Cerita Sumber Mata Air Banteng di Kediri yang Diyakini Berkhasiat
Merdeka.com - Jika musim kemarau tiba, sumber mata air di kawasan konservasi Banteng, Kediri tidak menyusut, apalagi kekeringan. Setiap harinya, masyarakat yang tinggal di Wakelan Kelurahan Tempur Rejo Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, memanfaatkan sumber mata air ini untuk mandi, mencuci dan berenang.
Dekat sumber mata air, tumbuh pohon besar tinggi menjulang yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Di balik keasrian dan kerindangan kawasan tersebut, konon masyarakat meyakini jika air yang ada memiliki khasiat untuk penyembuhan penyakit.
Tidak sedikit masyarakat yang datang, terutama dari luar kota Kediri, seperti dari Nganjuk, Jawa Timur. Biasanya mereka datang pada malam hari, saat situasi sepi.
-
Dimana warga Desa Karangrejo mendapatkan air bersih? Untuk hari-hari biasa kami menggunakan sumur bor Pamsimas. Untuk musim kemarau, mata air berkurang, sehingga efek dari mesin siber menjadi rusak,“
-
Dimana kekeringan di Banten terjadi? Kecamatan Kasemen, Serang menjadi daerah yang cukup terdampak dari fenomena El Nino dan kekeringan. Lalu kesulitan air juga dialami warga yang tinggal di wilayah Lebak bagian selatan.
-
Bagaimana warga Sambeng dapatkan air di awal kemarau? Pada awal musim kemarau, warga mengandalkan sumber air yang terletak di pinggir desa. Namun karena musim kemarau berlangsung panjang, sumber air ikut mengering.
-
Gimana warga Banyumas dapat air? Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Bagaimana warga Klaten mendapatkan air bersih? Warga kemudian harus antre untuk memperoleh air dari sumur bor. “Kita kan masing-masing kepala keluarga, sebagian besar 80 persen itu punya bak penampungan air sendiri-sendiri. Itu digunakan untuk menampung air hujan dan digunakan saat musim kemarau. Tapi kan sekarang rata-rata baknya kecil-kecil“
-
Apa kegunaan sumber air belerang? Martini mengatakan banyak orang yang datang ke mata air itu untuk berobat.
"Ada yang datang dari Nganjuk ke sini, bawa air untuk dibawa pulang, katanya untuk orang sakit. Datang tengah malam," ujar Fendik, salah satu warga setempat, Rabu (3/4).
Tidak jauh dari sumber mata air, ada lubang dari tanah yang bentuknya mirip gua. Panjang tanah berlubang itu memiliki kedalaman kurang lebih empat meter.
"Ada lubang mirip gua, tapi sekarang tertutup terkena reruntuhan tanah dari atas. Dulu ada truk pengangkut tebu yang melintas di atas tanpa sebab dan tiba-tiba mesinnya mati. Mungkin karena tidak permisi lewat sini," lanjutnya.
Belum ada yang mengetahui secara pasti latar belakang tempat tersebut dinamakan Sumber Banteng.
"Saya dari kecil, namanya ya Sumber Banteng dan tempat ini sudah ada sejak dulu kala," ucapanya.
Kepala Kantor Kelurahan Tempur Rejo Kecamatan Pesantren Kota Kediri, Suminarto mengaku mendengar kabar jika mata air Sumber Banteng memiliki khasiat penyembuhan, justru ia dapat cerita dari masyarakat.
"Malah orang luar kota yang meyakini khasiat air Sumber Benteng. Pengunjung kalau pulang bawa air pakai jeriken, ada yang empat sampai lima jeriken, botol air mineral. Kalau minum katanya menyembuhkan penyakit," tuturnya.
Semenjak satu tahun terakhir ini, kawasan konservasi sumber mata air Banteng banyak dikunjungi warga dari kota maupun kabupaten. Berkat peran serta masyarakat sekitar serta campur tangan pihak kelurahan, lokasi konservasi sumber Mata Air Banteng kini perlahan berubah lebih bagus dan menjadi tempat destinasi baru wisata Kelurahan.
Kawasan konservasi Sumber Mata Air Banteng, memiliki luas lebih dari satu hektare. Sepanjang sumber mata air dikelilingi perkebunan tanaman tebu dan pohon berukuran besar tinggi menjulang hingga terkesan rindang dan sejuk. Lokasinya berbatasan antara wilayah Kota dan Kabupaten Kediri.
Meski memasuki musim kemarau, debit mata air Sumber Banteng tidak pernah mengering dan kualitas airnya cukup jernih. Sumber mata air ini diperkirakan lebih dari sepuluh titik.
