Arca Syiwa Kepala Tiga Ditemukan dalam Ekskavasi Situs Pendem Kota Batu
Merdeka.com - Sebuah arca Syiwa dengan ciri berkepala tiga ditemukan dalam proses ekskavasi Situs Pendem Kota Batu. Arca dalam kondisi utuh dan ditemukan dengan posisi tengkurap berjarak sekitar 100 meter dari lokasi utama ekskavasi.
"Baik, masih utuh. Saat ditemukan posisinya tengkurap berjarak sekitar 100 meter," kata Wicaksono Dwi Nugroho, Ketua Tim Ekskavasi Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur, Jumat (13/11).
Kepala arca Syiwa menghadap ke tiga arah, yakni depan, kanan dan kiri. Sementara bagian belakang patung hanya lurus dengan beberapa kelapukan wajar.
-
Dimana kerangka tersebut ditemukan? Temuan ini adalah hasil dari kegiatan penggalian di Bukit Blossom yang merupakan sebuah situs pada zaman Holosen Akhir (4350-2980 SM) berlokasi di Lembah San Joaquin bagian utara California, Amerika Serikat.
-
Apa posisi kerangka yang ditemukan? 'Itu pelukan yang sangat natural,' kata Papathanasiou, menambahkan bahwa posisi itu tidak tampak diatur seperti itu.
-
Apa bentuk makam yang ditemukan? Secara keseluruhan, belasan makam berbentuk kerucut terpotong telah tercatat, hal ini ditentukan oleh bentuk kerucut terbalik yang terpotong pada suatu titik, sehingga dikenal sebagai makam botol atau lonceng.
-
Di mana artefak batu ini ditemukan? Penemuan arkeologi misterius ditemukan di wilayah Akmola oleh dua petugas pemadam kebakaran Distrik Sandyktau dari Departemen Situasi Darurat Daerah; Nursultan Ashkenov and Akhmet Zaripo.
-
Dimana artefak batu itu ditemukan? Senior menemukan batu pasir berwarna abu tua ketika sedang menyabit rumput di kebunnya.
-
Dimana artefak batu tersebut ditemukan? Artefak batu kuno yang terbuat dari obsidian tersebut terletak sejauh 3.218 kilometer dari Oregon Tengah.
Posisi Syiwa duduk dengan kaki kiri terlipat ke dalam, tertindih kaki kanannya yang menggantung. Kedua tangan depan berada di atas paha, sementara tangan yang lain tidak terlihat jelas.
Arca tersebut semakin memperkuat bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah Candi Hindu beraliran Syiwa. Karena dalam konsep candi syiwa dipastikan patung Syiwa berada di tengah-tengah candi yang tersusun bersama yoni dan lingga.
Posisi patung berada di atas sumuran atau batur sebagai sebuah altar pemujaan. Karena dalam konsepnya, Sumuran sebagai penghubung kekuatan bumi yang terhubung ke langit, sehingga diikuti bentuk atap candi bercerobong dan mengerucut.
Selain berbahan batu adesit, arca nampak memiliki materi semacam kaca lembut yang memantulkan cahaya saat terkena sinar. Ukuran patung diperkirakan setinggi 50 cm, lebar 30 cm dan ketebalan 20 cm.
"Sementara patung tersebut diamankan oleh Kepala Desa," tegasnya.
Ekskavasi Situs Pendem telah berjalan Tiga Tahap sejak Desember 2019 dan dilanjutkan ke tahap IV berlangsung 7-16 Februari 2020.
Proses Ekskavasi sebelumnya berhasil mencari bentuk, keluasan dan fungsi dari struktur bata yang telah nampak. Selain itu juga diberlakukan sistem pelindung agar struktur bata yang ditemukan terhindar dari kerusakan akibat panas dan hujan.
Selama Ekskavasi berhasil membuka kotak gali seluas 10 M x 8 M. Dari luasan galian tersebut berhasil menampakkan profil pondasi bangunan bata berukuran 7,5 M x 7,5 M yang tersusun dari 6 lapis bata. Sementara dimensi bata penyusun berukuran panjang 35-36 cm, lebar 25-26 cm, dan tebal 9-10 cm. Bentuk bangunan memiliki arah orientasi 103 derajat dari arah utara kompas.
Bagian tengah bangunan ditemukan konsentrasi tumpukan bongkahan batu-batu andesit yang kemudian menyulitkan proses ekskavasi.
Namun ketika batu-batu tersebut diangkat, di kedalaman 1 meter dari tanah permukaan ditemukan lubang sumuran berbentuk bujur sangkar berukuran 2,1 M x 2,1 M. Konsentrasi batu-batu andesit pun masih menutup lubang sumuran hingga ke dalam.
Penggalian di sumuran dihentikan di kedalaman 1,20 M karena waktu pengerjaan sudah mencapai hari terakhir. Lubang sumuran diduga masih lebih dalam karena tatanan bata masih terus berlanjut ke dalam.
Situs Pendem diduga kuat merupakan bangunan candi yang disebut dalam Prasasti Sangguran yang menurut catatan Verbeek pada 1836 ditemukan di Ngandat, Mojorejo. Letak ngandat dengan situs Pendem hanya berjarak 1 km, yang kedua lokasi ini dipisahkan oleh sungai brantas.
Prasasti sangguran berangka tahun 850 saka atau 928 masehi dan menyebutkan tentang sebuah candi I Sang Hyang Prasada Kabhaktyan ing sima Kajurugusalyan ing Mananjung.
Selama ekskavasi juga ditemukan pecahan tembikar dari beberapa wadah berhias, seperti bejana, tempayan dan vas. Temukan hanya berupa pecahan mulut botol kaca, yang diduga berasal dari masa kolonial. Temuan koin bertuliskan 'Nderland Indie 1825' dan Java 1810, serta pecahan mulut botol yang ditemukan di antara tatanan bata saat ekskavasi memperkuat dugaan tersebut.
Situs Pendam diduga dihancurkan di masa Hindia-Belanda. Peristiwa itu pun terekam dalam memori masyarakat dan kini menjadi nama desa, yaitu Desa Pendem. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses penampakan pun hingga kini masih dilakukan oleh tim, agar dapat mengetahui identitas ketiga kerangka manusia tersebut.
Baca SelengkapnyaSitus peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan kondisi arca ini terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari batu granit.
Baca SelengkapnyaJasad pendeta yang ditemukan dalam makam kuno ini dikubur dengan posisi yang aneh.
Baca SelengkapnyaPemkab Trenggalek tengah melakukan ekskavasi Situs Cagar Budaya Gondang di Desa Gondang, Kecamatan Tugu.
Baca SelengkapnyaTemuan tiga kerangka manusia di area situs Kumitir, kompleks istana Majapahit, menyedot perhatian para peneliti.
Baca SelengkapnyaMakam pendeta ini bukanlah kuburan pendeta sembarang. Ada banyak alasan yang melatarbelakanginya.
Baca SelengkapnyaPada situs ini, terdapat tiga goa yang dipahatkan pada batu cadas.
Baca SelengkapnyaSitus ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaMakam itu ditemukan saat penggalian dan pembersihan di kota kuno Tharsa
Baca SelengkapnyaPenemuan ini mengungkap profesi pemilik makam, yang dikubur bersama alat bedah ini.
Baca Selengkapnya