Sempat Dikira Tidak Waras, Ini Kisah Inspiratif Mbah Kidjo Beternak Ikan Gabus
Merdeka.com - Kisah inspiratif seorang peternak ikan berawal dari ketidaksengajaan. Perkenalan Mbah Kidjo dengan dunia peternakan ikan gabus sebenarnya bermula dari ketidaksengajaan. Pada saat ia beternak ikan gurame di kolamnya, Mbah Kidjo menyadari jumlah ikannya itu berkurang. Saat itu juga ia menyadari di sana ada ikan gabus yang sedang bertelur.
“Anakannya lalu saya ambil, saya pelihara, saya uji coba di sini, saya kemudian bikin bak ukuran 1x1,5 meter. Ternyata bisa,” kata Mbah Kidjo dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Sejak itu, budidaya ikan gabus Mbah Kidjo terus berkembang. Keberhasilan itu membuat Mbah Kidjo dijuluki “mbahnya gabus Indonesia”. Tercatat dia adalah orang yang pertama kali membudidayakan ikan gabus di negeri ini. Kisah inspiratif dan namanya sudah dikenal oleh para peternak gabus dari Sabang sampai Merauke.
-
Kenapa ikan gabus trending? Ikan gabus mungkin masih kalah populer dengan jenis ikan air tawar lain seperti ikan nila, ikan mas, atau lele.
-
Apa saja manfaat ikan gabus untuk kesehatan? Selain rasanya yang lezat, ikan ini juga memiliki sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai manfaat ikan gabus untuk kesehatan, serta beberapa tips penting dalam mengonsumsinya.
-
Ikan gabus untuk apa? Ikan gabus dikenal juga dengan khasiatnya bagi kesehatan.
-
Siapa yang menemukan ikan kodok? Professor riset dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Teguh Peristiwady, mengatakan bahwa spesies ikan itu pertama kali ditemukan oleh Ted Pietsch, Arnold, dan Hall pada tahun 2009 pada kedalaman 10 meter atau lebih.
-
Siapa yang memberikan nama 'Mbah Bedug'? Saat itu, tepatnya pada tahun 1950, kakek dari Desi merupakan abdi dalem Keraton Surakarta. Ia meminta izin berjualan di Boyolali. Sang raja mengizinkannya dan memberinya nama 'Sosis Bedug'.
-
Bagaimana cara memasak ikan gabus? Ada beberapa jenis masakan yang memakai gabus sebagai bahan bakunya.
Sempat Dikira Tidak Waras
©YouTube/Cap Capung
Mbah Kidjo membudidayakan ikan gabus di rumahnya yang beralamat di Dusun Kiyudan, Sendangsari, Kecamatan Minggir, Sleman.
Butuh waktu lima tahun bagi Mbah Kidjo untuk mempelajari cara beternak gabus. Karena saat itu sumber referensi sangat minim, ia belajar beternak gabus langsung dari alam. Ia mengunjungi kolam-kolam kecil, sungai, dan rawa-rawa untuk mempelajari kehidupan ikan gabus.
“Dulu waktu mempelajari itu dianggap nggak waras. Karena saya siang malam di kolam terus. Nggak ada henti-hentinya,” kenang Mbah Kidjo.
Ikan Teritorial
©YouTube/Cap Capung
Sebagai peternak gabus yang namanya sudah disegani di seluruh Indonesia, Mbah Kidjo punya banyak ilmu perihal ikan itu. Ia mengatakan, dulunya orang-orang lebih mengenal ikan gabus sebagai hama karena dianggap kanibal.
Tapi setelah ia pelajari, ternyata ikan gabus bukan ikan kanibal, melainkan ikan teritorial yang sangat menjaga wilayahnya.
“Jadi ini wilahayku kok ada ikan lain, pasti diserang. Tapi sampai matipun nggak dimakan. Sampai busuk nggak dimakan,” kata Mbah Kidjo.
Sulit membedakan antara mana jantan dan betina dari ikan gabus karena alat kelaminnya bentuknya sama. Tapi bagi Mbah Kidjo mudah saja membedakan antara keduanya hanya dengan melihat pola titik dan sirip ikan.
Ia menjelaskan, kalau pada betina ada tanda titik berjumlah tiga di alat kelaminnya, sementara kalau jantan hanya dua. Sementara pada sirip, kalau sirip ikan gabus betina cenderung terdapat sela antara satu helai sirip dengan lainnya, sedangkan sirip ikan jantan rapat tanpa sela.
“Kalau yang jantan itu sudah mepet karena dia kalau bertelur, dia untuk mengipas-ngipaskan spermanya,” kata Mbah Kidjo.
Manfaat Ikan Gabus
©YouTube/Cap Capung
Mbah Kidjo merasakan sendiri manfaat dari ikan gabus yang ia ternak. Pada saat istrinya patah tulang akibat kecelakaan, ia mengobati patah itu dengan minyak albumin ikan gabus.
“Walaupun sudah orang tua, hanya dua bulan saja sudah sembuh. Padahal kan kalau orang tua sembuhnya kayak gitu bisa lama.
Mbah Kidjo mengatakan, untuk pemasaran ikan gabus hasil budidayanya, ia tak melakukan pemasaran lewat online seperti para peternak pada umumnya. Ia mengaku orang-orang sering datang ke rumahnya sehingga dia tak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga lagi untuk memperkenalkan produksinya.
“Mereka dari mana-mana. Misalnya ada orang dari Jakarta minta benih sekian ribu itu saya kirim. Tapi transport ditanggung yang beli,” kata Mbah Kidjo.
Bagi Mbah Kidjo, kunci beternak gabus itu ia rangkum dalam 5M. Pertama adalah minat, kedua adalah membikin kolam, ketiga memelihara, keempat menekuni, dan yang terakhir adalah membuahkan.
“Terus terang, saya membuat bak-bak permanen ini hasil dari ikan. Rumah selatan tadi, itu dari ikan semua, semua keperluan sehari-hari juga dari ikan,” pungkas Mbah Kidjo. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikenal sebagai salah satu ikan air tawar paling populer, siapa sangka ikan mujair dulunya hidup di laut sebelum akhirnya berhasil dibudidaya ke air tawar.
Baca SelengkapnyaIa memberdayakan masyarakat sekitar untuk hidup sejahtera bersama-sama
Baca Selengkapnya"Konsisten dan tekun. Dengan ini, sekecil apapun karya kita, kalau kita menghargai itu, tidak menutup kemungkinan karya itu akan jadi besar," ucap Agus.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada enam jenis ikan endemik Indonesia yang cocok dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaAgung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaAgus merupakan petani asal Desa Jambu, Kediri, Jawa Timur. Dulunya di Desa Jambu, Agus dan keluarga merupakan orang yang kurang mampu secara finansial.
Baca SelengkapnyaBudidaya ikan hias bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan.
Baca SelengkapnyaMantan Pemain Timnas Indonesia Banting Setir Jadi Pembudidaya Ikan, Ajak Masyarakat Sukses Bersama
Baca SelengkapnyaPengusaha tiram bakar asal Kendal menceritakan kisah kesuksesannya. Kini ia dalam satu hari bisa menjual sampai 1 ton tiram.
Baca SelengkapnyaGo Tik Swan tumbuh besar dalam lingkungan pembatik. Karya-karyanya dihargai oleh Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaMelalui BUBK, mereka memperkenalkan model baru pengelolaan tambak yang belum diadaptasi oleh tambak tradisional.
Baca Selengkapnya