Apa yang dimau di hari Sabtu
Merdeka.com - Presiden Taiwan Ma Ying-jeou akan bertemu Presiden China Xi Jinping di Singapura, di hari Sabtu (7/11). Selain merupakan pertemuan pertama antara pemimpin kedua negara, banyak pengamat menilai pertemuan ini merupakan pertemuan bersejarah sejak berakhirnya perang
suadara di tahun 1949 dan secara teknis keduanya berada dalam status perang di mana China masih mengarahkan peluru kendali ke negara pulau itu.
China mengklaim kedaulatan atas Taiwan ketika pemerintah nasionalis melarikan diri ke pulau itu setelah kalah oleh komunis. Namun, ketegangan dua negara yang terpisah selat itu dinilai membaik sejak Presiden Ma menjabat pada 2008.
-
Bagaimana Taiwan merespon tuduhan China? Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia. 'China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama,' ujarnya.
-
Mengapa China menuduh Taiwan sebagai peretas utama? Taiwan, yang memiliki sistem pemerintahan demokratis, di klaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, sering melaporkan bahwa mereka menjadi korban peretasan dan disinformasi dari China. Namun, jarang terjadi Beijing membalikkan situasi dengan melontarkan tuduhan kepada Taipei.
-
Mengapa China tenggelam? Penulis studi tersebut mengatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penurunan permukaan tanah adalah adanya kehilangan air tanah, yaitu dengan pengambilan air di bawah atau di dekat kota-kota untuk digunakan penduduk setempat.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Bagaimana 'Kerajaan di Langit' mencapai kemerdekaan? Setelah Perang Dunia II, dorongan dekolonisasi di Afrika membawa Lesotho merdeka pada tahun 1966 sebagai Kerajaan Lesotho dengan Raja Moshoeshoe II sebagai pemimpin berdaulat.
-
Kapan China mendarat di bulan? Mengutip BBC, Rabu (5/6), Chang'e-6 mendarat di kawah raksasa dekat kutub selatan Bulan di 24 Juni 2024, mengibarkan bendera Tiongkok dengan bangga setelah menyelesaikan tugas pengambilan sampel.
Persoalannya, kegegapgempitaan di seputar pertemuan apakah berbanding lurus dengan target substansialnya? Pihak Taiwan telah menyatakan bahwa kedua pemimpin tak akan menandatangani perjanjian apapun kecuali membahas perdamaian dan hubungan kedua negara di berbagai bidang.
Senada dengan itu kantor berita pemerintah China, Xinhua, melaporkan kedua belah pihak akan bertukar pandangan tentang pengembangan hubungan lintas selat yang damai. Kemlu China dalam pernyataan persnya juga menyatakan bahwa kehadiran Presiden Xi adalah atas undangan Presiden Singapura Tony Tan.
Mungkin terdengar terlalu menyederhanakan, tapi pertemuan ini harus ditempatkan dalam konteks suasana politik dalam negeri Taiwan. Partai Kuomintang (KMT) pimpinan Presiden Ma tengah berjuang keras untuk memenangkan pemilu di bulan Januari tahun depan, sehingga banyak kecurigaan pertemuan ini dimaksudkan untuk memperbesar kemungkinan partainya menang, menghadapi partai oposisi Democratic Progessive Party yang dikenal sangat anti reunifikasi dengan China Daratan dan popularitasnya makin meningkat akhir-akhir ini. Pertemuan yang hanya berjarak tiga bulan dari pemilu juga sangat memicu kecurigaan publik Taiwan.
Nampaknya Ma ingin mengirim pesan bahwa makin meredanya ketegangan dan kecurigaan dengan China dengan pertemuan di hari Sabtu itu akan dapat mendorong hubungan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Taiwan. Rekam jejak Ma dalam konteks ini sejak tahun 2008, adalah ia telah mendorong terwujudnya 21 perjanjian kerjasama termasuk yang sangat menonjol yaitu Economic Cooperation Framework Agreement atau ECFA.
