Di Banding Daerah Lain, NTT masih Zona Hijau Penyakit Mulut dan Kuku
Merdeka.com - Hingga tahun awal tahun 2023, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi daerah dengan status zona hijau penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit ini disebabkan virus yang dapat ditularkan oleh hewan rentan berkuku, seperti sapi, babi, domba, kambing dan kerbau.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu Hungar menjelaskan, 2022 merupakan tahun PMK sehingga pemerintahan menetapkan sebagai wabah secara nasional. Sebanyak 27 provinsi dengan 312 kota tertular PMK.
"PMK menyerang lebih dari 580 ribu ekor ternak, namun hingga akhir tahun 2022 provinsi NTT masih dinyatakan bebas PMK, atau masih tetap zona hijau," jelasnya dalam coffee morning bersama wartawan di Kupang, Rabu (4/1).
-
Bagaimana cara virus Nipah menular dari hewan? Virus nipah menular melalui beberapa cara, yaitu: Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar buah atau babi, atau cairan tubuh mereka (seperti darah, air seni, atau air liur). Mengonsumsi produk makanan yang terkontaminasi cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti nira kelapa sawit atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi).
-
Mengapa Kemenkes RI fokus pada patogen satwa? Bonanza menekankan bahwa patogen-patogen ini sering kali terkait dengan spesies satwa seperti kelelawar, primata, rodent, dan burung yang menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
-
Di mana penyakit kusta masih menjadi masalah? Kusta merupakan penyakit tropis terabaikan (NTD) yang masih terjadi di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 200.000 kasus baru dilaporkan setiap tahunnya.
-
Di mana virus Nipah sering muncul? Wabah ini terjadi hampir setiap tahun di beberapa wilayah Asia, terutama Bangladesh dan India.
-
Virus apa yang ditemukan di peternakan bulu China? Tim menemukan 36 spesies virus baru dalam ilmu pengetahuan dan 39 spesies yang berisiko berpindah antar spesies, termasuk 11 spesies yang sebelumnya telah menginfeksi manusia.'Sangat menarik bahwa kita melihat keragaman zoonosis yang diketahui dan potensial ditemukan dan ditularkan di antara begitu banyak jenis hewan dan di wilayah geografis yang luas,' kata salah satu anggota tim peneliti, John Pettersson, seorang profesor di Universitas Uppsala, dalam sebuah pernyataan.
Menurut Yulius Umbu Hungar, perlindungan maksimal terhadap penyebaran PMK di NTT dilakukan secara masif, di tempat-tempat pemasukan maupun pengeluaran seperti bandara, pelabuhan, terminal dan pos lintas batas negara (PLBN).
"NTT merupakan satu-satunya provinsi penghasil ternak terbesar di Indonesia yang masih berstatus zona hijau, kondisi ini sangat menguntungkan para peternak di NTT. Karena sapi dari NTT diminati seluruh daerah di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Kalimantan dan Sumatera karena dijamin bebas PMK," ungkapnya.
Masih menurut Yulius Umbu Hungar, data IQFast tahun 2022 mencatat hewan yang keluar melalui Karantina Pertanian Kupang totalnya 154,078 ekor ternak, dengan rincian rusa 14 ekor, kerbau 1.623 ekor, kambing 46.053 ekor, domba 416 ekor, babi 12.593 ekor dan sapi 93.393 ekor.
"Jika sudah PMK maka negara harus mengeluarkan anggaran besar untuk ganti rugi kepada peternak untuk dilakukan pemotongan paksa, serta dilakukan vaksin. Lebih baik pencegahan yang dilakukan secara besar-besaran karena minim anggaran," ujarnya.
Yulius Umbu Hungar menambahkan, zona hijau itu diketahui melalui pengambilan sampel terhadap 10.000 ekor ternak di sejumlah desa di seluruh NTT dan dinyatakan tidak ada satu ekor pun yang terdeteksi PMK.
Karantina Ketat Banyak Pihak Terganggu
Yulius Umbu Hungar mengaku, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang sangat ketat mengawasi keluar masuk ternak, sejak penyakit PMK mewabah. Namun di balik itu, banyak pihak yang merasa terganggu bahkan ada instansi yang menganggap aturan tersebut memperhambat roda perekonomian di NTT.
Karantina sangat ketat sehingga banyak yang bermain di zona nyaman merasa terganggu. Bahkan ada intansi yang menganggap aturan ini memperhambat roda perekonomian NTT.
"Balai Karantina sangat ketat mendeteksi PMK jika ternak-ternak asal NTT hendak akan dibawa ke wilayah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Kami Karantina sangat ketat sehingga banyak yang bermain di zona nyaman merasa terganggu," jelasnya.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang akan melakukan deklarasi bebas PMK. Deklarasi ini dilakukan untuk menarik minat para investor di bidang peternakan, berinvestasi di NTT.
"Ini pasti banyak investor yang tertarik karena NTT masih zona hijau PMK. Pasti investasi akan banyak di NTT, karena di zona merah ternak akan susah dikirim ke mana-mana," tutup Yulius Umbu Hungar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi NTT sudah tegas melarang masuknya hewan dari wilayah yang ditemukan berbagai kasus yang membahayakan ternak dan manusia.
Baca SelengkapnyaNipah sebetulnya bukan virus baru. Sejak tahun 1998, virus zoonosis itu sudah menggerogoti Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat mewaspadai virus Nipah.
Baca SelengkapnyaKasus penularan virus rabies ke manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan semakin mewabah.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah telah menyebabkan dua orang meninggal di wilayah Kerala, India. Virus Nipah adalah jenis virus zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mulai memvaksin hewan-hewan pembawa virus rabies di wilayah pinggiran
Baca SelengkapnyaVirus Nipah adalah jenis virus yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis).
Baca SelengkapnyaVirus nipah (NiV) adalah virus yang dapat menular dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia. Virus ini dapat menyebabkan gejala yang beragam.
Baca SelengkapnyaPenyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi ancaman bagi para peternak. Rupanya, penyakit itu bisa diobati dengan tanaman kangkung.
Baca Selengkapnya