Keluarga Ungkap Sederet Kejanggalan di Rekonstruksi Aipda Robig Tembak Gamma: Banyak Diatur-atur
Kubu Gamma heran dengan rekonstruksi yang berlangsung. Sebab, hanya menyorot aktivitas korbandan teman-temannya, tetapi tidak mendalami aktivitas Robig.
Keluarga Gamma menganggap rekontruksi kasus penembakan yang dilakukan Aipda Robig banyak kejanggalan. Dalam rekonstruksi yang dilakukan pada Senin (30/12) kuasa hukum Rogib beberapa kali mengatur petugas sepert soal jarak tembak hingga pengacungan celurit yang dianggap Robig sebagai ancaman Robig.
"Kalau pengacara tersangka maunya ngatur-ngatur terus, saksi tadi diatur jaraknya. Saya sampaikan, jangan mau diatur siapa pun. Tidak boleh. Harus sesuai dengan apa yang diketahui, dilihat, dan dirasakan oleh saksi," kata kuasa hukum keluarga Gamma, Zainal Abidin Petir di lokasi rekonstruksi Candi Penataran, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (30/12).
Dia menambahkan, berdasarkan petunjuk tersangka dan saksi tidak ada penyerangan dilakukan Gamma dan tidakan yang mengancam Robig.
"Dan tidak ada penyerangan, Gamma itu di tengah tidak bawa apa-apa, tidak menyerang, dan tidak bawa senjata waktu ditembak," ungkapnya.
Menurut dia, tembakan Robig kepada Gamma dan kedua temannya itu mematikan dan hanya tindakan berlebihan (excessive action) karena tidak ada keadaan yang mengancam Robig.
"Soal perbedaan kesaksian, kalau saya percaya kepada saksi. Tadi ngotot si tersangkanya, 'saya posisinya jatuh sehingga nembak, setelah jatuh baru nembak', nggak," ujarnya.
Pihak Gamma juga mengaku heran dengan rekonstruksi yang berlangsung. Sebab, hanya menyorot aktivitas Gamma dan teman-temannya, tetapi tidak mendalami aktivitas Robig.
"Ini kan saksi korban disuruh cerita dari awal mulai ketemu di mana, dari tempat satu ke tempat yang lain. Cuma Aipda Robig itu ketika saya tanya kepada penyidiknya dia dari mana, kok bisa sampai ketemu anak-anak, muter-muter jawabannya," jelasnya.
Oleh karena itu, kubu Gamma meminta ada rekonstruksi khusus untuk menggambarkan aktivitas Robig sebelum dan saat kejadian. Apalagi, katanya, Robig sempat dikabarkan mabuk meski hasil tes negatif alkohol dan narkoba.
"Harus disampaikan, yang suruh rekonstruksi dari tempat satu ke tempat yang lain malah anak-anak. Mestinya coba Robig dari rumah atau dari kantor jam berapa, lewat mana, anak-anak lewat mana pun ditelusuri, Aipda Robig tidak juga, tidak fair," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, ayah Gamma, Andi Prabowo (44) mengatakan, rekonstruksi yang digelar membuatnya jengkel. Menurutnya, ada beberapa hal yang masih harus dibuktikan kepastiannya.
"Rekonstruksi tadi, saya sendiri banyak yang jengkel kayak kita juga punya belum punya fakta-fakta yang real," jelasnya.
Ia tak terima melihat para saksi diperintah dan diintervensi oleh Robig serta kuasa hukumnya. Menurutnya, saksi lebih tahu bagaimana penembakan tersebut terjadi.
"Banyak yang diatur-atur, kayak saksi-saksi banyak yang dia suruh seperti ini, seperti ini. Itu harusnya yang lebih tahu saksi-saksi, posisi dia di mana, terus dia posisi seperti apa, saksi yang tahu," pungkasnya.