Ciri-Ciri Gangguan Neurotik, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Perasaan cemas dapat menghampiri siapa saja dari waktu ke waktu. Baik cemas sebelum wawancara kerja, stres tentang masalah finansial, atau resah saat anak tak pulang tepat waktu di malam hari. Perasaan-perasaan ini adalah bagian normal dari menjadi manusia.
Namun, jika kekhawatiran tersebut tidak hilang dan malah berubah menjadi ekstrem, pikiran-pikiran negatif atau obsesif dapat menguasai diri Anda. Pada gilirannya hal ini akan membuat Anda kesulitan untuk menangani situasi sehari-hari.
Kondisi yang sesuai dengan gambaran tersebut dikenal dengan istilah perilaku neurotik. Neurotik bisa saja berasal dari penyakit mental, tetapi tidak selalu demikian kasusnya. Perilaku neurotik ditandai dengan pemikiran obsesif, kecemasan, keresahan dan tingkat disfungsi tertentu dalam tugas sehari-hari.
-
Siapa saja yang bisa mengalami gangguan mental? 'Sama seperti penyakit fisik, gangguan mental dapat memengaruhi siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial ekonomi.'
-
Apa ciri psikosis yang memengaruhi pikiran? Individu yang mengalami psikosis seringkali menunjukkan gejala seperti pikiran yang bingung dan terganggu, realitas palsu, halusinasi, dan delusi.
-
Apa yang dimaksud dengan gangguan mental? Gangguan mental adalah suatu kondisi yang dapat memengaruhi cara berpikir, merasakan, dan berperilaku individu.
-
Siapa yang rentan alami gangguan mental? Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal
-
Siapa yang berisiko mengalami gangguan mental terkait pekerjaan? 'Mungkin seseorang tidak ada diagnosis gangguan mental, tapi, sebenarnya sedang tidak sehat secara mental. Ada yang seperti itu, jadi harus diwaspadai,' kata Zulvia.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
Perilaku neurotik adalah hasil dari neurosis atau neurotisisme. Berikut adalah penjelasan selengkapnya mengenai pengertian dan ciri-ciri gangguan neurotik, lengkap dengan cara mengatasinya yang penting untuk Anda ketahui.
Mengenal Apa Itu Neurotik
Neurotik adalah sebutan apabila Anda menderita neurosis. Istilah ini telah digunakan sejak tahun 1700-an untuk menggambarkan reaksi mental, emosional, atau fisik yang drastis dan tidak rasional. Pada dasarnya, perilaku neurotik adalah upaya otomatis yang tidak disadari untuk mengelola kecemasan yang mendalam.
Pada tahun 1980, American Psychiatric Association menghapus istilah neurosis dari manual diagnostiknya sebagai bagian dari perubahan untuk membakukan kriteria penyakit mental. Dewasa ini, neurosis bukanlah kondisi mental yang berdiri sendiri. Sebaliknya, dokter paling sering memasukkan gejalanya ke dalam kategori yang sama dengan gangguan kecemasan. Dengan kata lain, apa yang dulu disebut neurosis kini berada di bawah payung kecemasan atau anxiety.
Meskipun penelitian di bidang ini masih kurang, satu penelitian di Xi'an, Cina, dalam Perspectives in Psychiatric Care Journal menemukan perkiraan prevalensi seumur hidup sebesar 10,8% untuk setiap gangguan neurotik. Fobia spesifik (5,7%), gangguan obsesif-kompulsif (3,8%), dan fobia sosial (1,3%) adalah subtipe yang paling umum.
Garis yang memisahkan neurotik dari normal adalah intensitas. Pikiran dan perilaku neurotik menurut definisi adalah yang sangat ekstrem sehingga mengganggu kehidupan pribadi, profesional, dan romantis penderitanya. Terlebih lagi, mereka cenderung menjadi respons default penderita terhadap masalah, sekecil apapun masalah tersebut.
Ciri-Ciri Gangguan Neurotik
Menderita gangguan neurotik lebih dikaitkan dengan perilaku khawatir berlebihan dan terlalu banyak berpikir daripada gangguan mental. Namun, tanpa bantuan yang tepat neurotisme yang dikelilingi oleh mekanisme koping yang tidak sehat dan lingkungan yang penuh tekanan dapat menyebabkan gangguan kecemasan.
Dilansir dari laman Very Well Health, di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri gangguan neurotik yang dapat Anda temui atau rasakan;
Ada lagi beberapa ciri-ciri gangguan neurotik yang umum dimiliki oleh para penderitanya. Anda dapat ikut mengidentifikasi apabila ada rang-orang terekat Anda yang mengembangkan ciri-ciri di bawah ini;
Tentu saja ciri-ciri gejala neurotik ini tidak selalu berarti bahwa seseorang memang menderitanya. Tetapi, hal ini adalah pola perilaku dari waktu ke waktu dan menyebabkan perasaan tertekan, sehingga Anda harus segera menyadarinya dan mencari bantuan dari ahli kesehatan mental.
