Karena kita bukan katak
Merdeka.com - Tanggal 31 Maret 2014 lalu, Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), setelah berkonferensi selama lima hari di Yokohama, Jepang, merilis laporan terkini mengenai dampak perubahan iklim global. IPCC adalah panel para pakar yang dibentuk PBB pada tahun 1988 untuk memberikan panduan ilmiah dan netral terkait perubahan iklim.
IPCC menyatakan bahwa laporan itu merupakan "kajian yang paling menyeluruh saat ini" mengenai dampak perubahan iklim kepada jagat yang kita diami bersama ini. Dampak itu antara lain risiko terjadinya banjir yang makin sering, hasil pertanian yang berkurang dan ketersediaan air yang makin menyusut. Kata laporan itu, manusia mungkin saja mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim, tapi kemampuan itu terbatas.
Dari laporan itu kita perlu mengantisipasi bahwa pemanasan signifikan akan terus terjadi di daerah tropis, dan kekeringan akan makin memburuk di sebagian besar wilayah bumi termasuk Australia, AS bagian selatan dan Eropa selatan. Selain itu, air samudera juga akan makin bersifat asam, mengancam karang dan fauna yang mendiaminya. Di darat, hewan, tumbuhan dan spesies lain akan bergerak naik ke dataran yang lebih tinggi.
-
Bagaimana Homo sapiens beradaptasi dengan lingkungan? Homo sapiens selama hidup ratusan ribu tahun lalu telah berhasil beradaptasi dengan beragam lingkungan, mulai dari gurun yang panas hingga hutan lebat, serta kutub yang beku.
-
Bagaimana Homo Sapiens beradaptasi dengan lingkungan? Homo sapiens selama hidup ratusan ribu tahun lalu telah berhasil beradaptasi dengan beragam lingkungan. Mulai dari gurun yang panas hingga hutan lebat, serta kutub yang beku.
-
Bagaimana kehidupan di Bumi-M beradaptasi? Kehidupan di planet ini mungkin akan beradaptasi dengan siklus-siklus tersebut, membentuk bioritme yang berbeda dari kehidupan di Bumi.
-
Bagaimana manusia bertahan? Salah satu peneliti di School of Medicine, New York, mengatakan bahwa diperkirakan populasi manusia modern pada saat itu berjumlah 1.280 selama 117.000 tahun lamanya.
-
Bagaimana orang-orang di masa lalu beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan? 'Penemuan ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kami tentang bagaimana orang-orang di masa lalu beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan, dan kami menantikan wawasan lebih lanjut seiring berjalannya proyek,' pungkasnya.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
Dengan adanya perubahan iklim, risiko rakyat di berbagai negara akan makin dalam jatuh ke kemiskinan akan mikin tinggi, migrasi akan makin banyak terjadi sehingga akan berdampak pada terciptanya konflik dan keamanan nasional.
Membaca berita itu dari Frankfurt, saya jadi gundah dan mencoba mencari tahu reaksi publik dan pemerintah kita. Saya malah bertambah gundah ketika saya mendapati hanya satu koran nasional yang memuat berita itu dan tiada berita mengenai reaksi pemerintah kita.
Betapa tidak, karena bagi saya laporan itu adalah "wake up call" mengenai dampak perubahan iklim atas kehidupan fauna, air, keamanan pangan dan efek keseluruhan terhadap ekonomi nasional dan masyarakat secara luas yang tidak boleh dan sangat berbahaya jika abai terhadapnya.
IPCC dengan jelas telah memberikan pesan gamblang kepada para politisi dan pembuat kebijakan bahwa "the worst is yet to come" (bencana terburuk belum terjadi), tapi jika kondisi sekarang ini dihadapi dan diatasi maka risiko yang lebih besar bisa dihindari.
Meski terjadinya "irreversible change" (sesuatu yang sudah berubah dan tidak bisa kembali ke bentuk asal) tidak bisa dihindari lagi, kata IPCC masih ada waktu untuk mencegah apa yang disebut para pakar lingkungan sebagai "dangerous climate change", yaitu ketika kita bisa menjaga kenaikan suhu global pada 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit), di atas level suhu zaman pra industri.
