Kisah Hidup Mbah Gotho, Pria Sragen yang Diduga Jadi Manusia Tertua di Muka Bumi
Merdeka.com - Di Sragen, pernah hidup seorang pria yang diyakini menjadi manusia tertua di dunia, dialah Mbah Gotho. Saat meninggal pada tahun 2017, Mbah Gotho berumur 146 tahun. Dari kartu identitasnya, terungkap bahwa dia lahir pada Desember 1870, walau begitu informasi itu belum tentu valid.
Usianya itu membuat hidup Mbah Gotho mengalami beberapa peristiwa penting dalam sejarah dunia, di antaranya peristiwa Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sosoknya pernah mendapat perhatian dari media-media luar negeri, salah satunya media asal Inggris, The Guardian.
Jika faktanya benar, Mbah Gotho telah berusia 146 tahun, dan saat meletus Perang Dunia I, ia telah berusia 43 tahun. Pada Perang Dunia II, ia telah berusia 70 tahun. Berikut selengkapnya, kisah hidup manusia tertua di dunia, Mbah Gotho asal Sragen.
-
Dimana peristiwa bersejarah ini terjadi? Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.
-
Apa yang terjadi pada 2 Agustus 1922? Alexander Graham Bell, penemu telepon, meninggal dunia pada 2 Agustus 1922, di rumahnya di Baddeck, Nova Scotia, Kanada.
-
Apa nama tokoh kunci dalam sejarah Gondangdia? Terakhir, Gondangdia disebut berasal dari nama seorang kakek di masa lampau. Kakek ini disegani oleh warga.Saking terkenalnya, kakek tersebut menjadi kondang. Ini diklaim menjadi pengantar penyebutan Gondangdia yang sebelumnya adalah Kondang Dia, alias terkenal sekali sosok ini.
-
Apa yang diraih Theodore Gomgom? Theodore Gomgom Octofarrel De Fatima berhasil meraih prestasi gemilang. Ia dinobatkan sebagai peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian tahun 2024.
-
Dimana peristiwa itu terjadi? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Wirasaba, Adiarsa Timur, Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat, Minggu (21/7).
-
Bagaimana Galang terkenal? Namanya kini terkenang dalam lirik sebuah lagu ciptaan musisi terkenal Indonesia.
Masa Muda Mbah Gotho
Nama asli Mbah Gotho adalah Suparman Sidomejo. Waktu kecil, dia pertama kali dipanggil “Gotho” oleh bibinya. Waktu itu, bibinya mengajaknya ke sebuah hajatan. Karena suka akan ketampanan Suparman, Bibinya memujinya dengan mengucapkan kata “glontho” (ganteng) yang kemudian berubah menjadi “gotho”.
©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Waktu muda, Mbah Gotho sering membantu ayahnya membajak sawah. Tapi momennya yang sangat berkesan waktu itu adalah saat dia menghadiri peresmian Pabrik Gula Kedungbanteng. Kini, keberadaan pabrik itu hanya menyisakan lapangan kosong.
“Orang-orang di sini pada menonton peresmian. Bajak saya saya titipkan ke bapak saya. Yang meresmikan waktu itu Ratu Solo,” kenang Mbah Gotho dikutip dari Liputan6.com.
Kenangan Masa Penjajahan
Pada masa penjajahan, Mbah Gotho bercerita ia dan penduduk lainnya diperintahkan mengumpulkan kayu untuk membangun proyek jembatan. Ia mengaku pernah melihat tentara Indonesia ditembak tentara Belanda. Waktu itu pula, dia pernah diminta untuk menggotong jenazah yang ia tak tahu siapa.
©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Karena itulah tak heran kalau Mbah Gotho memiliki fisik yang kuat. Bahkan, pada usia 80 tahun, dia masih bisa menyelam mencari ikan. Tak hanya itu, soal kisah asmara Mbah Gotho juga menarik. Semasa hidupnya, Mbah Gotho juga pernah berkali-kali menikah.
“Saya sudah berkali-kali menikah. Tak tahu empat atau enam kali. Istri saya juga banyak. Kalau delapan itu ada,” kata Mbah Gotho.
Rahasia Panjang Umur
Mbah Gotho menjelaskan, rahasia panjang umurnya sebenarnya cukup sederhana, yaitu sabar dan ikhlas. Selain itu, Mbah Gotho bercerita kalau selama hidupnya tidak pernah memukul anak dan istrinya, karena ia pernah merasakan sendiri bagaimana sakitnya dipukul.
©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Walaupun umurnya panjang, Mbah Gotho mengaku kesepian. Oleh karena itulah, ia hanya berharap satu hal di hari tuanya yaitu kematian. Bahkan Mbah Gotho telah menyiapkan nisan untuk kematiannya sejak tahun 1993.
“Saya nggak ada kesenangan apa-apa. Kesenangan saya hanya satu, mati. Saya mau mati sekarang ya mau, besok ya mau, yang penting jangan dikasih sakit,” ungkap Mbah Gotho.
Belum Diakui sebagai Manusia Tertua di Dunia
Pada Minggu, 30 April 2017 silam, Mbah Gotho menghembuskan napas terakhir di usia 146 tahun. Saat itu, pemegang manusia tertua adalah seorang perempuan Prancis bernama Jeanne Calmet yang meninggal pada tahun 1997 pada usia 122 tahun. Mbah Gotho belum diakui secara resmi sebagai manusia tertua karena tak terverifikasi secara independen.
©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Sebelum ajal menjemputnya, Mbah Gotho sudah memberikan wasiat kepada cucu dan cicitnya. Wasiatnya cukup sederhana.
“Simbah bilang, kalau semisal dirinya sudah dipanggil, cucu dan cicitnya bisa mengikhlaskannya,” ungkap Suryanto, salah satu cucu Mbah Gotho. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Duta Sheila On 7 saat diundang di channel YouTube Salim A.Fillah. Berikut cerita selengkapnya.
Baca SelengkapnyaSitus Gordion, ibu kota kerajaan kuno Frigia, baru saja ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tanggal 18 September 2023.
Baca SelengkapnyaCerita Duta Sheila On 7 yang ternyata miliki garis keturunan pahlawan
Baca SelengkapnyaSetelah tak aktif dalam kabinet pemerintahan, ia lebih banyak terlibat dalam pengorganisasian para penghayat kepercayaan.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaIa tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca SelengkapnyaMerupakan seorang keturunan ningrat, ia rela ikut berjuang bersama rakyat demi kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaPendidikannya sempat terhenti setelah sang ayah meninggal dunia
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan bandara di Kediri, ditemukan sebuah situs bersejarah yang dahulu diyakini sebagai sebuah petirtaan.
Baca Selengkapnya