Menurut Kepala kantor Kelurahan Tempur Rejo Suminarto, sebelumnya tidak ada rencana untuk menjadikan lokasi konservasi Sumber Mata Air Banteng menjadi wisata kelurahan.
Diceritakan Suminarto, semula saat itu masyarakat ingin menyelamatkan sumber mata air dan pohon besar banyak yang kering dan tumbang. Melihat kenyataan seperti itu, warga kemudian menggelar kegiatan kerja bakti melakukan pembenahan.
"Tujuan pertama untuk menyelamatkan sumber air dan pohon besar banyak yang kering dan tumbang. Akhirnya warga sepakat untuk menormalkan kembali sumber mata air. Terus ada yang kirim tanaman secara swadaya. Selain itu warga juga melakukan kerja bakti untuk melakukan perbaikan terjadinya erosi atau longsoran dari atas," tutur Suminarto.
Niat baik dan kerja keras warga ini ternyata didengar oleh sejumlah satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Sejumlah satuan kerja turut berkontribusi memberikan bantuan untuk pembenahan konservasi Sumber Mata Air Banteng.
Pemberian bantuan berupa tanaman jenis buah-buahan seperti alpukat, kelengkeng, sepu dan durian. Tidak hanya dari satuan kerja, perusahaan rokok terkemuka di Kediri juga memberikan bantuan berupa ribuan jenis ikan untuk ditempatkan di Sumber Mata Air Banteng.
"Peran Pemda kemarin sementara DLHKP (Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan) menyumbang tanaman sebanyak seratus. Selain DLHKP, Dinas Pertanian juga memberikan bantuan dalam bentuk tanaman," katanya.
Selain menawarkan kejernihan sumber mata air, di sini pengunjung juga bisa berswafoto dengan latar belakang pemandangan tanaman dan pepohonan yang begitu rindang.
Pepohonan yang ada di sini pada umumnya jenis beringin dan spreh, yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Pengunjung yang datang ke lokasi wisata konservasi Sumber Mata Air Banteng tidak dipungut biaya tiket masuk.
Bagi pengunjung yang memakai kendaraan roda dua, pihak pengelolah hanya menyediakan tempat penitipan lahan parkir yang ditarik biaya restribusi Rp 2 ribu.
"Awalnya parkir sendiri itu seikhlasnya, tapi malah pengunjung yang minta diparkir karena waktu ke sana ini enggak ada yang jaga. Kemarin hanya seikhlasnya dikasih umplung saja. Karena saran dari pengunjung malah disuruh ada yang jaga," ucapnya.
Bagi anak-anak yang ingin meminjam ban karet dan perahu mini, dapat menyewa di tempat seharga Rp 2 ribu.
"Kalau pada hari libur seperti Minggu, jumlah pengunjung yang datang bisa mencapai 500 lebih mas. Mereka berasal dari warga kota maupun kabupaten. Bahkan pelajar taman kanak-kanak juga," kata Suminarto.
Dengan banyaknya jumlah pengunjung yang datang, secara langsung membawa dampak positif pada perekonomian masyarakat lingkungan sekitar. Di sekitaran kawasan konservasi dijumpai beberapa warga yang membuka lapak menjual produk makanan dan minuman.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mata air itu dijaga kemurniannya oleh warga. Untuk bisa masuk ke sana, pengunjung masih dikenakan biaya masuk seikhlasnya
Baca SelengkapnyaLokasi pemandian itu cukup strategis karena berada di sebuah lembah. Kolamnya juga jernih, karena bersumber pada sebuah mata air yang airnya tak pernah habis.
Baca SelengkapnyaKonon pada zaman dahulu mata air tersebut digunakan untuk mandi para tentara.
Baca SelengkapnyaSalah satu mata air sering dikunjungi pada setiap malam keramat penanggalan Jawa
Baca SelengkapnyaMenurut cerita, mata air Cigempol sudah kurang lebih 100 tahun membantu kesuburan Desa Nagrak hingga petani bisa panen sampai 3 kali
Baca SelengkapnyaUniknya, sumur yang diklaim tertua di wilayah tersebut masih menyimpan air dalam jumlah yang banyak dan tidak mengalami surut meski dilanda kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini mata air tersebut masih terjaga kesuciannya.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaBanyak yang meyakini jika mencuci muka atau berenang di sini membuat pengunjung awet muda.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, sumber air keramat ini selalu ramai pengunjung.
Baca SelengkapnyaMelihat kehidupan warga kampung Halimun yang harus tempuh jarak ratusan meter untuk dapat air bersih.
Baca Selengkapnya