Ada Ikan Purba, Ini Potret Rambut Monte Tempat Pemujaan Agama Hindu Zaman Majapahit
Merdeka.com - Candi Rambut Monte di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu pada zaman Kerajaan Majapahit.
Selain candi, kompleks wisata Rambut Monte juga dikenal karena keberadaan telaga dengan air berwarna kehijauan. Telaga itu dihuni oleh ikan legenda yang oleh warga sekitar disebut Ikan Dewa.
Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Blitar, wisatawan tidak diperbolehkan berenang di area telaga yang berisi Ikan Dewa. Ada kolam tersendiri yang disediakan bagi para wisatawan yang ingin berenang sembari menikmati hijaunya kawasan wisata alam Rambut Monte.
-
Di mana Telaga Dewi berada? Di ketinggian 2.819 mdpl, para pendaki akan menemukan sebuah danau yang indah bernama Telaga Dewi atau Danau Dewi.
-
Apa yang menjadi lokasi suci bagi umat Hindu di Jawa kuno? Mengutip kitab Negarakertagama, Gunung Semeru merupakan kawasan suci masa Jawa kuno.
-
Siapa yang memuja buaya sebagai dewa? Orang Mesir kuno memuja reptil besar sebagai perwakilan Sobek, penguasa Sungai Nil.
-
Siapa yang menyembah buaya? Orang Mesir kuno menyembah buaya besar sebagai representasi Sobek, dewa sungai Nil.
-
Jenis ikan apa yang jadi bagian dari cerita rakyat Danau Toba? Ikan yang satu ini bukanlah ikan biasa karena sudah erat dengan Danau Toba yaitu Ikan Mas. Ikan dengan nama Cyprinus carpio itu sudah menjadi dari bagian Danau Toba sejak ratusan tahun lalu.Selain itu, Ikan Mas ini juga dikaitkan dengan cerita rakyat di sana. Bahkan, ikan ini sangat suci sehingga tidak boleh ditangkap.
-
Mengapa patung Dewa Jagung diletakkan di kolam? 'Penemuan ini memungkinkan kita untuk lebih memahami bagaimana suku Maya kuno di Palenque menghidupkan kembali perjalanan mitos tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan dewa jagung.'
Keberadaan Ikan Dewa
Hingga saat ini, keberadaan Ikan Sengkaring di Telaga Rambut Monte masih terjaga. Penamaan Ikan Sengkaring sebagai Ikan Dewa diselimuti mitos yang berkembang di dalamnya.
Ikan yang hampir punah itu dikeramatkan di Telaga Rambut Monte Kabupaten Blitar dan Mata Air Banyu Biru Kabupaten Pasuruan (Jurnal Historia, 2021).
Folklor terkait Danyang di Telaga Rambut Monte menjaga keberadaan Ikan Dewa dan menghindarkan dari kepunahan. Ritual Danyang menjadi acuan masyarakat bertindak sesuai etika dan norma saat berhadapan dengan alam.
Danyang Telaga Rambut Monte menjelma menjadi sistem pengendali norma sosial, kontrol sosial, alat pendidikan, serta sistem proyeksi yang diwariskan secara turun-menurun.
Kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Danyang Telaga Rambut Monte di Desa Krisik menjadi bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cikal bakal pendahulu desa menjaga kelestarian alam (Sulistyorini, 2020).
Kepercayaan masyarakat terhadap Danyang diyakini menjadi dasar pelaksanaan ritual bersih desa. Ritual ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam semesta.
Larangan Mengambil Ikan
Masyarakat sekitar meyakini bahwa mengambil Ikan Dewa di Telaga Rambut Monte akan mendatangkan malapetaka. Bentuk malapetakanya pun beragam, di antaranya mendapatkan cobaan, sakit, hingga meninggal dunia.
Pada tahun 1991, terjadi peristiwa nahas yang hingga kini terus dikenang warga. Saat itu ritual larung wedhus kendit, di mana kepala, tulang, dan ekor kambing dimasukkan ke dalam Telaga Rambut Monte agar dimakan Ikan Dewa. Namun, kepala desa menggantinya dengan kambing biasa yang kepalanya dibungkus menggunakan kain kafan.
Sepekan setelah ritual berlangsung, kepala desa yang bersangkutan meninggal dunia. Masyarakat meyakini kejadian tersebut disebabkan karena penyimpangan ritual.
Asal-usul Rambut Monte
©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkab Blitar
Masyarakat percaya bahwa Telaga Rambut Monte berasal dari kisah Mbah Monte yang berperang melawan Rahwana. Kesombongan Rahwana membuat peperangan itu dimenangkan oleh Mbah Monte.
Kekalahan Rahwana disimbolkan dengan batu menyerupai monyet dengan rambut gimbal. Masyarakat percaya batu tersebut sebagai peninggalan Mbah Monte sehingga dinamakan Candi Rambut Monte. Kemudian, telaga yang berada di sekitar Candi Rambut Monte dinamakan Telaga Rambut Monte.
Sementara itu, kepercayaan terhadap Danyang yang ada di Telaga Rambut Monte mendorong masyarakat melaksanakan beberapa ritual. Di antaranya, nyadran, ruwatan desa, ritual larung wedhus kendi).
Selain itu, masyarakat Desa Krisik yang akan memiliki hajat biasanya melakukan nyadran terlebih dahulu di Rambut Monte. Hal itu dilakukan sebagai bentuk menghormati leluhur dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah yang diberikan. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Dalam keyakinan masyarakat Gunung Semeru dianggap sebagai tempat tinggal para dewa. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaTidak hanya keindahan alam, Sungai Mahakam juga dikelilingi oleh mitos yang menambah daya tariknya.
Baca SelengkapnyaPada masa Hindu, wilayah Demak sudah berkembang menjadi permukiman Hindu.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahannya, Tanah Lot juga dipenuhi dengan berbagai mitos dan legenda yang memperkaya nilai budaya dan spiritual tempat ini. Berikut mitos Tanah Lot.
Baca SelengkapnyaDaerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik
Baca SelengkapnyaKonon, ikan-ikan di sana bukan hewan asli melainkan jelmaan. Kemudian, terdapat larangan memancing apalagi mengonsumsi ikan dari Situ Sangiang.
Baca SelengkapnyaGunungkidul konon dulu menjadi tempat yang nyaman bagi manusia purba
Baca SelengkapnyaKonon, Situ Lengkong Panjalu tercipta dari tetesan air zam-zam yang dibawa dari Makkah oleh anak dari raja Hindu yang berkuasa.
Baca SelengkapnyaPura Maospahit merupakan salah satu pura unik di Bali yang memiliki gaya arsitektur Jawa Timuran. Gerbang candi terbelah & patung selamat datang.
Baca SelengkapnyaPotret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan
Baca Selengkapnya