Perawatan Gangguan Depresi Major, Kenali Berbagai Gejalanya

Merdeka.com - Seperti diketahui, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan mental. Bukan tanpa sebab, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sehingga ketika kondisi mental sedang bermasalah bisa menyebabkan gangguan kesehatan fisik, begitu juga sebaliknya.

Dengan begitu, bukan hanya kesehatan fisik saja yang perlu mendapatkan fokus, melainkan kondisi mental harus dikelola dengan baik. Dalam hal ini, segala gangguan mental yang bisa terjadi perlu diwaspadai. Salah satunya adalah gangguan depresi.

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Orang yang memiliki gangguan depresi biasanya mengalami suasana hati yang buruk, seperti menyebabkan perasaan sedih hingga kehilangan minat secara berkepanjangan. Dalam istilah medis, gangguan depresi disebut juga dengan gangguan depresi mayor atau depresi klinis.

Gangguan depresi major ini biasanya ditandai dengan berbagai macam gejala, seperti sulit berkonsentrasi, kelelahan dan keputusasaan, lekas marah, hingga kehilangan minat pada hal-hal sebelumnya menyenangkan. Dalam hal ini, perlu dilakukan perawatan gangguan depresi major dengan baik agar gejala yang muncul dapat dikontrol dan tidak semakin parah.

Dilansir dari WebMD, berikut kami merangkum cara perawatan gangguan depresi major beserta berbagai gejalanya yang perlu diketahui.

Mengenal Gangguan Depresi Major

© boldsky.com

Sebelum mengetahui perawatan gangguan depresi major, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan depresi major. Depresi major merupakan gangguan depresi klinis di mana penderitanya merasa sedih, kesepian, atau tertekan dalam jangka waktu yang lama.

Biasanya gangguan ini bisa menurunkan tingkat produktivitas sehari-hari, bahkan kehidupan menjadi tidak normal dan aktif seperti sebelumnya. Bukan hanya itu, gangguan depresi major ini juga sering kali menimbulkan berbagai gejala fisik. Sehingga, tidak hanya kesehatan mentalnya yang terganggu melainkan juga mempengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan.

Gejala Gangguan Depresi Major

Sebelum mengetahui perawatan gangguan depresi major, perlu diketahui pula gejala apa saja yang sering kali muncul pada orang yang menderita gangguan mental ini. Berikut adalah beberapa gejala gangguan depresi major yang perlu diperhatikan:

Tanda-Tanda Peringatan Bunuh Diri

©2015 Merdeka.com/shutterstock

Setelah mengetahui kondisi umum dan berbagai gejalanya, perlu dipahami bahwa dorongan untuk bunuh diri akan selalu ada pada orang yang mengalami gangguan depresi. Saat orang dengan gangguan depresi memiliki dorongan bunuh diri yang kuat, dapat dikatakan bahwa kondisi depresi yang dialami semakin serius.

Berikut adalah beberapa tanda peringatan bunuh diri pada gangguan depresi yang perlu diperhatikan:

Jika Anda atau seseorang yang dikenal menunjukkan tanda-tanda peringatan di atas, segera hubungi kontak pertolongan darurat, atau hubungi profesional kesehatan mental, atau pergi ke ruang gawat darurat. Dalam hal ini, diperlukan perawatan gangguan depresi major dengan segara sehingga bisa mencegah berbagai hal buruk terjadi.

Perawatan Gangguan Depresi Major

Setelah mengetahui gejala dan tanda peringatan bunuh diri, berikutnya terdapat perawatan gangguan depresi major yang dilakukan secara khusus. Saat memeriksakan diri ke dokter dengan gejala depresi yang ada, biasanya dokter akan memulai perawatan atau merujuk Anda ke profesional kesehatan mental.

Jika dilakukan perawatan klinis, dokter akan mencari pengobatan terbaik, ini mungkin termasuk pemberian obat antidepresan, atau terapi khusus seperti psikoterapi. Umumnya, perawatan ini memakan waktu yang cukup lama. Mungkin diperlukan waktu lebih dari satu bulan untuk mendapat efek pengobatan sepenuhnya.

Terapi Lain untuk Mengobati Gangguan Depresi Major

©©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Daniel Schweinert

Selain itu, ada pula terapi lain yang dilakukan untuk perawatan gangguan depresi major. Misalnya terapi kejang atau listrik (ECT), yaitu pilihan pengobatan untuk orang-orang yang menderita gangguan depresi yang tidak membaik setelah mengonsumsi obat-obatan. Terapi ini juga dilakukan pada penderita gangguan depresi berat yang membutuhkan perawatan segera.

Selain terapi kejang, ada juga terapi Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS) melibatkan penggunaan perangkat non-invasif yang dipegang di atas kepala untuk menginduksi medan magnet. Ini menargetkan bagian tertentu dari otak yang dapat memicu depresi.

Terakhir bisa menggunakan terapi Stimulasi Saraf Vagus (VMS), yaitu terapi yang memanfaatkan perangkat seperti alat pacu jantung ditanamkan melalui pembedahan di bawah tulang selangka untuk mengirimkan impuls reguler ke otak. (mdk/ayi)