Penyebab Gangguan Neurotik
Para peneliti telah mengidentifikasi hubungan antara neurotisme dan gangguan mental dan kualitas hidup yang lebih rendah, tetapi belum menentukan penyebab pasti dari kondisi ini. Namun ada beberapa faktor yang diyakini berperan dalam perkembangan neurotisme yani;
1. Genetika
Orang yang memiliki riwayat keluarga neurotisme lebih cenderung akan mewarisinya kelak. Bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut antara lain:
- Studi kembar menunjukkan tumpang tindih faktor genetik antara sifat-sifat yang berbeda dalam neurotisme, bersama dengan gangguan kecemasan lainnya.
- Gen G72, yang berperan dalam fungsi glutamat (neurotransmiter yang bertanggung jawab untuk fungsi otak yang tepat), juga dikaitkan dengan neurotisme, tetapi temuan ini tidak konsisten.
- Kajian genetika tentang neurotisisme menemukan perbedaan kecil namun patut diperhatikan pada salah satu gen pengangkut serotonin yang terkait dengan pemrosesan emosi.
2. Lingkungan
Lingkungan bersama (umum untuk anggota keluarga) dan lingkungan nonshared seperti ruang kelas individu anak terkait dengan kemungkinan mengembangkan sifat neurotik. Satu studi kembar skala besar terhadap lebih dari 3.330 kembar Belanda menemukan bahwa lingkungan bersama tidak signifikan dibandingkan dengan lingkungan yang tidak dibagi dalam memprediksi perilaku neurotik di masa depan.
Artinya, hal-hal yang terjadi di luar rumah dapat memiliki dampak yang lebih besar terhadap kondisi ini. Namun, hal ini lebih dijelaskan oleh interaksi gen-lingkungan daripada kesimpulan bahwa lingkungan bersama tidak berdampak. Kondisi kesehatan mental yang terkait dengan perilaku neurotik meliputi:
Cara Mengatasi Gangguan Neurotik
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah dan mengobati gangguan neurotik, tergantung dari penyebab yang mendasarinya;
1. Obat-obatan
Dokter atau psikiater dapat meresepkan obat yang sesuai untuk membantu mengurangi gejala yang berhubungan dengan gangguan seperti kecemasan, depresi, dan lain-lain. Obat bekerja untuk membantu mengubah kimiawi otak di balik perilaku neurotik. Obat umum yang diresepkan untuk gangguan mental yang terkait dengan neurotisisme meliputi:
2. Psikoterapi
Berbagai bentuk terapi bicara, termasuk terapi perilaku kognitif, dapat membantu mengatasi pola pikir negatif dan membantu penderita untuk mengubah cara mengatasi yang tidak sehat. Ini juga berguna untuk membantu seseorang mengidentifikasi perilaku neurotiknya dan bagaimana perilaku tersebut berkontribusi pada masalah lain yang mereka hadapi.
3. Perubahan Gaya Hidup
Mengatasi perilaku neurotik Anda sendiri adalah hal yang melelahkan. Mempraktikkan kesadaran diri dan mengenali apa yang dapat memicu perilaku ini merupakan langkah penting dan berkelanjutan dalam mengelola neurosis. Setelah Anda mengetahui apa yang membuat neurotisme semakin buruk, Anda dapat melakukan beberapa atau semua perubahan gaya hidup positif berikut untuk mendukung kesehatan mental Anda:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam konteks pekerja kantoran, tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk munculnya anxiety disorder.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu anxiety, jenisnya, dan cara mengatasi anxiety.
Baca SelengkapnyaPemikiran ini sering kali berisi konten yang menakutkan, tidak pantas, atau bertentangan dengan nilai-nilai pribadi.
Baca SelengkapnyaMunculnya pikiran intrusif pada seseorang bisa terjadi akibat sejumlah hal yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaMelantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.
Baca SelengkapnyaGangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) adalah kondisi kesehatan mental yang kompleks dan punya banyak tipe. Setiap tipe memiliki cirinya sendiri.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan mental kerap disalahpahami sehingga bisa sangat berdampak pada penanganannya.
Baca SelengkapnyaGangguan psikosis merujuk pada kondisi mental yang melibatkan hilangnya kontak dengan realitas.
Baca SelengkapnyaPikiran intrusif tak boleh disepelekan sebab dapat memengaruhi kualitas hidup secara negatif.
Baca SelengkapnyaBeberapa masalah kesehatan mental kerap tidak disadari sebelumnya sehingga kerap disangka muncul secara tiba-tiba.
Baca SelengkapnyaOverthinking merupakan kebiasaan tidak sehat yang menyebabkan lebih banyak stres dan berfokus pada hal negatif.
Baca SelengkapnyaOverthinking dapat menyebabkan dampak pada kesehatan mental bahkan merembet hingga kesehatan fisik.
Baca Selengkapnya