Mengembalikan kesenian daerah ke tempat terhormat
Merdeka.com - Menangkap dan melarang para seniman yang menggunakan kesenian tradisional untuk mengamen dinilai bukan langkah yang tepat. Pemerintah justru harus memberi ruang bagi mereka untuk tetap eksis sekaligus melestarikan budaya agar kesenian daerah itu kembali ke tempat yang terhormat.
Pengamat dan pemerhati kebudayaan Joe Marbun mengakui fenomena kesenian tradisional digunakan untuk mengamen dipicu oleh persoalan sosial yang terjadi di masyarakat, khususnya mereka yang berjuang hidup di ibu kota.
"Ini kita lihat sebuah persoalan sosial di mana seni digunakan untuk mencari penghasilan bertahan hidup," kata Joe kepada merdeka.com, Selasa (27/9).
-
Bagaimana cara melestarikan musik tradisional? Ketika generasi sebelumnya hendak mewariskan sebuah seni musik tradisional kepada generasi penerusnya, maka yang dilakukan adalah mengajari para generasi muda secara langsung dari mulut ke mulut.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Bagaimana cara melestarikan tari tradisional? Mendidik dan melatih generasi muda untuk mempelajari dan menguasai tari tradisional dari daerah asalnya.
-
Bagaimana Serdadu Bambu ingin lestarikan musik tradisional? Ini menjadi kesempatan bagi Serdadu Bambu untuk membawa sekaligus mengenalkan musik tradisional calung dan angklung, agar bisa dikenal hingga anak cucu di masa mendatang.
-
Kenapa tradisi Suran Mbah Demang harus dilestarikan? 'Saya mengajak seluruh masyarakat Banyuraden untuk meneladeni nilai leluhur yang diwariskan Ki Demang. Upacara adat ini juga bisa menjadi pengingat bagi masyarakat Banyuraden dan sekitarnya akan tradisi leluhur yang harus dilestarikan,' ujar Kustini.
-
Mengapa tradisi ini dilestarikan? Tradisi itu dilestarikan untuk mengenang penyebar agama Islam di Jatinom, Ki Ageng Gribig.
Joe menilai, pemerintah harus membuat larangan terkait hal ini namun di sisi lain harus bertanggung jawab terhadap upaya pelestarian kesenian itu sendiri. "Itu harus dilarang, artinya ketika ini menjadi kesenian (jalanan), maka berdampak pada kelestarian budaya. Padahal dalam konsep pelestarian budaya yang merupakan pengetahuan, ini kan pengetahuan merupakan sekaligus kreativitas yang harus dilihat dan dijaga. Tapi ini persoalannya tidak, ini harus dijawab pemerintah bagaimana memperjuangkan hak sosial mereka melestarikan kebudayaan tadi," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan ruang dan adanya kerjasama yang baik dengan para pengamen kesenian tadi. Hal itu bertujuan agar komunikasi terjalin baik antara pemerintah dengan masyarakat, khususnya masyarakat menengah bawah yang kerap melakukan kesenian jalanan sebagai pilihan akhir mendapatkan uang.
"Kalau kita serta merta melarang tanpa ada ruang baru atau komunikasi lebih lanjut, itu tidak adil. Maka kebutuhan itu harus dijawab pemerintah (kebutuhan sosial ekonomi). Selain ruang, pemerintah juga harus mempertimbangkan atau menempatkan kebudayaan itu menjadi penting dalam masyarakat, sehingga akan lebih baik jika kita lestarikan dan menggali kebudayaan itu, mendorong semua pihak untuk berkreasi dan memberikan penghargaan kepada masyarakat," paparnya.
