Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah penjaga meriam KRI Harimau saat pertempuran di Laut Aru

Kisah penjaga meriam KRI Harimau saat pertempuran di Laut Aru Sersan Mayor (purn) Kamir (kiri), saksi mata pertempuran di Laut Aru.. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Malam 15 Januari 1962, meletus pertempuran hebat di Laut Aru atau perairan Arafuru, Maluku antara tentara Indonesia dan Belanda.

Pertempuran ini berlangsung setelah Presiden Soekarno mengumandangkan perang lawan Belanda melalui seruan Trikora atau Tiga Komando Rakyat, karena Belanda masih ngotot ingin menguasai Irian Barat.

Dari Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), menurunkan empat Kapal Republik Indonesia (KRI) yakni KRI Matjan Tutul, KRI Harimau, KRI Matjan Kumbang dan KRI Singa.

Di atas KRI Harimau itu, salah satu kapal yang dikerahkan untuk melakukan infiltrasi melalui laut di bawah komando Satgas Kolonel Sudomo, ada Sersan Mayor Kamir. Prajurit yang bertugas di satuan Komando Jenis Kapal Pemburu di Komando Armatim Surabaya saat itu juga ditugaskan dalan operasi Trikora tersebut. Saat itu usianya masih 29 tahun.

"Saya saat itu anak buah. Bertugas di atas KRI Harimau bersama Kolonel Sudomo. Saat itu persenjataan tentara Belanda sudah caggih, pakai bom sinar. Kita masih pakai meriam, saya salah satu yang siapkan meriam saat tempur. Senjata lawan memang canggih tapi keberanian kita boleh. Orang-orang kita berani-berani, tanpa pamrih," tutur Sersan Mayor pelaut (purn) Kamir, kelahiran Bandung 84 tahun silam.

Kamir, salah seorang tentara yang selamat dari amuk tentara Belanda yang tak henti-hentinya dikeluarkan ke arah KRI Harimau ketika itu.

"Kapal kami bersama Kolonel Sudomo ketika itu selamat. Kira-kira kurang lebih 40 orang di atas KRI Harimau. KRI Matjan Tutul yang dipimpin Komodor Yos Sudarso yang tidak selamat. Kapalnya tenggelam ditembak sama tentara Belanda. Banyak yang mati, tapi masih ada juga yang hidup. Yang hidup ini di bawah ke Singapura, pangkalan militer Belanda. Di sana mereka jadi tawanan," kisah Kamir yang ditemui di sela upacara HUT RI di halaman Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Kamis (17/8).

Saat berbincang dengan merdeka.com, Kamir sempat mengenang Kolonel Sudomo dan Mayjen Soeharto yang kala itu ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai komandan Komando Mandala, untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan bumi pertiwi dalam operasi Trikora.

"Keduanya sudah meninggal. Sama-sama meninggal di usia 84 tahun. Sekarang ini saya juga sudah 84 tahun," ucapnya dengan pandangan mata menerawang.

Tetapi, kata Kamir, kakek 13 cucu dari 8 putra putrinya ini, meski sudah tergolong uzur dan perokok, dia merasa masih sehat. Tidak ada keluhan sakit. Katanya, dia masih kuat jalan kaki sejauh dua kilometer di sekitar rumahnya di Jalan Borong, Makassar. Yang membuatnya sehat, kata Kamir, karena dia hidup apa adanya, tidak macam-macam.

Sebelum masuk acara inti upacara bendera di rujab Gubernur itu, Kamir melanjutkan kisahnya. Kata dia, usai menyelesaikan tugas dalam operasi Trikora itu, dia kemudian pindah tugas ke KRI Monginsidi. Bersama sejumlah rekannya dikirim ke Uni Soviet untuk menjemput kapal freegat.

"Saya pindah ke KRI Monginsidi untuk menjemput kapal freegat di Uni Soviet bantuan luar negeri. Baru selesai operasi, ditugaskan lagi. Sebagai prajurit, kita harus laksanakan tugas," ujarnya.

Ditambahkan, pascaoperasi Trikora, dia tidak menerima penghargaan materi dari pemerintah. Hanya terima lencana Trikora sebagaimana prajurit lain yang ikut operasi tersebut. Kamir dinas terakhir di Lantamal VI Makassar hingga pensiun.

Yang disyukurinya, selain gaji purnawirawan per bulannya Rp 2 juta ditambah dana kehormatan atau Danhor Rp 750 ribu per bulan, Kamir juga dapat dana veteran per bulan Rp 750 ribu. Sehingga totalnya Rp 3,5 juta per bulan, cukup untuk mengisi hari tua bersama Ruqaiyah (60), istrinya. Perempuan asal Kabupaten Bulukumba, Sulsel yang dinikahinya di Surabaya saat awal bertugas sebagai prajurit TNI. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kolonel & Jenderal Tak Berani, Kapten Baret Merah Terjun Pimpin Operasi Tempur di Papua
Kolonel & Jenderal Tak Berani, Kapten Baret Merah Terjun Pimpin Operasi Tempur di Papua

Jenderal, Kolonel, Letnan kolonel tak ada yang berani mengacungkan tangan. Pilihan jatuh pada seorang kapten baret merah.

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya
Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Marinir Belanda Kesal, Jaket Perwira Kopassus Dijadikan Sasaran Lempar Pisau
Marinir Belanda Kesal, Jaket Perwira Kopassus Dijadikan Sasaran Lempar Pisau

Kesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.

Baca Selengkapnya
4 Desember 2023 Hari Artileri Nasional! Ingin Tahu Sejarahnya dalam TNI?
4 Desember 2023 Hari Artileri Nasional! Ingin Tahu Sejarahnya dalam TNI?

Artileri memiliki sejarah penting dalam satuan TNI. Lantas sudah tahukah Anda mengenai sejarahnya?

Baca Selengkapnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia

Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.

Baca Selengkapnya
Misi Rahasia Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Untuk Revolusi Aljazair
Misi Rahasia Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Untuk Revolusi Aljazair

Perintah itu langsung dari Presiden RI. Satuan elite TNI diperintahkan membawa senjata lewat laut.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan

Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.

Baca Selengkapnya
Misi Rahasia TNI AU Mau Mengebom Pangkalan Inggris di Singapura
Misi Rahasia TNI AU Mau Mengebom Pangkalan Inggris di Singapura

Tengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.

Baca Selengkapnya