Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di Balik Banyaknya Penduduk Jawa Dikirim ke Suriname, Sama-Sama Dijajah Belanda

Di Balik Banyaknya Penduduk Jawa Dikirim ke Suriname, Sama-Sama Dijajah Belanda Orang Jawa di Suriname. ©Wikipedia.org

Merdeka.com - Sebelum marak pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia pada zaman ini, di masa penjajahan Belanda, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sebenarnya sudah dilakukan. Kebanyakan dari mereka merupakan orang-orang Jawa yang dikirim bekerja ke Suriname.

Waktu itu, Suriname juga merupakan negara jajahan Belanda. Pada rentang tahun 1890 sampai 1939, tercatat 32.956 tenaga kerja asal Pulau Jawa dikirim ke Suriname.

Dilansir dari Wikipedia, maksud dan tujuan pengiriman tenaga kerja itu adalah untuk membantu kekurangan pekerja di perkebunan yang ada di Suriname. Kekurangan itu terjadi karena dihapuskannya sistem perbudakan pada 1 Juli 1863. Akibatnya, jumlah pekerja berkurang dan banyak perkebunan yang jadi tidak terurus. Padahal, perekonomian Suriname bergantung pada sektor perkebunan itu.

Kondisi di Jawa

orang jawa di suriname

©Wikipedia.org

Di saat yang bersamaan, di Pulau Jawa sedang terjadi krisis ekonomi. Dalam disertasi yang ditulis oleh Dr. Yusuf Ismaildi pada tahun 1949, penyebab migrasi penduduk Jawa ke Suriname adalah kemiskinan yang diderita oleh penduduk pada beberapa tempat di Jawa.

Di sisi lain, Suriname menjanjikan lapangan pekerjaan melalui sektor perkebunannya. Kebanyakan dari mereka yang bermigrasi berasal dari Provinsi Jawa Tengah.

Akhirnya, pengiriman gelombang pertama terjadi pada tanggal 21 Mei 1980 oleh kapal SS Koningin Emma. Kapal ini diberangkatkan dari Batavia menuju Belanda.

Setelah itu barulah diberangkatkan menuju Suriname dan tiba pada tanggal 9 Agustus 1890. Oleh sebagian warga keturunan Indonesia yang tinggal di Surniame, tanggal ini merupakan tanggal bersejarah.

Gelombang Pengiriman ke Suriname

Di tahun-tahun berikutnya, gelombang pengiriman penduduk Jawa ke Suriname terus terjadi. Pada tanggal 16 Juni 1894 misalnya, terdapat 582 orang yang tiba di Suriname dengna kapal SS Voorwarts. Namun waktu itu kapal melebihi kapasitas. Akibatnya ada 64 orang yang meninggal dunia dan 85 orang yang dirawat di rumah sakit.

Waktu itu, tidak ada tanggapan dari Pemerintah Belanda tentang tragedi mengenaskan itu. Namun nyatanya, pengiriman terus terjadi sepanjang tahun. Pada akhirnya, program pengiriman tenaga kerja ini mampu mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa.

Kondisi di Suriname

suriname

©2014 Merdeka.com/Shutterstock/e X p o s e

Sebelum migrasi besar-besaran dari Jawa, sejak abad ke-16 Suriname sudah didiami para budak dari Afrika. Setelah itu datanglah para pekerja dari China dan India serta dari Jawa.

Saat orang-orang Jawa mendiami kawasan itu, mereka dipekerjakan di perkebunan tebu, cokelat, kopi, dan industri pabrik bauksit. Gaji para pekerja itu adalah 60 sen sehari untuk pekerja laki-laki dan 40 sen sehari untuk pekerja perempuan.

Berdasarkan perjanjian, mereka dikontrak selama 5 tahun untuk bekerja di sana. Setelah kontrak habis, mereka diberi hak untuk pulang kembali ke Indonesia atas biaya Pemerintah Belanda.

Setiap tahunnya, ada banyak penduduk Jawa yang menggunakan haknya untuk balik ke kampung halaman. Walau begitu, ada pula yang memilih menetap dan terus bekerja di Suriname.

Pulang ke Jawa

fakta menarik tentang suriname

©2014 Merdeka.com

Pada tahun 1950, Suriname resmi menjadi daerah otonom di bawah Kerajaan Belanda, sehingga secara otomatis seluruh warga Suriname menjadi warga negara Belanda. Kebijakan ini ditentang oleh 75 persen orang Indonesia di sana. Mereka akhirnya lebih memilih pulang ke Indonesia walau harus dengan biaya sendiri.

