Kelompok Egianus Kogoya di Papua Punya Senjata Standar NATO
Merdeka.com - Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi mengatakan pembunuhan puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya. Adapun mereka memiliki senjata api ilegal.
"Ya senjata api. Kita punya data bahwa mereka memang memiliki senjata api. Jumlahnya secara pasti kita belum tahu. Itu yang belum kita dapatkan informasi berapa kekuatannya dan senjatanya apa saja. Hanya data awal saja, bahwa emang ada di antara mereka itu membawa atau ada kepemilikan senjata secara ilegal," kata Aidi di Jakarta, Rabu (4/12).
Dari data intelijen senjata yang dimiliki kelompok tersebut, ada yang berasal dari rampasan TNI-Polri dan ada yang diduga berasal dari luar negeri.
-
Siapa yang menggunakan senjata ini? “Kita kemungkinan besar sedang berhadapan dengan senjata yang digunakan suku barbar selama Kekaisaran Romawi, mungkin bersama kebudayaan Przeworsk (abad pertama SM-abad kedua/ketiga Masehi).“
-
Siapa yang menemukan senjata itu? Tombak Schoningen yang ditemukan di Jerman pada 1990-an mengungkap banyak informasi tentang bagaimana kehidupan manusia Neanderthal.
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Bagaimana TNI selundupkan senjata? Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
-
Siapa yang diserbu TNI? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya. Baku tembak ini sendiri terjadi ketika pasukan TNI melakukan penyergapan markas OPM di wilayah hutan Distrik Aifat Selatan, Maybrat-Papua Barat Daya, pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 13.00 WIT.
-
Apa yang ditemukan saat penggeledahan? Dilaporkan bahwa satuan tugas gabungan yang terdiri dari anggota Polres Muara Enim dan Polda Sumatra Selatan menggeledah rumah itu untuk mencari barang bukti.
"Senjata standar militer dan jumlahnya puluhan. Kan standar militer, standar NATO. Sebagian senjata api itu diambil dari hasil rampasan terhadap TNI-Polri di pos-pos. Sebagian juga yang selama ini berhasil kita sita, senjatanya ada saat kontak tembak, ada yang indeks TNI, Polri, ada juga yang bukan indeks TNI-Polri. Artinya berasal dari luar," ungkap Aidi.
Meski demikian, TNI tak bisa memastikan asal senjata yang berasal dari luar. Hanya diketahui asal pabrikan saja.
"Asal dari senjata ini kita tidak bisa pastikan dari negara mana, dari daerah mana datangnya. Kalau pabrikannya kita ketahui. Beberapa pabrik senjata di dunia misalnya ada dibuat dari Prancis, Amerika, Rusia, termasuk buatan Pindad sendiri. Tidak semua negara memiliki produksi senjata, tapi semua negara memiliki angkatan bersenjata. Jadi bisa dari mana saja itu senjata-senjata itu," tandas Aidi.
Diketahui, sebanyak 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Informasi awal menyebut, mereka dibantai lantaran memfoto kegiatan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) KKB yang diselenggarakan tidak jauh dari lokasi proyek.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihaknya melibatkan personel gabungan TNI-Polri selama tiga hari sejak 14-17 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAnggota KKB bernama Definus Kogoya itu sebelumnya disiksa prajurit TNI di Pos Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"
Baca SelengkapnyaPotret gagah Moro Kogoya coba pakai baret merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto berang dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus menyebar teror di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaBerikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dilakukan prajurit Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya yang bertugas di daerah Papua.
Baca SelengkapnyaDikarenakan mereka adalah suatu organisasi yang menyatakan dirinya tentara /combatan.
Baca Selengkapnya