Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jejak Kiai Sadrach di Gereja Karangjoso, Bentuk Akulturasi Budaya Kristen dan Jawa

Jejak Kiai Sadrach di Gereja Karangjoso, Bentuk Akulturasi Budaya Kristen dan Jawa Peninggalan Kyai Sadrach di Gereja Karangjoso. ©YouTube/Bina Budaya

Merdeka.com - Gereja Kristen Jawa (GKJ) Karangjoso terletak di Desa Langenrejo, Kecamatan Butuh, Purworejo. Gereja itu didirikan pada tahun 1871. Pendirinya, Kiai Sadrach Soeropranoto, merupakan seorang guru spiritual yang disegani pada masanya. Tak hanya oleh masyarakat pribumi yang tinggal di desa-desa, Kiai Sadrach juga disegani oleh tokoh-tokoh zending Belanda yang bertugas di Pulau Jawa pada saat itu.

Gereja Karangjoso memang tampak berbeda dibandingkan dengan gereja-gereja kebanyakan. Tak hanya struktur bangunannya yang bernuansa Jawa, namun bentuk-bentuk kesenian Jawa juga dimainkan baik pada saat peribadatan maupun upacara peringatan hari besar.

Keberadaan gereja itu merupakan bentuk akulturasi budaya Jawa dan ajaran Kristen yang masih tersisa hingga saat ini. Berikut selengkapnya:

Masjidnya Orang Kristen

peninggalan kyai sadrach di gereja karangjoso

©YouTube/Bina Budaya

Sugeng Sugiarto, Pengelola Padepokan Kiai Sadrach mengatakan bahwa Kiai Sadrach pada awalnya berasal dari latar belakang rakyat biasa. Bahkan riwayat orang tuanya tidak diketahui.

Namun saat besar, Sadrach menjadi seorang pengkabar Injil secara Jawa dengan metodenya sendiri. Untuk memperlancar misinya, ia membangun sebuah Gereja di Karangjoso.

“Karena sebagian besar pengikut Kiai Sadrach itu dari golongan orang-orang kebatinan, para santri, orang-orang berilmu, jadi kalau mau ibadah di gereja, dia menyebutnya, ’ayo ibadah ke masjidnya orang Kristen. Jadi dia menyebutnya saat itu masjid gereja,” kata Sugeng, mengutip dari film dokumenter Wewarah Sadrach yang diunggah akun YouTube Bina Budaya.

Peninggalan di Pendopo Kiai Sadrach

peninggalan kyai sadrach di gereja karangjoso

©YouTube/Bina Budaya

Tepat di depan Gereja Karangjoso, terdapat sebuah pendopo yang dulunya menjadi tempat tinggal Kiai Sadrach. Di sana tersimpan peninggalan-peninggalan Sadrach dalam misinya menyebarkan ajaran Kristen. Beberapa peninggalannya antara lain, kumpulan tembang-tembang, keris, serta sisa-sisa bagian bangunan yang masih terjaga keasliannya hingga kini.

“Melihat kondisi Kiai Sadrach dengan peninggalan-peninggalannya, pasti berpikir ini agamanya apa? Karena unsur Jawanya ada, Hindu-Budhanya ada, dan Islamnya juga ada,” kata Petrus Sumardiyanto, Pendeta GKJ Pituruh.

Kristen yang Merdeka

peninggalan kyai sadrach di gereja karangjoso

©YouTube/Bina Budaya

Sugeng mengatakan bahwa dalam menyebarkan ajarannya, Kiai Sadrach mengajarkan pada para pengikutnya tentang Kristen yang merdeka, yaitu umat Kristen yang terbebas dari aturan-aturan yang diberikan oleh zending dari Belanda.

“Jadi cara-cara yang dipakai oleh Sadrach itu sedikit banyak masih menggunakan tata cara kejawen. Itu yang menurut kacamata orang Belanda sangat asing. Jadi mereka beranggapan bahwa seorang Jawa yang menggunakan Bahasa Jawa, adalah klenik. Jadi mereka menganggapnya Kristen yang sesat,” kata Sugeng.

Berdiri Sejajar dengan Orang Belanda

peninggalan kyai sadrach di gereja karangjoso

©YouTube/Bina Budaya

Di Gereja Karangjoso, ada sebuah tanda salib yang bentuknya unik. Sugeng mengatakan, tanda salib itu merupakan persilangan antara panah pasopati dengan senjata cakra. Keduanya merupakan senjata pamungkas yang digunakan dua tokoh pewayangan, Kresna dan Arjuna.

