Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengembalikan kesenian daerah ke tempat terhormat

Mengembalikan kesenian daerah ke tempat terhormat Reog Ponorogo. ©2016 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Menangkap dan melarang para seniman yang menggunakan kesenian tradisional untuk mengamen dinilai bukan langkah yang tepat. Pemerintah justru harus memberi ruang bagi mereka untuk tetap eksis sekaligus melestarikan budaya agar kesenian daerah itu kembali ke tempat yang terhormat.

Pengamat dan pemerhati kebudayaan Joe Marbun mengakui fenomena kesenian tradisional digunakan untuk mengamen dipicu oleh persoalan sosial yang terjadi di masyarakat, khususnya mereka yang berjuang hidup di ibu kota.

"Ini kita lihat sebuah persoalan sosial di mana seni digunakan untuk mencari penghasilan bertahan hidup," kata Joe kepada merdeka.com, Selasa (27/9).

Joe menilai, pemerintah harus membuat larangan terkait hal ini namun di sisi lain harus bertanggung jawab terhadap upaya pelestarian kesenian itu sendiri. "Itu harus dilarang, artinya ketika ini menjadi kesenian (jalanan), maka berdampak pada kelestarian budaya. Padahal dalam konsep pelestarian budaya yang merupakan pengetahuan, ini kan pengetahuan merupakan sekaligus kreativitas yang harus dilihat dan dijaga. Tapi ini persoalannya tidak, ini harus dijawab pemerintah bagaimana memperjuangkan hak sosial mereka melestarikan kebudayaan tadi," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga harus memberikan ruang dan adanya kerjasama yang baik dengan para pengamen kesenian tadi. Hal itu bertujuan agar komunikasi terjalin baik antara pemerintah dengan masyarakat, khususnya masyarakat menengah bawah yang kerap melakukan kesenian jalanan sebagai pilihan akhir mendapatkan uang.

"Kalau kita serta merta melarang tanpa ada ruang baru atau komunikasi lebih lanjut, itu tidak adil. Maka kebutuhan itu harus dijawab pemerintah (kebutuhan sosial ekonomi). Selain ruang, pemerintah juga harus mempertimbangkan atau menempatkan kebudayaan itu menjadi penting dalam masyarakat, sehingga akan lebih baik jika kita lestarikan dan menggali kebudayaan itu, mendorong semua pihak untuk berkreasi dan memberikan penghargaan kepada masyarakat," paparnya.

Dalam hal ini, Joe menganggap kurangnya langkah pemerintah dalam melestarikan kebudayaan dikarenakan belum satu hati atau satu pemikiran antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

kuda lumping

kuda lumping ©2012 Merdeka.com/dok

"Pemerintah kenapa tak selesai-selesai menggodok RUU Kebudayaan? Karena pemerintah dan DPR belum satu hati. Hal itu terlihat ketika mereka meributkan RUU Kebudayaan dan dianggap menjadi suatu yang urgent. Dari urgent itu lah mereka membuat aturan main yang katanya karena ada krisis kebudayaan, karena kebudayaan tak lagi menjadi tempat yang baik di masyarakat, karena seni sudah menjadi sedemikian buruknya. Padahal seharusnya dengan problem itu, mempermudahkan pemerintah merumuskan kebijakan apa yang akan diambil dan dilakukan untuk menjawab problem kesenian tadi," ujarnya.

Karena pemerintah juga belum bisa menjawab persoalan yang muncul di masyarakat tersebut, lanjut Joe, sehingga mereka khususnya kalangan bawah mengambil pilihan menjadikan kebudayaan sebagai ajang cari uang tersebut. "Ini sebenarnya harus dijawab pemerintah, ini permasalahan serius ketika seni menjadi ranah kebangsaan yang kini malah menjadi hal tersebut (ajang ngamen)," tutupnya.

Berbeda dengan Joe, Sejarawan JJ Rizal, justru menganggap jika berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya dan mendapatkan uang tersebut memang ciri asli kesenian itu sendiri. Dalam hal ini, Rizal mencontohkan seperti halnya ondel-ondel.

pengamen kesenian tradisional

Pengamen kesenian tradisional ©2016 Merdeka.com/Muchlisa Choiriah

"Ondel-ondel memang menurut tradisi dan sejarahnya berkeliling kampung karena fungsinya adalah tolak bala, untuk jasanya itu dia diberi imbalan sawer. Jadi kalau kini dia keluar masuk kampung dan disebut mengamen, dia kembali ke tradisi aslinya," kata JJ Rizal kepada merdeka.com.

