Kisah Hidup Kiai Sadrach, Penginjil Tanah Jawa yang Disegani Belanda
Merdeka.com - Perkembangan agama Kristen di Indonesia tak bisa lepas dari datangnya para misionaris dari Eropa pada zaman Hindia Belanda. Perkembangan ajaran itu semakin masif terutama sepanjang abad ke-19.
Namun misi mereka di Hindia Belanda tidak membawa banyak keberhasilan. Jumlah penduduk yang berhasil mereka kristenkan masih sangat sedikit dan tidak sesuai ekspektasi. Hingga akhirnya muncul seorang pribumi bernama Kiai Sadrach.
Dengan membawa misi menyebarkan ajaran Kristen, Sadrach berkeliling wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya dan menyebarkan ajaran tersebut pada masyarakat di desa-desa. Metodenya berhasil. Bahkan pada tahun 1898, jumlah pengikutnya mencapai lebih dari 7.000 orang.
-
Siapa yang menyebarkan Kristen di Tanah Batak? Masuknya agama kristen di Tanah Batak ini tak lepas dari peran dan perjuangan seorang misionaris bernama Ludwig Ingwer Nommensen.
-
Siapa penginjil Jawa yang menyebarkan ajaran Kristen di Baki? Namun aktivitas penyebaran ajaran Kristen di wilayah itu sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata, seorang penginjil Jawa yang menyebarkan ajaran Kristen pada tahun 1860.
-
Siapa yang mengenalkan agama Kristen di Lembang? Kabarnya, G.B Walter inilah yang mengenalkan agama Kristen di awal abad ke-20 kepada masyarakat sekitar.
-
Bagaimana orang-orang Jawa Kristen di Mojowarno belajar bahasa Belanda? Masyarakat Jawa Kristen di Desa Mojowarno pada zaman itu dikenal pandai berbahasa Belanda, meski demikian mereka juga tetap memegang teguh bahasa Jawa sebagai jati diri mereka.
-
Kapan Syekh Siti Jenar tiba di Nusantara? Mengutip Liputan6.com, beberapa sumber menyebut kalau Syekh Siti Jenar lahir di Persia pada tahun 1404 Masehi. Ia dipercaya masih keturunan Nabi Muhammad SAW dari garis keluarga Fatimah dan Ali Bin Abi Thalib. Syekh Siti Jenar lalu tiba di Nusantara pada usia 17 tahun untuk mengikuti ayahnya berdagang sekaligus berdakwah di Malaka.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
Namun cara dakwahnya itu banyak ditentang bahkan oleh misionaris Belanda sendiri karena apa yang ia ajarkan banyak yang tidak sesuai ajaran Kristen. Lantas siapa sebenarnya Kiai Sadrach dan bagaimana pula sepak terjang selama masa hidupnya? Berikut selengkapnya:
Masa Muda Kiai Sadrach
©Wikipedia.org
Tidak banyak yang tahu seperti apa masa kecil Kiai Sadrach. Namun dari sebuah manuskrip, diketahui bahwa dia meninggalkan kedua orang tuanya untuk berkelana ketika masih muda. Selama pengelanaan itu, Sadrach berguru pada para kiai di pondok pesantren di Jawa Timur.
Setelah itu, ia melanjutkan pengembaraannya ke Batavia. Di sana ia ikut tinggal pada keluarga Kajeng Gubernur Jenderal Rat van Anthing. Oleh sang gubernur, ia dititipkan pada seorang pendeta bernama Domini King.
Setelah beberapa tahun di Batavia, Sadrach meninggalkan kota itu tanpa pamit. Mengutip dari buku berjudul Kiai Sadrach: Riwayat Kristenisasi di Jawa, Ia berjalan kaki tanpa bekal hingga Semarang. Di sana ia berguru pada Kiai Tunggul Wulung yang juga tokoh pribumi penyebar agama Kristen.
