Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Hidup Tasripin, Pengusaha Pribumi yang Derajatnya Setara Ratu Belanda

Kisah Hidup Tasripin, Pengusaha Pribumi yang Derajatnya Setara Ratu Belanda Farida Fuady. ©2021 Merdeka.com/instagram.com

Merdeka.com - Selain Sang Raja Gula Oei Tiong Ham, pada awal abad ke-20 di Semarang pernah hidup seorang konglomerat pribumi yang sangat disegani. Dia bernama Tasripin.

Tasripin lahir pada tahun 1834. Dilansir dari Unika.ac.id, Tasripin mengembangkan bisnisnya dengan membeli sejumlah tanah dari orang-orang Belanda. Maka tak heran, di kemudian hari, aset-aset rumahnya tersebar di seluruh Kota Semarang.

Kekayaan Tasripin pernah membuatnya menjadi satu-satunya orang Jawa yang kaya pada saat itu. Aset-aset rumah yang dibeli Tasripin dari orang-orang Belanda hingga kini masih terjaga.

Lantas bagaimana bisa orang pribumi Jawa seperti Tasripin bisa menjadi salat satu orang terkaya pada masanya? Berikut selengkapnya:

Pengusaha Sukses

kisah hidup tasripin

©Unika.ac.id

Dilansir dari serat.id, Tasripin merupakan pengusaha sukses. Keberhasilannya memiliki banyak aset rumah di Semarang tak lepas dari kesuksesannya dalam menjalankan beberapa bisnis seperti penyamakan kulit, hasil bumi, serta sewa menyewa tanah dan bangunan. Selain itu, Tasripin juga menjalankan usaha pengiriman barang di daerah Kota Lama Semarang.

Pakar Sejarah Semarang, Amen Budiman, mengatakan bahwa aset tanah milik Tasripin tersebar di beberapa perkampungan Semarang yaitu Kampung Kulitan, Gandekan, Gedungbobrok, Jayenggaten, Kepatihan, Pesantren, Sayangan, Kebon Kenap, Wotprau, Demangan, Bang Inggris, Kampung Cokro, Kampung Bedug, dan lain-lain. Dalam catatan koran Bataviaasch Nieuwsblaad pada 11 Agustus 1919, nilai kekayaan aset warisan Tasripin mencapai 45 juta gulden.

Kisah Tasripin dan Kaum Boro

kisah hidup tasripin

©Unika.ac.id

Salah satu usaha yang dijalankan Tasripin adalah bisnis kulit. Majunya bisnis kulit yang dijalankan Tasripin dan keluarganya pada awal tahun 1900-an membuatnya membutuhkan lebih banyak pekerja. Dia pun kemudian mempekerjakan banyak orang yang diambil dari desa-desa di wilayah Semarang.

Dilansir dari Unika.ac.id, para pekerja ini kemudian ditempatkan pada sebuah rumah milik Tasripin yang disebut Pondok Boro. Pondok Boro merupakan bangunan sederhana yang terletak di pinggir Kali Semarang yang dapat menampung 20 orang pekerja. Hari demi hari, jumlah pekerja yang datang semakin banyak sehingga mereka menempati aset-aset rumah lain yang dimiliki Tasripin.

Para pendatang yang menempati rumah Tasripin ini kemudian mendapat julukan sebagai Kaum Boro. Mereka menempati rumah itu secara turun-temurun.

Derajatnya Dianggap Setara dengan Ratu Belanda

kisah hidup tasripin

©Wikipedia.org

Cerita tentang seorang pribumi kaya raya bernama Tasripin rupanya terdengar hingga Negeri Belanda. Oleh Ratu Belanda Wilhelmina, dia diberikan sejumlah uang koin yang di kedua sisinya ada gambar wajah sang ratu.

Untuk mengapresiasi pemberian itu, Tasripin memasang beberapa uang koin itu di lantai rumah miliknya. Karena adanya uang koin ini, para serdadu Belanda tak pernah sekalipun menggeledah aset rumah milik Tasripin.

“Waktu itu, para serdadu Belanda rutin melakukan penggeledahan pada rumah-rumah di perkampungan. Namun rumah milik Tasripin tak pernah digeledah. Sebab jika mereka masuk rumahnya sama saja dengan menghina Ratu Belanda,” kata sejarawan Universitas Negeri Semarang, Ufi Saraswati.

Jejak Kejayaan Tasripin di Masa Kini

kisah hidup tasripin

©2021 Merdeka.com

Walaupun kisah kejayaan Tasripin sudah berlalu, namun jejak-jejaknya masih bisa ditemukan hingga kini. Salah satunya adalah sebuah masjid yang berada di Kampung Kulitan, Semarang, yang bernama Masjid At-Taqwa.

Karena masih ada hubungannya dengan konglomerat pribumi itu, masjid tersebut juga dikenal dengan nama Masjid Tasripin. Menurut keterangan warga sekitar, dulunya masjid itu adalah sebuah langgar yang khusus dibangun sebagai tempat ibadah keluarga Tasripin dan juga para pekerjanya.

