Mengunjungi Rumah Ki Hajar Dewantara yang Kini Jadi Museum, Arsitektur Bergaya Indis
Merdeka.com - Bila bicara tentang sejarah dunia pendidikan di Indonesia, nama Ki Hajar Dewantara tak bisa dilepaskan begitu saja. Apalagi penetapan Hardiknas setiap tanggal 2 Mei merupakan hari kelahiran dari sosok tokoh bangsa itu.
Bicara soal Ki Hajar Dewantara, salah satu peninggalannya yang penting adalah rumahnya sendiri. Kini rumahnya telah menjadi museum yang menyimpan berbagai benda koleksi.Museum Dewantara Kirti Griya namanya. Lokasinya berada di Jalan Tamansiswa No. 25, Wirogunan, Kota Yogyakarta.
Lalu apa yang menarik dan berbagai peninggalan yang tersimpan di museum ini? Berikut selengkapnya:
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Apa yang ada di dalam Rumah Bersejarah itu? Di sana masih terdapat foto-foto jadul. Salah satu foto hitam putih memperlihatkan Raden Mas Ari Sumarmo yang masih kecil. Di samping itu terdapat banyak benda-benda asli peninggalan zaman dulu seperti kursi, guci, dan mesin jahit.
-
Siapa pemilik Rumah Bersejarah itu? Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
-
Apa saja yang ada di Museum RA Kartini di Jepara? Museum ini berisi sejumlah peninggalan Kartini berupa benda dan karya tulis. Selain itu, juga terdapat koleksi dan dokumentasi benda-benda bersejarah dan budaya yang tersebar di daerah Jepara.
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
-
Museum Balaputera Dewa menyimpan apa saja? Museum yang berdiri di lahan seluas 23.565 meter persegi tersebut mengoleksi benda-benda peninggalan dari zaman pra-sejarah sampai zaman Kerajaan Palembang bahkan hingga zaman Kolonialisme Belanda.
Arsitektur Bangunan Bergaya Indis
©kemdikbud.go.id
Dilansir dari laman Kemdikbud.go.id, rumah tua itu dibangun pada tahun 1915. Gaya arsitektur bangunannya merupakan perpaduan antara Eropa dan Jawa atau dikenal dengan nama Indis. Bagian depannya merupakan bangunan dengan atap limasan, sementara bangunan belakang atapnya berbentuk kampung.
Secara keseluruhan, bangunan Museum Dewantara Kirti Griya terdiri dari 9 bagian yaitu ruang tamu, kamar kerja, ruang tengah, kamar tidur keluarga, kamar tidur putri Ki Hadjar Dewantara, kamar tidur Ki Hadjar Dewantara, emperan, kamar mandi, dan dapur.
Sejarah Kepemilikan Lahan
©kemdikbud.go.id
Sebelum ditempati Ki Hajar Dewantara, pada awalnya bangunan itu milik Mas Ajeng Ramsinah yang merupakan seorang janda penguasa perkebunan Belanda. Bangunan itu kemudian dibeli Tamansiswa atas nama Ki Hadjar Dewantara, Ki Sudarminto, dan Ki Supratolo pada 14 Agustus 1934 seharga tiga ribu gulden.
Saat rapat pamong (guru) Tamansiswa tahun 1958, Ki Hajar Dewantara mencetuskan agar rumahnya di kompleks Perguruan Tamansiswa dijadikan museum. Pada waktu yang sama, Ki Hajar Dewantara merumuskan sebuah konsep kebudayaan berbunyi “Kemajuan suatu kebudayaan adalah merupakan suatu kelanjutan langkah dari kebudayaan itu sendiri menuju ke arah kesatuan kebudayaan dunia, dan tetap terus mempunyai sifat kepribadian di dalam lingkungan kemanusiaan sedunia." Konsep tersebut terkenal dengan sebutan TRIKON.
Didirikan Museum
©kemdikbud.go.id
Setelah Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959, Tamansiswa berusaha mewujudkan gagasan almarhum Ki Hajar Dewantara. Cita-cita luhur itu akhirnya terwujud pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 1970. Museum itu kemudian diberi nama “Dewantara Kirti Griya” yang artinya rumah yang berisi hasil kerja Ki Hajar Dewantara.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, peresmian museum dilakukan oleh Nyi Hajar Dewantara, istri dari Ki Hajar Dewantara yang juga Pemimpin Umum Persatuan Tamansiswa. Peresmian museum itu ditandai dengan sengkalan berbunyi “miyat ngaluhur trusing budi” yang mengandung makna bahwa pengunjung diharapkan dapat mempelajari, memahami, dan mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya ke dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini rumah ini menjadi sebuah museum yang bisa dikunjungi wisatawan secara gratis
Baca SelengkapnyaBanyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.
Baca SelengkapnyaMuseum ini merupakan bentuk dedikasi seniman Timbul Raharjo terhadap kampung halamannya tercinta.
Baca SelengkapnyaBanyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.
Baca SelengkapnyaRumah itu merupakan warisan keluarga yang telah diturunkan selama beberapa generasi
Baca SelengkapnyaRumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Baca SelengkapnyaMuseum Pendidikan Surabaya menyimpan bukti materiil Pendidikan pada masa Pra-Aksara atau purba hingga masa Kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaBentuk bangunannya belum banyak berubah sejak awal didirikan.
Baca SelengkapnyaTempat itu kini menjadi semak belukar yang tanahnya dimiliki oleh Keraton Yogyakarta
Baca SelengkapnyaWalaupun sempat direnovasi pada tahun 2007, namun bentuk bangunannya tetap asli seperti awal dibangun.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Bapak Pendidikan Nasional saat dikunjungi oleh sosok penguasa Indonesia sebelum wafat.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas terletak di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, yang merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca Selengkapnya