Menurut Rizal, yang membedakan ondel-ondel asli dengan yang saat ini, tidak lagi berkait dengan ilmu bela diri seperti tolak bala, mengamankan kampung dan masyarakat dari kekuatan jahat, tetapi untuk bertahan hidup sebagai seni tradisi. Sehingga tak ada larangan akan ondel-ondel yang bersifat mengamen.

"Dan dalam hal ini, pelarangan bukan tindakan yang bijak dan tidak pas dengan tradisinya ondel-ondel, jangan-jangan malah dengan ngamen itulah sebagai seni tradisi ondel-ondel bisa bertahan sebagai seni tradisi. Hanya saja diperlukan semacam pelatihan seni tradisi agar jangan jauh penampilannya dari yang mentradisi dan dikenalin kearifannya," tutup Rizal. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemendikbudristek Nilai Seni Tradisi Perlu Dimodifikasi agar Lebih Mudah Diakses
Kemendikbudristek Nilai Seni Tradisi Perlu Dimodifikasi agar Lebih Mudah Diakses

Ketika masyarakat bergerak menuju modernitas, praktik spiritual dan kultural ini cenderung memudar.

Baca Selengkapnya
Beri Gamelan ke Seniman, Ganjar Harap Seni dan Budaya di Sumut Terus Berkembang
Beri Gamelan ke Seniman, Ganjar Harap Seni dan Budaya di Sumut Terus Berkembang

Menurut Ganjar, pembangunan seni budaya diakui sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

Baca Selengkapnya
Jaga Warisan Leluhur, Olahraga Tradisional Masuk Kurikulum Sekolah di Indramayu
Jaga Warisan Leluhur, Olahraga Tradisional Masuk Kurikulum Sekolah di Indramayu

Pemkab Indramayu memiliki cara untuk menjaga warisan leluhur, yakni dengan memasukkan olahraga tradisional ke kurikulum sekolah.

Baca Selengkapnya
Kurangnya Ruang Berkarya, Ini Harapan Pelaku Seni dan Budaya saat Berjumpa Bobby Nasution
Kurangnya Ruang Berkarya, Ini Harapan Pelaku Seni dan Budaya saat Berjumpa Bobby Nasution

Kurangnya ruang berkarya, pelaku seni dan budaya beberkan beberapa harapan keapda Bobby Nasution saat berdiskusi bersama.

Baca Selengkapnya
Nyaris Tenggelam, Seni Betawi Kuno Ini Unik Karena Padukan Pantun dengan Gambang Kromong
Nyaris Tenggelam, Seni Betawi Kuno Ini Unik Karena Padukan Pantun dengan Gambang Kromong

Melagukan pantun jadi ciri unik kesenian asli Betawi ini

Baca Selengkapnya
PAN Dinilai Konsisten Wadahi Aspirasi Seniman Budaya Madiun Jawa Timur
PAN Dinilai Konsisten Wadahi Aspirasi Seniman Budaya Madiun Jawa Timur

PAN dinilai konsisten mengakomodir para pelaku seni, khususnya di Madiun.

Baca Selengkapnya
Menilik Makna Patriotisme dalam Kesenian Tradisional Menak Koncer Masyarakat Semarang
Menilik Makna Patriotisme dalam Kesenian Tradisional Menak Koncer Masyarakat Semarang

Menak Koncer merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Sensasi Menonton Tayub Nganjuk, Seni Pertunjukan Sejak Zaman Kerajaan yang Bikin Warga Guyub Rukun
Sensasi Menonton Tayub Nganjuk, Seni Pertunjukan Sejak Zaman Kerajaan yang Bikin Warga Guyub Rukun

Tayub merupakan tari pergaulan yang dalam perwujudannya bisa bersifat romantis dan bisa pula erotis.

Baca Selengkapnya
Cara Jitu Andika Perkasa Lestarikan Seni Budaya
Cara Jitu Andika Perkasa Lestarikan Seni Budaya

Menjadikannya sebuah industri dinilai cara melestarikan seni dan budaya.

Baca Selengkapnya
Bahas RUU DKJ, Anggota DPR ingin Jakarta Bukan Hanya Jadi Kota Berduit
Bahas RUU DKJ, Anggota DPR ingin Jakarta Bukan Hanya Jadi Kota Berduit

Herman Khaeron ingin adanya kekhususan untuk menahan laju biaya hidup di Jakarta

Baca Selengkapnya
Mendagri Dorong Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional di Tingkat Daerah
Mendagri Dorong Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional di Tingkat Daerah

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong percepatan pengembangan industri gim nasional di tingkat daerah.

Baca Selengkapnya