“Selain untuk ibadah keluarga, langgar ini dibangun eyang Tasripin untuk tempat ibadah keluarga dan juga para pekerjanya. Waktu itu eyang memiliki pekerja yang cukup banyak untuk mengelola usahanya di berbagai daerah di sekitar Semarang. Saat tahun 1998, masjid ini mengalami pemugaran. Kini yang tersisa hanya beberapa saja seperti bedhug dan kentongan,” kata Sugibudi Santoso, salah seorang warga yang juga keturunan Tasripin, dikutip dari Merdeka.com.

(mdk/shr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jual Es Batu dan Kulit Hewan, Pria Ini Jadi Crazy Rich dan Disegani Belanda
Jual Es Batu dan Kulit Hewan, Pria Ini Jadi Crazy Rich dan Disegani Belanda

Pria ini adalah salah satu legenda bisnis di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tasripin, si Tuan Tanah Asal Semarang di Era Hindia Belanda
Mengenal Tasripin, si Tuan Tanah Asal Semarang di Era Hindia Belanda

Warga Semarang, Jawa Tengah mungkin tidak banyak yang mengenal nama Tasripin. Namun nama Kampung Kulitan di Semarang menjadi wujud betapa kayanya Tasripin.

Baca Selengkapnya
Mengintip Istana Peninggalan Konglomerat Raja Gula Asia Tenggara, Kini Temboknya Dipenuhi Lumut Tak Terawat dan Terbengkalai
Mengintip Istana Peninggalan Konglomerat Raja Gula Asia Tenggara, Kini Temboknya Dipenuhi Lumut Tak Terawat dan Terbengkalai

Ternyata dulunya bangunan ini merupakan istana peninggalan seorang konglomerat ternama se-Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
Kisah Oei Tiong Ham, Orang Kaya Pemilik Istana Gergaji yang Kini Jadi Kantor OJK Jawa Tengah di Semarang
Kisah Oei Tiong Ham, Orang Kaya Pemilik Istana Gergaji yang Kini Jadi Kantor OJK Jawa Tengah di Semarang

Estimasi kekayaan Oei mencapai 200 juta gulden atau sekitar USD1,5 miliar atau Rp24,21 triliun pada nilai saat ini.

Baca Selengkapnya
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa

Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.

Baca Selengkapnya
Mengingat Oei Tiong Ham: Raja Gula dari Semarang yang Menjadi Taipan Terbesar di Asia Tenggara
Mengingat Oei Tiong Ham: Raja Gula dari Semarang yang Menjadi Taipan Terbesar di Asia Tenggara

Awalnya, bisnis Oei Tiong Ham berfokus pada hasil bumi seperti kopi, karet, kapuk, gambir, tapioka, serta opium.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Agha Hovsep Hovhanes Amirkhan, Crazy Rich Pertama Semarang Sebelum Raja Gula Oei Tiong Ham
Kisah Hidup Agha Hovsep Hovhanes Amirkhan, Crazy Rich Pertama Semarang Sebelum Raja Gula Oei Tiong Ham

Jejak kejayaannya saat ini hampir hilang tak bersisa

Baca Selengkapnya
Kisah Hasjim Ning, Konglomerat Asal Padang yang Dijuluki Raja Mobil Indonesia
Kisah Hasjim Ning, Konglomerat Asal Padang yang Dijuluki Raja Mobil Indonesia

Hasjim juga ikut berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Penyumbang Puncak Emas Terbesar Senilai 28 Kg, Pengusaha Beken Asal Aceh
Ini Sosok Penyumbang Puncak Emas Terbesar Senilai 28 Kg, Pengusaha Beken Asal Aceh

Dia pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia era pemerintahan Soekarno.

Baca Selengkapnya
Sudah Berbisnis dari Remaja, Ini Sosok Anwar Sutan Saidi Konglomerat Sumbar Sebelum Kemerdekaan
Sudah Berbisnis dari Remaja, Ini Sosok Anwar Sutan Saidi Konglomerat Sumbar Sebelum Kemerdekaan

Meski dari golongan orang kaya, sosok asal Sumatera Barat ini tak ragu berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kisah Konglomerat Perkebunan Teh Belanda Asal Boyolali, Jadi Musuh Bebuyutan Pangeran Diponegoro
Kisah Konglomerat Perkebunan Teh Belanda Asal Boyolali, Jadi Musuh Bebuyutan Pangeran Diponegoro

Konglomerat itu bernama Johannes Augustinus Dezentje. Ia merupakan seorang penguasa perkebunan teh kaya raya namun juga kontroversial pada masanya.

Baca Selengkapnya
Ini Sumber Kekayaan Haji Isam hingga Mampu Membeli Pesawat Boeing Seharga Rp1,2 Triliun
Ini Sumber Kekayaan Haji Isam hingga Mampu Membeli Pesawat Boeing Seharga Rp1,2 Triliun

Haji Isam memesan satu unit Business Max Jet 7 Boeing saat menghadiri pameran dirgantara Farnborough International Airshow 2018 di Farnborough, Inggris.

Baca Selengkapnya