Dalam hal ini, Joe menganggap kurangnya langkah pemerintah dalam melestarikan kebudayaan dikarenakan belum satu hati atau satu pemikiran antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
kuda lumping ©2012 Merdeka.com/dok"Pemerintah kenapa tak selesai-selesai menggodok RUU Kebudayaan? Karena pemerintah dan DPR belum satu hati. Hal itu terlihat ketika mereka meributkan RUU Kebudayaan dan dianggap menjadi suatu yang urgent. Dari urgent itu lah mereka membuat aturan main yang katanya karena ada krisis kebudayaan, karena kebudayaan tak lagi menjadi tempat yang baik di masyarakat, karena seni sudah menjadi sedemikian buruknya. Padahal seharusnya dengan problem itu, mempermudahkan pemerintah merumuskan kebijakan apa yang akan diambil dan dilakukan untuk menjawab problem kesenian tadi," ujarnya.
Karena pemerintah juga belum bisa menjawab persoalan yang muncul di masyarakat tersebut, lanjut Joe, sehingga mereka khususnya kalangan bawah mengambil pilihan menjadikan kebudayaan sebagai ajang cari uang tersebut. "Ini sebenarnya harus dijawab pemerintah, ini permasalahan serius ketika seni menjadi ranah kebangsaan yang kini malah menjadi hal tersebut (ajang ngamen)," tutupnya.
Berbeda dengan Joe, Sejarawan JJ Rizal, justru menganggap jika berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya dan mendapatkan uang tersebut memang ciri asli kesenian itu sendiri. Dalam hal ini, Rizal mencontohkan seperti halnya ondel-ondel.
Pengamen kesenian tradisional ©2016 Merdeka.com/Muchlisa Choiriah"Ondel-ondel memang menurut tradisi dan sejarahnya berkeliling kampung karena fungsinya adalah tolak bala, untuk jasanya itu dia diberi imbalan sawer. Jadi kalau kini dia keluar masuk kampung dan disebut mengamen, dia kembali ke tradisi aslinya," kata JJ Rizal kepada merdeka.com.
Menurut Rizal, yang membedakan ondel-ondel asli dengan yang saat ini, tidak lagi berkait dengan ilmu bela diri seperti tolak bala, mengamankan kampung dan masyarakat dari kekuatan jahat, tetapi untuk bertahan hidup sebagai seni tradisi. Sehingga tak ada larangan akan ondel-ondel yang bersifat mengamen.
"Dan dalam hal ini, pelarangan bukan tindakan yang bijak dan tidak pas dengan tradisinya ondel-ondel, jangan-jangan malah dengan ngamen itulah sebagai seni tradisi ondel-ondel bisa bertahan sebagai seni tradisi. Hanya saja diperlukan semacam pelatihan seni tradisi agar jangan jauh penampilannya dari yang mentradisi dan dikenalin kearifannya," tutup Rizal. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika masyarakat bergerak menuju modernitas, praktik spiritual dan kultural ini cenderung memudar.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, pembangunan seni budaya diakui sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Baca SelengkapnyaPemkab Indramayu memiliki cara untuk menjaga warisan leluhur, yakni dengan memasukkan olahraga tradisional ke kurikulum sekolah.
Baca SelengkapnyaKurangnya ruang berkarya, pelaku seni dan budaya beberkan beberapa harapan keapda Bobby Nasution saat berdiskusi bersama.
Baca SelengkapnyaMelagukan pantun jadi ciri unik kesenian asli Betawi ini
Baca SelengkapnyaPAN dinilai konsisten mengakomodir para pelaku seni, khususnya di Madiun.
Baca SelengkapnyaMenak Koncer merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaTayub merupakan tari pergaulan yang dalam perwujudannya bisa bersifat romantis dan bisa pula erotis.
Baca SelengkapnyaMenjadikannya sebuah industri dinilai cara melestarikan seni dan budaya.
Baca SelengkapnyaHerman Khaeron ingin adanya kekhususan untuk menahan laju biaya hidup di Jakarta
Baca SelengkapnyaMenteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong percepatan pengembangan industri gim nasional di tingkat daerah.
Baca Selengkapnya