Kondisi Terkini Ade Armando: Pendarahan di Kepala dan Muntah-Muntah
Merdeka.com - Dosen UI, Ade Armando, masih dalam perawatan tim medis setelah menjadi korban pengeroyokan saat aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4). Dia dilaporkan mengalami luka serius di kepala dan sekujur badannya.
"Saat ini kondisi Ade Armando masih terus dalam pantauan dokter. Dia menderita luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur badannya. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada, Senin (11/4) malam.
PIS mengutuk keras penganiayaan terhadap Ade Armando. Mereka menyatakan perlakuan itu menunjukkan kebiadaban telah menjadi pertunjukan yang memuakkan.
-
Kenapa Ade Armando dilaporkan ke Polda DIY? Salah seorang pelapor dari Paman Usman yang juga Lurah Karangwuni, Kulon Progo, Anwar Musadad, mengaku para lurah di DIY merasa sakit hati dengan pernyataan Ade Armando.
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Siapa yang melaporkan Ade Armando? Tercatat sudah ada dua kelompok masyarakat yakni Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa dan Paguyuban Masyarakat Ngayogyakarta Untuk Sinambungan Keistimewaan (Paman Usman) yang melaporkan Ade ke Polda DIY.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Siapa yang cedera? Dalam laga ini, Spalletti menurunkan Calafiori sejak awal. Namun, di babak kedua, ia mengalami kontak fisik ketika Alessandro Bastoni melakukan tekel terhadap Osumane Dembele, yang membuatnya tidak dapat melanjutkan pertandingan.
Mereka pun berharap aparat kepolisian segera menangkap para pelaku. "Kami berharap pihak aparat secepatnya menangkap pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando. Sebab ini bukan insiden biasa. Ini adalah sejenis ancaman bagi siapa saja yang berusaha merawat akal sehat di Indonesia," tegasnya.
Kronologi Penganiayaan Ade Armando
Nong juga membeberkan kronologi penyerangan, pengeroyokan dan pemukulan terhadap Ade Armando.
Ade dinyatakan berada di depan gedung DPR RI mulai sekitar pukul 14.00 WIB untuk meliput aksi demo. Dia didampingi dua orang kameramen, Indra Jaya Putra dan Bambang T, dan dua penulis, Belmondo Scorpio dan Rama.
Tim peliputan PIS ini bertujuan membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS. "Pada awalnya tidak ada masalah, bahkan beberapa media massa mewawancarai Ade Armando," jelas Nong.
Pukul 15.35, tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisi mereka saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR.
Tiga menit berselang, tim mundur dari posisi semula dan menjauh dari massa demonstrasi. Saat mundur, beberapa orang terlihat mengawasi dan saling berbisik.
Dimaki Ibu-Ibu
Sekitar dua menit setelahnya, tiba-tiba mereka didatangi seorang ibu-ibu tidak dikenal sambil memaki-maki. "Makian ibu-ibu inilah yang merangsang massa untuk bertindak beringas. Mereka semua mengepung Ade Armando dan tim," jelas Nong.
Ade Armando dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR. Massa mendatangi dan mendorong-dorongnya. Kemudian tim liputan bergeser ke sebelah kiri depan gedung DPR. Mereka hendak meninggalkan lokasi karena dinilai sudah tidak kondusif.
Beberapa saat kemudian, mereka dihampiri beberapa orang tidak dikenal yang tiba-tiba langsung menyerang. "Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim. Sepertinya pengepungan dilakukan untuk menutup penyerangan dari pantauan petugas," jelasnya.
Diamankan ke Gedung DPR
Anggota tim liputan berusaha melindungi Ade Armando yang terus menerus diserang dan dipukuli. Namun mereka terjatuh dan terpental.
Karena tidak mungkin bisa menolong, tim yang terpental mencari polisi untuk meminta pertolongan. Polisi kemudian datang dan memberikan pertolongan.
Setelah diamankan dan ditarik pihak kepolisian ke dalam gedung DPR, Ade Armando mendapatkan penanganan dokter polisi pada pukul 1610.
"Kondisinya sadar, bisa berkomunikasi dan menghubungi keluarganya. Karena ada penyekatan massa, Ade Armando baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18.00 sampai ke RS," jelas Nong.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaFauzi menjelaskan saat massa aksi berlarian karena dibubarkan pihak kepolisian, Andi mencoba membantu mahasiswa yang terluka.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaSunan menambahkan, belum mengetahui pasti penyebab kekerasan yang dialami korban. Dari foto yang diperlihatkan korban padanya, penganiayaan itu luar sadis.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaKejadian itu berawal saat korban sedang berunjuk rasa. Ketika itu, ada enam orang tak dikenal menghampiri korban.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan kronologi penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang terhadap dua anggota TNI yakni Prada DSK dan Pratu AS di Medan.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan mengingatkan supaya jangan mengedepankan emosi dalam menerapkan demokrasi.
Baca Selengkapnya"Jangan mentang-mentang orang kaya bisa menganiaya anak kami seperti itu," kata ibu korban.
Baca Selengkapnya