Pada tanggal 15 Oktober 1951, mereka mendirikan Yayasan Tanah Air (YTA) yang dipimpin Salikin Hardjo dengan tujuan menyampaikan keinginan kepada Presiden Republik Indonesia untuk pulang ke Jawa. Berkat usaha yang gigih itu, pada 4 Januari 1954, rombongan pertama pulang ke Indonesia dengan menumpang kapal barang MS Langkoeas.

Saat kapal hendak meninggalkan Pelabuhan Paramaribo, Suriname, ribuan penduduk Suriname baik itu orang India, Tionghoa, ataupun orang Jawa yang masih tinggal di sana berjubel melepas kepergian kapal.

Ratusan perahu bermotor mengelilingi kapal untuk memberikan penghormatan. Hampir semua orang, baik yang di dalam kapal maupun pelabuhan menangis sambil mengucapkan kata perpisahan. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Inilah Asal-usul Orang Suriname Pakai Bahasa Jawa, Sebagian Besar Penduduknya dari Etnis Jawa
Inilah Asal-usul Orang Suriname Pakai Bahasa Jawa, Sebagian Besar Penduduknya dari Etnis Jawa

Suriname adalah sebuah negara yang berada di Amerika Selatan. Penduduknya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

Baca Selengkapnya
Nasib Ratusan Warga Bojonegoro Jadi Pekerja Kontrak di Perkebunan Suriname, Ingin Pulang ke Indonesia Berujung Meninggal di Sana
Nasib Ratusan Warga Bojonegoro Jadi Pekerja Kontrak di Perkebunan Suriname, Ingin Pulang ke Indonesia Berujung Meninggal di Sana

Mereka berharap bisa mendapatkan penghasilan besar di sana dan suatu saat bisa kembali ke Bojonegoro.

Baca Selengkapnya
Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda
Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda

Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas.

Baca Selengkapnya
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya
Asal Mula Outsourcing di Indonesia, Ternyata Sudah Ada Sejak Kolonial Belanda
Asal Mula Outsourcing di Indonesia, Ternyata Sudah Ada Sejak Kolonial Belanda

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern, karya M. C. Ricklefs yang diterbitkan tahun 1994, asal mula adanya outsourcing diyakini muncul pada masa kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Temukan Buku Album Foto Jadul Tahun 1949, Ini Penampakannya
Pria Ini Temukan Buku Album Foto Jadul Tahun 1949, Ini Penampakannya

Pria Ini Temukan Buku Album Foto Jadul Tahun 1949, Ini Penampakannya

Baca Selengkapnya
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa

Perkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Rakyat Indonesia Iuran Sumbang Beras untuk India, dari Sawah Daerah Pedalaman Diantar Naik Kapal
Momen Haru Rakyat Indonesia Iuran Sumbang Beras untuk India, dari Sawah Daerah Pedalaman Diantar Naik Kapal

Momen para petani dari pedalaman Jawa iuran menyumbang beras untuk India.

Baca Selengkapnya
Kisah Perbudakan Petani di Perkebunan Tembakau Deli, Korbannya Ribuan Kuli Perempuan dari India
Kisah Perbudakan Petani di Perkebunan Tembakau Deli, Korbannya Ribuan Kuli Perempuan dari India

Masa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.

Baca Selengkapnya
Nama-nama Jalan di Belanda yang Diambil dari Kota-kota Indonesia, Apa Saja?
Nama-nama Jalan di Belanda yang Diambil dari Kota-kota Indonesia, Apa Saja?

Sebuah video memperlihatkan nama-nama jalan di Belanda yang menggunakan nama daerah yang ada di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ingin Tahu Kampung Halaman Leluhur, Ini Kisah Orang-orang Jawa yang Tinggal di Suriname
Ingin Tahu Kampung Halaman Leluhur, Ini Kisah Orang-orang Jawa yang Tinggal di Suriname

Mereka ingin berkunjung ke tanah leluhur, namun terkendala biaya yang amat sangat mahal.

Baca Selengkapnya
Ada Kampung Jawa di Malaysia, Begini Asal Mulanya yang Ternyata Dibawa oleh Belanda
Ada Kampung Jawa di Malaysia, Begini Asal Mulanya yang Ternyata Dibawa oleh Belanda

Kampung Haji Baki jadi salah satu permukiman di Malaysia yang dihuni oleh orang Jawa

Baca Selengkapnya