Mengenal Perbedaan Candi Hindu dan Budha Berdasarkan Corak dan Fungsinya

Merdeka.com - Kejayaan Hindu dan Budha di nusantara dan daratan Asia pada masa lampau adalah sebuah hal yang masih membawa decak kagum bagi kebanyakan orang di seluruh dunia. Peninggalan kemegahan era tersebut juga masih dapat disaksikan dalam bentuk persebaran bangunan-bangunan candinya, mulai dari yang paling besar hingga yang tersebar dan tersembunyi di segala penjuru daratan Indonesia dan sekitarnya.

Buddhisme dan Hinduisme serupa dalam kenyataan bahwa keduanya berasal dari India. Juga, "Sang Buddha, nabi agama Buddha, berasal dari keluarga Hindu." memberi dua kepercayaan ini koneksi kuno. Selain itu, kedua agama ini memiliki kepercayaan yang sama tentang reinkarnasi.

Namun, Buddhisme dan Hinduisme juga berbeda dalam banyak hal. Salah satunya adalah bahwa Buddhisme mencapai Nirvana melalui jalan beruas delapan dan Kebenaran Mulia, sedangkan Hinduisme mencapainya melalui beberapa cara lain.

Selain itu, Buddhisme menekankan pada penderitaan di dunia yang ada sedangkan umat Hindu percaya bahwa seseorang dapat menikmati kebahagiaan ilahi melalui moksa atau penyatuan kembali dengan Tuhan, mengutip dari arcgis.com. Dalam bangunan candinya, kedua agama ini juga memiliki perbedaannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai perbedaan candi Hindu dan Budha yang paling mendasar, yang patut Anda pahami.

Arsitektur Budha

Dua dari situs paling suci dan sakral agama Budha adalah kuil Mahabodhi dan kuil Lumbini. Kuil Mahabodhi terletak di India Timur di sepanjang sungai Falgu karena di sanalah Siddhartha Gautama mencapai pencerahan. Kuil Lumbini terletak di Nepal Tengah tempat Siddhartha Gautama dilahirkan, mengutip dari arcgis.com.

Situs-situs ini adalah dua tempat yang dikunjungi umat Budha dalam ziarah mereka. Tempat paling populer bagi umat Budha untuk dikunjungi adalah empat tempat ziarah Budha, yaitu Bodhgaya (kuil Mahabodhi) yang merupakan tempat pencerahan Budha di India, Kuil Lumbini tempat Buddha lahir di Nepal, Sarnath tempat Budha memberikan ajaran pertamanya di India, dan Kushinagar sebagai lokasi kematian Budha di India.

Banyak dari bangunan suci agama Budha digunakan untuk memperingati peristiwa penting kehidupan Budha. Bangunan-bangunan ini biasanya terletak di sepanjang jalur yang diambil Budha. Misalnya, dalam ziarah umat Budha, mereka mengunjungi tempat Budha lahir, tercerahkan, pertama kali mengajar, dan meninggal.

Selain itu, banyak dari bangunan keagamaan ini adalah stupa. Stupa adalah struktur seperti kubah yang terbuat dari batu atau bata yang mewakili peristiwa atau lokasi penting dalam agama Budha (Buddhisme 2014). Agama Buddha di seluruh Asia Tenggara menampilkan banyak tema yang berbeda. Sebagian besar perbedaan wilayah ini dapat ditemukan di stupa.

Di Myanmar, bentuk stupa secara visual menyerupai bentuk tetesan air yang pada bagian atasnya kurus dan lebar di bagian pangkalnya. Gaya Budha ini adalah salah satu gaya Budha paling awal. Di Laos, ciri khas stupa ini panjang dan tipis dengan desain lengkung.

Negara Thailand memiliki arsitektur stupa yang sangat beragam dengan desain yang berbeda di berbagai jenis negaranya. Tujuan Stupa adalah untuk menampilkan perkembangan agama dan seni Budha. Seiring waktu arsitektur menjadi lebih kompleks dan beragam.

Arsitektur Hindu

Dua dari situs paling suci dan sakral dalam agama Hindu adalah Kuil Badrinath dan Kuil Venkateswara. Kuil Badrinath terletak di dekat Himalaya India dan Uttarakhand, India dan Kuil Venkateswara terletak di dekat kota bukit Tirumala di Tirupati di negara bagian Andhra Pradesh, India.

Tempat terpenting dalam agama Hindu adalah Varanasi, yang mungkin merupakan tempat paling terkenal dari semua tempat suci. Terletak di tepi Sungai Gangga, dan sekitar 450 mil di selatan Delhi. Berikutnya adalah Kanyakumari, ini adalah salah satu situs suci Shakta terpenting yang terletak di ujung paling selatan India. Lalu ada Mathura, kota kuno India lainnya, yang terletak 95 mil di selatan Delhi. Itu dianggap sebagai tempat kelahiran Krishna.

Banyak kuil Hindu memiliki tema umum tentang tempat suci bagian dalam, ruang rahim, di mana Murti utama atau gambar dewa disimpan dalam sel kosong sederhana. Biasanya ada bangunan atau bangunan lain di sekitar ruangan, dan menutupi beberapa hektar. Kuil juga memiliki ambulatory untuk parikrama, dan aula pertemuan mandapa.

Terdapat dua gaya arsitektur Hindu; Nagara (Utara) dan Dravida (Selatan). Menara sikhara di kuil Nagara memiliki lengkungan miring saat naik, dan memiliki lengkungan dekoratif yang dikenal sebagai gavaksha, dan diatapi oleh amalaka. Sebaliknya, kuil Dravida lebih mirip kubah dengan cornice, dan diatapi oleh kubah kecil lainnya. Dinding luar memiliki bangunan biasa yang sering kali berisi patung.

Kuil-kuil di India Selatan juga dapat memiliki tangki atau kolam pemandian ritual, dan juga atap berkubah, dan biasanya ditutup dengan halaman berdinding dengan gerbang. Tujuan garbhagriha, juga dikenal sebagai ruang rahim, adalah untuk representasi atau simbol dewa tertentu. Ini adalah ruang kuil kecil tanpa jendela yang terletak di jantung kuil (Cartwright 2018).

Perbedaan Candi Hindu dan Budha

Dari segi arsitektur dan fungsinya, perbedaan candi Hindu dan Budha dapat ditemukan di kuil agama mereka. Berdasarkan fungsinya, kuil pemujaan atau stupa Buddha digunakan untuk menghormati Buddha dan untuk meditasi orang.

Sementara dalam agama Hindu, kuil atau Mandir mereka biasanya didedikasikan untuk dewa mereka yang berbeda. Kuil-kuil Hindu juga biasanya dihias, sedangkan yang Budha tidak dan sebagai gantinya digunakan untuk menyimpan barang-barang suci. (mdk/edl)