Saya tahu, banyak pakar di berbagai negara yang skeptis dan bahkan menolak hasil kajian IPCC selama ini dan menyatakan bahwa bumi kita dipenuhi oleh sejarah perubahan iklim dan selalu bisa mencari keseimbangan baru. Buat mereka panel itu tidak bisa dipercaya dan terlalu mengandalkan asumsi dengan model (model-driven assumptions) untuk meramalkan masa depan.
Mereka juga meyakini bahwa perubahan iklim adalah hal di mana kita bisa beradaptasi dan sebaiknya manusia berpikir secara cerdas tentang bagaimana seharusnya dunia beradaptasi atas apa yang sudah terjadi.
Sikap skeptis adalah wajar karena perbedaan sudut pandang, namun sikap itu bisa membahayakan jika ia membuat mayoritas awam tidak mau memperoleh informasi dan menyadari atas apa yang terjadi pada bumi, rumah kita bersama saat ini.
Indonesia juga tidak boleh diam. Kita tahu Indonesia sejak tahun 2008 telah memiliki Dewan Nasional Perubahan Iklim yang diketuai langsung oleh Presiden RI dan memiliki Rencana Aksi Adaptasi Nasional. Dewan ini harus diberi bobot peran signifikan agar kesadaran mengenai dampak perubahan iklim dan bagaimana kita bertindak, bisa mengemuka dan menjadi arus utama (mainstreaming) dalam berbagai kebijakan nasional kita. Semua kebijakan pemerintah kita harus mengandung kesadaran ini.
Jika masyarakat kita tidak tahu adanya Dewan ini dan manfaatnya, serta tak melihat kebijakan yang pro lingkungan, maka berarti kita sebenarnya diam atau paling tidak skeptis. Jika itu pilihan kita, maka kita tak ubahnya seekor katak, yang dimasukkan ke panci berair dingin, kemudian perlahan dipanaskan sampai titik didih. Katak itu akan diam karena tubuhnya tak berteriak mengingatkan bahaya. Ia tak akan meloncat keluar dari panci sampai ia matang. Tapi kita bukan katak. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia memiliki batasan waktu yang ketat untuk bertahan hidup tanpa oksigen dan air. Namun, di dunia hewan, ada yang memiliki kemampuan adaptasi luar biasa.
Baca SelengkapnyaMakhluk hidup perlu beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Berikut hewan yang mampu beradaptasi dengan mudah, yuk simak!
Baca SelengkapnyaHibernasi pada masa lalu dilakukan oleh manusia namun berangsur menghilang selama evolusi.
Baca SelengkapnyaHewan-hewan yang dapat membeku dan bisa kembali beraktifitas seperti biasa saat sudah mencair.
Baca SelengkapnyaPerubahan penting terjadi ketika manusia purba berevolusi dari kehidupan pohon menjadi makhluk yang berjalan tegak di tanah.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Toba merupakan salah satu letusan gunung berapi paling dahsyat dalam sejarah.
Baca Selengkapnyawalau memiliki sayap, ternyata burung-burung ini tidak bisa terbang.
Baca SelengkapnyaMeskipun kita menghilang, alam akan tetap berjalan. Meskipun manusia telah meninggalkan jejak besar di planet ini, alam selalu menemukan jalan untuk pulih.
Baca SelengkapnyaDalam potongan klip tersebut terdapat dua orang laki-laki yang tengah mengobrol
Baca SelengkapnyaKerabat Manusia Setinggi 3 Meter Pernah Hidup 295.000 Tahun Lalu, Punah karena Sebab Misterius
Baca SelengkapnyaAda kera terbesar yang pernah hidup di Bumi. Punya tinggi 3 meter dan berat 300 kilogram.
Baca SelengkapnyaKemajuan ilmu pengetahuan telah jelas menyatakan bahwa hal ini akan terjadi di masa depan.
Baca Selengkapnya