Membabat Hutan
©sejarahkita.com
Setelah beberapa tahun di Semarang, Sadrach kemudian pergi dan membabat hutan di daerah Jepara. Cukup lama ia tinggal di daerah itu sambil mengelola pekarangan di lahan bekas hutan itu. Namun suatu hari ia mendengar wangsit untuk meninggalkan tempat itu.
Sadrach meninggalkan desa hasil karyanya itu dengan mata berlinang. Setelah itu, ia segera pergi ke Purworejo dan bertemu Pendeta Philips. Oleh Philips dan istrinya, Sadrach diangkat menjadi anak. Dengan senang hati, dia ikut Pendeta Philips menyebarkan ajaran Kristen di daerah Purworejo. Oleh Pendeta Philips, Sadrach mendapat julukan “sang gembala”.
Penginjil Tanah Jawa
©iainkediri.ac.id
Dari Pendeta Philips, Sadrach banyak belajar bagaimana menyebarkan ajaran Kristen. Hal itu ia praktikkan dan pada akhirnya membuahkan hasil. Pertama-tama dia mengkristenkan sahabatnya waktu tinggal di pesantren, Kiai Kasanmentaram, lalu saudaranya, pengikut-pengikutnya, serta pemuka-pemuka adat lain bersama pengikutnya.
Ada cara unik bagaimana Sadrach menyebarkan ajaran Kristen. Ia biasanya mengunjungi guru-guru terkemuka di daerah itu dan mengajak debat mengenai masing-masing keyakinannya. Dalam perang debat itu, ada semacam perjanjian di mana pihak yang kalah akan masuk dan meyakini ajaran sang pemenang.
Dengan cara ini, Sadrach berhasil mengkristenkan beberapa kiai dalam waktu beberapa tahun. Hal ini juga berlaku pada murid-murid kiai itu yang juga berbondong-bondong pindah agama.
Tidak Disukai Misonaris Belanda
Cara Kiai Sadrach menyebarkan ajaran Kristen rupanya tidak disukai para misionaris Belanda. Mereka menganggap apa yang disampaikan Sadrach dianggap sesat dan tidak sesuai ajaran Kristen.
Mereka melaporkan peristiwa-peristiwa yang mengungkap bahwa para pengikut Sadrach tidak betul-betul memahami ajaran Kristen, misal menganggap Sadrach adalah Ratu Adil dan disamakan pula dengan Yesus.
Maka tak pelak, hubungan Sadrach dengan para misionaris Eropa sepanjang perjalanannya hampir selalu diwarnai konflik. Namun pada akhirnya hubungan mereka mereda dan masing-masing bisa menyesuaikan diri dengan pemahaman yang mereka bawa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paulus Tosari adalah murid Coenraad Laurens Coolen. Sang guru dikenal dengan sebutan Rasul Suku Jawa.
Baca SelengkapnyaSaat ini GKI Purbalingga melayani 560 orang. Dalam setahun, ada 10-15 orang yang dibaptis di sana.
Baca SelengkapnyaPenyebaran ajaran Kristen di wilayah Baki, Sukoharjo sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata sekitar tahun 1860
Baca SelengkapnyaSaat wabah kelaparan itu, pasangan penginjil itu memberikan bantuan berupa barak penampungan, makanan, dan pengobatan secara sukarela.
Baca SelengkapnyaPerang Batak, perjuangan mempertahankan tanah leluhur dari pasukan Belanda.
Baca SelengkapnyaAbad ke-17, Gereja Salib Batavia mencerminkan kemewahan dan kontras dengan panggilan rohaniah.
Baca SelengkapnyaKampung di Jombang ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama kristen di Jawa. Miris, kompleks makamnya kini dipenuhi semak belukar.
Baca SelengkapnyaKarena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca SelengkapnyaMasuknya agama kristen di Tanah Batak ini tak lepas dari peran dan perjuangan seorang misionaris bernama Ludwig Ingwer Nommensen.
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaRaja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Baca Selengkapnya