Kasus mutilasi di Bogor, identitas korban masih misterius
Merdeka.com - Polres Bogor akan kembali melakukan gelar perkara ulang terkait kasus penemuan potongan tubuh manusia yang diduga korban mutilasi, di Kali Baru, Sukaraja, Kabupaten Bogor pada 14 Juli lalu. Sebab hingga saat ini, Polsek Sukaraja dan Polres Bogor masih kesulitan menangkap pelaku mutilasi lantaran identitas korban masih misterius.
Kapolres Bogor, AKBP AM Dicky menjelaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyidikan guna mengetahui identitas korban mutilasi.
"Setelah itu baru bisa ketahui siapa atau identitas pelakunya. Sekarang kita masih melakukan pengumpulan barang bukti atau petunjuk-petunjuk. Maka dari itu, gelar perkara ulang sangat penting guna mempercepat pengungkapan," Dicky kepada wartawan, Kamis (18/8).
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Siapa korban mutilasi? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, sebenarnya sudah banyak petunjuk baru untuk mengetahui identitas korban. Tapi hingga saat ini bagian-bagian potongan tubuh manusia tersebut belum signifikan.
"Dan itu tentu menyangkut strategi penyidikan untuk bisa mengungkap identitas dan pelaku kasus mutilasi ini. Nanti pasti akan kita beritahukan kalau sudah terang benderang," kata mantan Kapolres Karawang itu.
Menurutnya, kasus mutilasi itu dijadikan sebagai atensi dan di selalu dimasukan dalam analisis dan evaluasi (anev) rutin. "Mudah-mudahan dari hasil gelar perkara ulang nanti dapat menghasilkan langkah-langkah lanjutan," tuturnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sukaraja, AKP Sarjiman menjelaskan hasil uji forensik di RS Bhayangkara Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, baru bisa menunjukkan beberapa ciri. Di antaranya tinggi sekitar 160 sentimeter dan berkulit putih.
"Untuk sementara baru itu saja yang kita terima dari dokter forensik RS Kramatjati Polri. Yang jelas potongan-potongan tubuh yang ditemukan berasal dari satu jasad," ujar Sarjiman.
Diketahui temuan sejumlah potongan tubuh itu dilaporkan warga selama dua hari berturut-turut. Pertama, warga menemukan potongan pinggul hingga paha, potongan kaki kiri, di aliran Kali Baru, Kamis (14/7). Setelah itu warga sekitar kembali melaporkan temuan potongan tubuh di anak sungai kali baru, tepatnya sekitar empat kilometer dari penemuan semula, Jumat (15/7).
Potongan kaki sebelah kanan dilaporkan dalam kondisi sudah dikubur. Seluruh potongan tubuh dibawa ke RS Kramat Jati Polri untuk keperluan identifikasi. Sejak temuan potongan tubuh di Kali Baru ramai diberitakan, terdapat tiga warga yang mendatangi Kantor Polsek Sukaraja. Mereka curiga korban mutilasi merupakan anggota keluarganya yang hilang.
Dari tiga orang yang melapor, salah satunya yakni Rusdiani, warga Ciomas, Kabupaten Bogor, mencabut laporannya. Anak dari Rusdiani yang sebelumnya diduga korban mutilasi telah kembali ke rumah. "Masih ada dua laporan, masing-masing dari warga asal Cianjur dan Cakung, Jakarta Timur," jelasnya.
Polisi kemudian meminta warga yang melapor, menjalani tes DNA di RS Polri Kramatjati Polri. Tes DNA dapat dilakukan secara mandiri, atau dengan bantuan Polsek Sukaraja. "Tapi dua-duanya belum ada koordinasi lanjutan, mereka hanya datang saat melapor keluarganya yang hilang," tandasnya.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi melibatkan tim ahli kejiwaan untuk memeriksa kondisi tersangka di Bandung, kemudian hasilnya baru diketahui bahwa tersangka dalam kondisi ODGJ.
Baca SelengkapnyaKorban awalnya ditemukan seorang pencari ikan di sungai di Desa Japanan.
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaTernyata, polisi masih menemui sejumlah kekurangan persyaratan untuk menetapkan status tersangka.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, pelaku pembunuhan mahasiswa Ubaya belum disidang.
Baca SelengkapnyaSementara korban mutilasi E hingga kini belum diketahui identitasnya.
Baca SelengkapnyaPolisi akan melakukan tes kejiwaan terhadap terduga pelaku pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di Garut, Minggu (30/6).
Baca SelengkapnyaPolisi masih melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku berkaitan peristiwa sadis tersebut.
Baca SelengkapnyaJasad korban pembunuhan dan mutilasi, saat ini masih berada di RSUD dr Slamet Garut.
Baca SelengkapnyaAkmal menjelaskan bahwa TR memang ditempatkan di ruang tahanan isolasi sendiri dan tidak tidak digabung dengan tahanan lainnya.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca Selengkapnya