Tim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Bantu Pemulihan Pasien Patah Tulang, Begini Cara Kerjanya
Sandal tersebut telah terintegrasi dengan telepon pintar sebagai komunikasi perangkat lunak.
Saat melakukan aktivitas sehari-hari, manusia cukup rentan mengalami cedera yang berdampak pada tulang, entah itu karena kecelakaan kendaraan bermotor, cedera saat olahraga, maupun hal-hal lain yang menyebabkan kelainan pada tulang. Saat terjadi cedera, tulang membutuhkan pemulihan. Kadang pemulihan bisa berjalan cepat, tapi sering kali karena satu dan lain hal pemulihan itu berjalan cukup lama.
Merespons hal ini, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan sebuah sandal berbasis “loadcell-accelerometer” untuk membantu proses pemulihan pasien patah tulang esktremitas bawah. Selain itu, sandal tersebut juga bisa melakukan monitoring beban dalam pasien patah tulang.
-
Bagaimana para ilmuwan menguji hipotesis penggunaan sandal? Untuk menguji hipotesis ini, peneliti melakukan eksperimen dengan mengenakan sandal yang menyerupai dua pasang sepatu yang digunakan oleh suku pribumi San di selatan Afrika pada masa lalu.
-
Gimana meredakan sakit telapak kaki? Untuk mengobati penyebab telapak kaki sakit, cobalah beberapa cara berikut: Istirahatkan kaki Anda dan hindari aktivitas yang membebani kaki.
-
Apa yang unik dari sandal ini? Uniknya, sandal berusia 1500 tahun ini bertuliskan pesan manis dalam bahasa Yunani, yang dipahat pada salah satu bagian sandal.
-
Bagaimana cara mengobati tumit pecah-pecah? Selain cara-cara di atas, ada juga beberapa bahan alami yang dapat membantu mengatasi kaki pecah-pecah. Berikut adalah 9 bahan alami yang dapat Anda coba:
-
Siapa yang memakai sandal itu? Hasil sinar-X mengungkapkan bahwa sepatu itu adalah jenis caliga, sandal berpaku berat dan merupakan bagian dari seragam yang dikeluarkan untuk tentara legiun Romawi dan pasukan pembantu.
-
Bagaimana cara mengatasi nyeri kaki dengan pertolongan pertama? Penggunaan krim pereda rasa sakit bisa membantu mengatasi nyeri ini dengan cepat. Merendam kaki dalam air garam hangat dapat membantu meredakan nyeri dengan meningkatkan sirkulasi dan membantu mengurangi peradangan. Mencoba refleksologi atau pijat kaki juga bisa membantu.
Berikut selengkapnya:
Berawal dari Keluh Kesah Pasien
Ketua tim mahasiswa UGM, Maya Aida, menjelaskan bahwa terciptanya inovasi sandal itu berawal dari keluh kesah pasien patah tulang ekstremis bawah di RSUP Sardjito yang pernah berbagi ilmu kewirausahaan di UGM. Ia kemudian mengangkat permasalahan itu dalam penelitian sebagai bagian dari program kreativitas.
Ia menjelaskan bahwa sandal terapi itu dilengkapi dengan sensor “loadcell” dan “accelerometer” yang dapat mengukur serta memberikan umpan balik seketika kepada pengguna mengenai distribusi beban dan langkah yang benar pada kaki yang fraktur. Sandal tersebut juga telah terintegrasi dengan telepon pintar sebagai komunikasi perangkat lunak untuk pengaturan saran presentase beban dari dokter ortopedi dan monitoring latihan beban yang dilakukan pasien.
Proses Pengajuan Paten
Sementara itu mahasiswa lainnya yang ikut proyek pembuatan sandal terapi itu, Natasya Angelia, mengatakan bahwa saat ini proyek itu tengah dalam proses pengajuan paten untuk melindungi karya dan penggunaan lebih luas di ranah medis. Ia berharap program kreativitas sandal untuk pasien fraktur kaki ini dapat mendukung peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Penggunaan teknologi sensor ‘load cell’ dan ‘accelerometer’ dalam kreativitas ini membuka peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dalam pengembangan Iptek di bidang kesehatan,” kata mahasiswi Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM itu, dikutip dari ANTARA pada Jumat (27/9).
Sesuai Kebutuhan Pasien
Dalam proses pengembangan sandal terapi itu, tim mahasiswa UGM mendapat bantuan dari dokter ortopedi, yaitu dr. Dananjaya Putramega. Ia memastikan bahwa desain dan fungsi sandal itu sesuai dengan kebutuhan pasien.
“Adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu pasien fraktur ekstremitas bahwa dalam memonitoring ketercapaian latihan beban dan langkah selama proses pemulihan. Sehingga proses pemulihan berlangsung dengan baik sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lebih cepat dan aman,” kata dr. Dananjaya dikutip dari Rri.co.id.