Batik Janda Bolong, Kreasi Pengusaha Batik Garutan di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sejumlah sektor usaha masyarakat, baik yang skala besar, kecil, hingga mikro. Pelbagai upaya dilakukan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi, agar usahanya tetap jalan dan karyawannya bisa makan.
Kabupaten Garut menjadi salah satu wilayah penghasil batik terbaik di Indonesia dengan nama khas batik Garutan. Para pengusaha batik Garutan ini pun rupanya tidak lepas dari dampak pandemi, beberapa di antara mereka bahkan ada yang memilih tidak berproduksi.
Namun di balik mereka yang memilih tidak beroperasi, ada juga pengusaha batik garutan yang memilih untuk menciptakan kreasi batik baru agar bisa bertahan di tengah pandemi. Langkah tersebut dilakukan agar belasan pekerja yang dimiliki bisa tetap menghidupi anak anak istri.
-
Kenapa batik Madiun terkenal? Batik-batik ini juga sudah tercatat dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkumham RI.
-
Kenapa batik semakin populer? 'Mungkin seperti yang kita tahu kalau dulu batik itu cuma dipakai waktu untuk acara-acara formal. Nah, kenapa batik itu semakin populer di kalangan masyarakat saat ini? Ya karena dia terus berevolusi baik dari segi motif yang makin beragam, dan juga cara pemakaian atau stylingnya yang membuat batik semakin menarik,' tambahnya.
-
Apa tren motif batik saat ini? Salah satu motif yang sedang populer adalah motif abstrak yang menggabungkan berbagai elemen geometris dan bentuk non-tradisional. Motif ini memberikan kesan yang lebih kontemporer dan cocok untuk digunakan dalam gaya sehari-hari. Selain itu, motif floral dengan warna-warna cerah juga menjadi pilihan yang menarik untuk tampil lebih fresh dan bersemangat, seperti yang dimiliki oleh batik Damakara ini,' ungkap pria yang juga pendiri IKAT Indonesia.
-
Mengapa batik ciprat Desa Kemudo menjadi UMKM unggulan? Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemudo
-
Rumah Batik Palbatu membuat apa selain kain batik? Bermula dari pembuatan kain batik, kini Rumah Batik Palbatu melakukan inovasi dengan menghasilkan berbagai macam produk.'Sekarang kita sudah memproduksi baju, kemeja, ada juga syal dan beberapa produk tas dan turunannya yang lain,' kata Hary.
-
Dimana sentra batik khas Kuningan? Sentra batik khas Kuningan sendiri terletak di Desa Cikubang Sari, Kecamatan Kramat Mulya, lewat sebuah galeri bernama Nisya Batik.
Adalah Batik Pudini, tempat batik garutan yang masih berjuang di tengah pandemi. Batik Pudini yang berada di Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 15 pekerjanya masih bisa menghidupi anak dan istrinya masing-masing karena mereka tidak dirumahkan karena tetap memproduksi batik.
Ani (53) pemilik Batik Pudini bercerita bahwa salah satu caranya bertahan di tengah pandemi adalah dengan tetap berkreasi. Salah satu kreasi batik yang dibuatnya adalah batik janda bolong.
"Kreasi ini saya buat saat tanaman janda bolong sedang rame banget di masyarakat. Melihat potensi itu, saya berinisiatif untuk membuat batik tersebut,” kata Ani, Selasa (16/11).
Kreasi batik yang dibuat Ani, diakuinya memang cukup membantu usahanya tetap bertahan di tengah pandemi. Setidaknya, dengan penjualan batik tersebut ia masih bisa membayar upah para pekerjanya agar tetap bisa menghidupi anak istrinya.
“Karena memang kalau yang batik ini kan bukan batik tulis, jadinya bisa dijual lebih murah dibanding batik tulis. Alhamdulillah respon pembeli juga bagus. Jadinya hasil penjualan bisa digunakan untuk membayar upah pekerja,” sebutnya.
Dipasarkan Lewat Media Sosial
Dia menjelaskan bahwa selama pandemi juga ia lebih sering main di media sosial untuk menjual produk batik tulis garutan. Langkah tersebut pun rupanya cukup mendapat respon yang baik dari pengguna media sosial.
Dirinya tidak menampik bahwa media sosial menjadi sarana yang cukup baik untuk menjual batik garutan. “Saya biasanya main di Instagram saja, tidak di media sosial lainnya,” ungkapnya.
Berkat keaktifannya di media sosial, ia pun mengaku bersyukur karena bisa tetap menjual batik yang diproduksinya. Kebanyakan mereka yang membeli batik tulis garutan adalah warga luar Garut, baik untuk koleksi atau acara-acara tertentu.
Tidak jarang juga, diakui Ani, ia menerima pesanan batik tulis garut yang motifnya sama dengan yang digunakan oleh artis-artis. “Seperti kemarin itu ada yang pesan batik tulis yang motifnya sama dengan yang digunakan oleh artis yang menikah kemarin-kemarin. Tapi sayangnya yang dipakai artis itu bukan garutan asli,” ucapnya.
Untuk batik tulis Garutan, ia biasa menjual per kainnya Rp1,2 juta. Kebanyakan, mereka yang membeli batik tulis garutan dengan motif Kipas, Lereng Eneng, dengan Merak Ngibing.
“Kalau batik tulis kejual, biasanya uangnya akan saya gunakan untuk modal lagi. Saya memang tidak bisa memproduksi banyak batik tulis, kalau jumlah pekerja saya ada 15, ya sebulan itu paling hanya 15 lembar batik saja yang bisa kita buat, tapi dengan kualitasnya tentu saja,” jelasnya.
Ani berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir agar aktivitas usahanya bisa lebih normal lagi. Sejak ia menekuni dunia batik Garutan sejak tahun 2000an, dua tahun ini menjadi tahun yang terberat.
Meski baru mulai di tahun 2000an, Ani mengatakan usaha batiknya sudah dirintis oleh keluarganya di tahun 40an. Ia adalah generasi kelima, meneruskan usaha batik tulis yang sebelumnya dijalankan oleh ibunya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan sentra batik di Kampung Giriloyo ini turut membuat Kalurahan Wukirsari menyabet gelar Anugerah Desa Wisata Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.
Baca SelengkapnyaBatik tulis khas Bayat itu unik karena memakai pewarna alami. Pelaku usahanya juga memiliki misi pelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunggulan perusahaan batik miliknya adalah strategi komunikasinya
Baca SelengkapnyaUntuk membidik Milenial dan Gen Z, Hadinata Batik menghadirkan motif batik kekinian.
Baca SelengkapnyaProduk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, hasil produksi pengrajin batik Sukoharjo bila dibawa ke tempat yang lebih baik pemasarannya maka nilai jual ekonominya akan bertambah.
Baca SelengkapnyaGanjar sepakat impor batik harus dibatasi melalui regulasi yang jelas.
Baca SelengkapnyaBatik ini dibuat oleh ibu-ibu buddhis yang tergabung dalam kelompok Panca Vihara.
Baca SelengkapnyaBatik Ulur Wiji telah diminati pasar internasional, seperti Kanada, Jepang, Australia, Malaysia, dan Hongkong.
Baca SelengkapnyaBatik ini punya motif otentik khas Jakarta, mulai dari buah sampai kesenian.
Baca SelengkapnyaBatik tulis binaan BRI di Klaten ini rupanya sudah mendunia
Baca Selengkapnya