baca SelengkapnyaIa adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik
Baca SelengkapnyaPenetapan oleh kementerian ini dilakukan berdasarkan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaPaulus Tosari adalah murid Coenraad Laurens Coolen. Sang guru dikenal dengan sebutan Rasul Suku Jawa.
Baca SelengkapnyaSejak awal pembangunannya, gereja itu memang dikhususkan untuk masyarakat katolik Jawa.
Baca SelengkapnyaTempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.
Baca Selengkapnya