Sementara di dalam pendoponya, ada foto Sadrach bersama sesama rekan-rekan pendeta yang menyebarkan ajaran Kristen di Jawa. Hampir semuanya berasal dari Belanda, kecuali Sadrach dan seorang rekannya lagi yang bernama Yotam yang merupakan orang Jawa.

“Sebenarnya ada foto Sadrach dengan Jacob Wilhem duduk satu meja. Tapi itu dibredel di Belanda karena dianggap melecehkan, kok bisa orang Jawa duduk bareng dengan para pembesar Belanda,” kata Sugeng, mengutip dari film dokumenter Wewarah Sadrach. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah GKJ Baki Sukoharjo, Konsisten Pertahankan Nilai-nilai Budaya Jawa Sejak Zaman Kolonial Sampai Sekarang
Sejarah GKJ Baki Sukoharjo, Konsisten Pertahankan Nilai-nilai Budaya Jawa Sejak Zaman Kolonial Sampai Sekarang

Penyebaran ajaran Kristen di wilayah Baki, Sukoharjo sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata sekitar tahun 1860

Baca Selengkapnya
Kisah Desa Buluh Awar di Deli Serdang dan Berdirinya Gereja Berusia 134 Tahun, Dulu Pusat Penyebaran Agama Kristen
Kisah Desa Buluh Awar di Deli Serdang dan Berdirinya Gereja Berusia 134 Tahun, Dulu Pusat Penyebaran Agama Kristen

Desa Buluh Awar memegang peranan penting dalam penyebaran Agama Kristen Protestan yang ada di wilayah Karo.

Baca Selengkapnya
Bergaya Kuno, Ini Kisah Gereja Kristen Indramayu yang Usianya Sudah Ratusan Tahun
Bergaya Kuno, Ini Kisah Gereja Kristen Indramayu yang Usianya Sudah Ratusan Tahun

Gereja ini jadi saksi perkembangan agama Kristen di Indramayu.

Baca Selengkapnya
Gereja Ini Menjadi Titik Awal Penyebaran Kristen di Purbalingga, Begini Kisahnya
Gereja Ini Menjadi Titik Awal Penyebaran Kristen di Purbalingga, Begini Kisahnya

Saat ini GKI Purbalingga melayani 560 orang. Dalam setahun, ada 10-15 orang yang dibaptis di sana.

Baca Selengkapnya
Kampung Ini Dulu Pusat Agama Kristen yang Penduduknya Fasih Bahasa Belanda, Kini Terabaikan Penuh Semak Belukar
Kampung Ini Dulu Pusat Agama Kristen yang Penduduknya Fasih Bahasa Belanda, Kini Terabaikan Penuh Semak Belukar

Kampung di Jombang ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama kristen di Jawa. Miris, kompleks makamnya kini dipenuhi semak belukar.

Baca Selengkapnya
Gereja di Cirebon Ini Usianya Sudah Lebih dari Dua Abad, Begini Penampakannya
Gereja di Cirebon Ini Usianya Sudah Lebih dari Dua Abad, Begini Penampakannya

Namanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosrodiningrat, Anak Bangsawan Solo yang Terkenal Cerdas dan Visioner
Mengenal Sosrodiningrat, Anak Bangsawan Solo yang Terkenal Cerdas dan Visioner

Ia adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik

Baca Selengkapnya
Gereja Puhsarang Kini Jadi Cagar Budaya
Gereja Puhsarang Kini Jadi Cagar Budaya

Penetapan oleh kementerian ini dilakukan berdasarkan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Masjid Agung Ponorogo, Dulunya Musala Tempat Ulama Bersembunyi dari Kekejaman Kolonial Belanda
Mengunjungi Masjid Agung Ponorogo, Dulunya Musala Tempat Ulama Bersembunyi dari Kekejaman Kolonial Belanda

Sebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci

Baca Selengkapnya
Sosok Paulus Tosari Penginjil Besar Pribumi, Populerkan Agama Kristen melalui Tembang Jawa
Sosok Paulus Tosari Penginjil Besar Pribumi, Populerkan Agama Kristen melalui Tembang Jawa

Paulus Tosari adalah murid Coenraad Laurens Coolen. Sang guru dikenal dengan sebutan Rasul Suku Jawa.

Baca Selengkapnya
Fakta Sejarah Gereja Bintaran, Tempat Peribadatan Umat Nasrani Pribumi Pertama di Yogyakarta
Fakta Sejarah Gereja Bintaran, Tempat Peribadatan Umat Nasrani Pribumi Pertama di Yogyakarta

Sejak awal pembangunannya, gereja itu memang dikhususkan untuk masyarakat katolik Jawa.

Baca Selengkapnya
Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini

Tempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.

Baca Selengkapnya