Kabupaten Ciamis akan Ganti Nama Jadi Galuh, Ini Alasannya
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Ciamis berencana mengubah nama Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh. Galuh diketahui merupakan nama salah satu kerajaan di Nusantara, dan masyarakat Ciamis merupakan pewaris dari Kerajaan Galuh itu.
Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya mengatakan bahwa pihaknya dalam pengubahan itu sudah melakukan berbagai kajian. "Pada tahun 2022 ini, kami telah melakukan pengkajian bahwa Ciamis akan berganti nama menjadi Galuh dan mudah-mudahan tidak dengan waktu yang lama, nama Ciamis kembali ke nama Galuh," kata Herdiat kepada wartawan, Senin (12/9).
Dia mengungkapkan bahwa Galuh diketahui merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara. Saat ini pun, Situs Budaya Ciung Wanara seluas dua hektare yang awalnya milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menjadi milik Kabupaten Ciamis.
-
Kenapa Kampung Gantungan Sirah diganti namanya? Wardiman, salah seorang warga Kampung Gantungan Sirah, mengatakan bahwa kini nama kampung itu sudah diganti dengan nama 'Gunung Sari'. Ia mengatakan, saat masih bernama 'Gantungan Sirah', di kampung itu sering terjadi warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri.
-
Kenapa nama galamai berubah dari kalamai? Namun seiring berjalannya waktu, sebutan kalamai ini berubah menjadi galamai.
-
Kenapa nama Kalimas berubah? Perubahan nama ini terjadi setelah diadakan perubahan bentuk alur sungai oleh Belanda pada tahun 1743 menjadi lurus hingga menuju laut.
-
Mengapa Kaliasin diberi nama seperti itu? Sesepuh desa kemudian memberikan nama daerah itu dengan sebutan Kaliasin.
-
Dimana Kerajaan Kalingga berada? Kalingga merupakan salah satu kerajaan Hindu terbesar di Jawa, berpusat di pesisir pantai utara Jawa, tepatnya di wilayah yang kini bernama Jepara, Jawa Tengah.
-
Kenapa Kerajaan Kuningan diserang Kerajaan Galuh? Sayangnya Kerajaan Kuningan yang ketika itu dipimpin Seuweukarma dan bergelar Rahiangtang Kuku kemudian diserang oleh Kerajaan Galuh di bawah pimpinan Sanjaya.
Ke depannya, Situs Budaya Ciung Wanara akan menjadi pusat kebudayaan, setelah dilakukan penataan dan dikelola dengan baik sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Di akhir pekan kemarin, Pemerintah Kabupaten Ciamis merayakan peringatan Gong Perdamaian Dunia ke-13 di Situs Budaya Ciung Wanara. Kegiatan perayaan, dilakukan setiap tahun, kecuali dua tahun kemarin terhenti karena pandemi Covid-19.
"Perayaan peringatan Gong Perdamaian Dunia bertujuan untuk kembali membangun kekuatan, mempererat tali persaudaraan dan menyatukan perbedaan, kedamaian agar tidak terpecah belah antar sesama saudara dan juga bisa kembali melestarikan budaya, kesenian daerah," jelasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat isi dan arti pesan dari Prasasti Kawali, batu bersejarah peninggalan Kerajaan Galuh.
Baca SelengkapnyaDulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Baca SelengkapnyaSelain perannya yang dianggap tidak tergantikan, batu ini konon juga memiliki kisah misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan.
Baca SelengkapnyaDilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui
Baca SelengkapnyaDahulu Bandung bernama Tatar Ukur, dengan daerah administratif sampai Garut dan Sukabumi
Baca SelengkapnyaMenurut catatan sejarah, keduanya memiliki pengaruh yang besar sebagai pelestari kebudayaan nenek moyang Kalimantan dengan angkatan militer laut yang kuat.
Baca SelengkapnyaDKJ juga diminta pelibatan badan usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam pemajuan kebudayaan.
Baca SelengkapnyaKabupaten Paser juga menjadi bagian penting dari rencana pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Kalimantan Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca SelengkapnyaMomen hari jadi Kabupaten Paser yang ke-64 tahun banjir ucapan selamat.
Baca SelengkapnyaBukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.
Baca SelengkapnyaMerunut sejarahnya, ternyata DKI Jakarta pernah mengalami setidaknya 13 kali pergantian nama.
Baca SelengkapnyaSetidaknya Jakarta membutuhkan 8 juta blangko untuk pencetakan ulang e-KTP.
Baca Selengkapnya