Sejak itu banyak perusahaan Taiwan memindahkan pabriknya ke China sementara bank-bank China beroperasi di Taiwan. Enam tahun lalu tak ada penerbangan langsung antara kedua negara, sekarang ratusan penerbangan terjadwal tiap minggu dan turis dari kedua negara berseliweran melintasi selat China.
Betapapun bersemangat dan maksud tersirat yang ia simpan mengenai pertemuan itu, Presiden Ma nampaknya tak akan berani melanggar batas dan mengorbankan dua hal jika ia tidak ingin menuai badai di dalam negeri yaitu soal kedaulatan Taiwan dan institusi demokratisnya.
Ma tercatat pernah menyatakan bahwa selama ia menjadi Presiden ia tak akan membicarakan unifikasi dengan China, tapi ia juga tak akan memperjuangkan kemerdekaan
apalagi dengan senjata. Ia dibebani kemampuan untuk menciptakan keseimbangan antara peredaan ketegangan dan perdamaian di satu sisi dan nasionalisme di sisi lain.
Presiden Ma rupanya harus berhati-hati mengenai pertemuan ini karena saat ini makin sedikit warga Taiwan yang mendukung ide reunifikasi dengan China. Hasil survei oleh National Chengchi University di bulan Juni lalu menunjukkan bahwa 60 persen warga ingin
diidentifikasi sebagai orang Taiwan dan bukan orang China. Sebuah dukungan mayoritas bagi statu quo atas kemerdekaan de facto.
Sementara itu bagi Presiden Xi Jinping pertemuan itu sangat penting karena ia dikenal ingin agar unifikasi segera terwujud dan tidak menjadi masalah secara turun temurun. Xi pernah menyampaikan ide “satu negara dua sistem” dengan delegasi pro-unifikasi Taiwan yang segera ditolak oleh Presiden Ma.
Pertemuan di hari Sabtu itu oleh China nampaknya dimaksudkan untuk mempengaruhi publik Taiwan dalam pemilu Januari mendatang di tengah-tengah kemungkinan partai Kuomintang dikalahkan oleh partai oposisi Democratic Progessive Party (DPP). China sangat khawatir karena calon presiden dari DPP, Tsai Ing-wen yang pro-kemerdekaan memimpin dalam jajak pendapat di Taiwan akhir-akhir ini.
Apa yang dimau di pertemuan di hari Sabtu hanya kedua pemimpin yang tahu. Yang jelas Presiden Ma harus siap dengan reaksi balik negatif publik Taiwan yang mencurigai campur tangan China dalam politik dalam negeri Taiwan, sebaliknya Presiden Xi juga harus siap
dengan keresahan dalam negeri karena pertemuan itu akan dianggap melegitimasi Taiwan sebagai suatu negara berdaulat. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penampakan pasukan militer China kepung wilayah perairan dekat Taiwan.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang tak tahu jika jejak Nazi Jerman pernah menduduki wilayah Bumi Sumatra tepatnya di Pulau Nias.
Baca SelengkapnyaKericuhan mewarnai rapat parlemen Taiwan ketika membahas reformasi wewenang pada Jumat (17/5).
Baca SelengkapnyaTaiwan baru saja meluncurkan kapal selam pertama buatan dalam negeri. Kapal selam ini akan membawa torpedo kelas berat MK-48 hingga rudal anti-kapal.
Baca SelengkapnyaBuntut China mengerahkan puluhan jet tempurnya ke wilayah perbatasan, militer Taiwan menggelar latihan perang di Stasiun Utama Taipei pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKapal patroli Indonesia berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaPertempuran ini mencakup serangkaian operasi militer antara pasukan Kekaisaran Jepang dan Republik Tiongkok.
Baca SelengkapnyaGempa mengguncang pada Rabu (3/4) pukul 07.58 waktu setempat di kedalaman 15,5 km.
Baca Selengkapnya