Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KPAI minta polisi usut kasus pawai TK bercadar & bersenjata di Probolinggo

KPAI minta polisi usut kasus pawai TK bercadar & bersenjata di Probolinggo Pawai tujuh belasan berkostum ala ISIS. ©2018 Istimewa

Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku mendapatkan aduan dari masyarakat soal pawai karnaval TK Kartika V Probolinggo, Jawa Timur yang kontroversial karena pemakaian kostum dan atribut. KPAI pun meminta kepolisian mengusut kasus tersebut hingga tuntas.

"Kegiatan seperti ini tak bisa dibenarkan dengan alasan inisiatif yang spontan, namun sesungguhnya membutuhkan persiapan yang matang sehingga dilakukan dengan sadar dan penuh tanggung jawab," ujar Ketua KPAI Susanto dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (19/8).

KPAI sendiri telah berkoordinasi dengan Kapolres Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal dan Dandim 0820 Probolinggo Letkol Kav Depri Rio Saransi terkait kasus tersebut. Dari koordinasi tersebut diketahui bahwa panitia penyelenggara tidak melayangkan izin ke kepolisian.

Orang lain juga bertanya?

Selain itu, TK Kartika V Probolinggo merupakan milik Persatuan Istri Tentara (Persit) dan di bawah binaan Kodim 0820. Namun inisiatif penggunaan cadar, kostum serba hitam, dan replika senjata dilakukan tanpa ada koordinasi dengan pihak Kodim 0820 selaku pembina TK tersebut.

Pihak sekolah berdalih penggunaan cadar dan replika senjata karena barang-barang tersebut tersedia di gudang milik sekolah sehingga tidak perlu menyewa. Alasan lainnya, karena TK tersebut mengusung tema "Bersama perjuangan Rasullullah, kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT".

Kendati, KPAI tetap meminta Kodim 0820 Probolinggo selaku pembinanya memberikan sanksi tegas kepada pihak sekolah karena tidak melakukan koordinasi. Apalagi penggunaan kostum dan atribut tersebut menuai polemik di masyarakat.

"KPAI meminta banyak pihak khususnya mereka yang menjadi pendidik di sekolah untuk tidak menjadikan simbol gerakan radikal sebagai bahan lucu-lucuan dalam pertunjukan karnaval. Apalagi jika pemakaian atribut cadar dan replika senjata diniatkan untuk hal serius," ucap Susanto.

Selain itu, Susanto menuturkan, alasan pihak sekolah menggunakan atribut tersebut dengan dalih efisiensi justru menimbulkan pertanyaan publik. Sebab bagaimana mungkin, sekolah telah menyediakan seragam cadar dan replika senjata dalam jumlah banyak kalau tidak dipersiapkan dengan matang.

"Untuk keterangan selanjutnya, KPAI akan memanggil pihak TK Kartika V Kota Probolinggo sebagai penyelenggara dan pihak yang bertanggung jawab dalam penggunaan atribut karnaval yang viral," Susanto menandaskan.

Reporter: Nafiysul Qodar

Sumber: Liputan6.com

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPAI Ungkap Perlakuan Polisi Kepada Demonstran Anak: Diperiksa Sampai Subuh hingga Tak Diberi Makan
KPAI Ungkap Perlakuan Polisi Kepada Demonstran Anak: Diperiksa Sampai Subuh hingga Tak Diberi Makan

KPAI menyesalkan masih banyaknya pelanggaran hak-hak anak yang masih terus terjadi.

Baca Selengkapnya
KPAI Temukan Indikasi Mobilisasi Anak Dalam Demo RUU Pilkada
KPAI Temukan Indikasi Mobilisasi Anak Dalam Demo RUU Pilkada

Ada indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.

Baca Selengkapnya
Anak Lapor Diperkosa Malah Dicabuli Polisi, KPAI Minta Polri Berbenah
Anak Lapor Diperkosa Malah Dicabuli Polisi, KPAI Minta Polri Berbenah

KPAI saat ini berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak .

Baca Selengkapnya
KPAI Soroti Kasus Kekerasan dan Perundungan Pelajar SMA Binus School Serpong
KPAI Soroti Kasus Kekerasan dan Perundungan Pelajar SMA Binus School Serpong

Anak pelajar sebagai korban tindak kekerasan dan perundungan harus mendapat penanganan yang tepat

Baca Selengkapnya
KPAI: Proses dan Hasil Pilpres 2024 Harus Ramah Anak
KPAI: Proses dan Hasil Pilpres 2024 Harus Ramah Anak

KPAI mencatat terdapat 15 pelanggaran hak anak pada pemilu-pemilu sebelum 2024.

Baca Selengkapnya
KPAI Temukan Kekerasan Fisik dan Psikis Dialami Balita Diduga Dianiaya Pemilik Daycare di Depok
KPAI Temukan Kekerasan Fisik dan Psikis Dialami Balita Diduga Dianiaya Pemilik Daycare di Depok

Dari tindaklanjut laporan diterima KPAI, diduga ada unsur penganiayaan didapat korban anak K.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Gerombolan Pesilat Jember Lagi Konvoi Keroyok Polisi, 13 Orang Ditetapkan Tersangka
Detik-Detik Gerombolan Pesilat Jember Lagi Konvoi Keroyok Polisi, 13 Orang Ditetapkan Tersangka

Salah satu peserta konvoi memprovokasi dengan mengatakan ada dari anggota mereka ditangkap polisi.

Baca Selengkapnya
Bukan Hal Sepele, Ini Kata KPAI Terkait Kasus Pembakaran Sekolah di Temanggung
Bukan Hal Sepele, Ini Kata KPAI Terkait Kasus Pembakaran Sekolah di Temanggung

KPAI mengatakan bahwa kasus perundungan di Temanggung seharusnya menjadi sinyal bahaya.

Baca Selengkapnya
Berkaca Insiden Daycare di Depok, KPAI Buka Ruang Pelaporan Kasus Kekerasan terhadap Anak
Berkaca Insiden Daycare di Depok, KPAI Buka Ruang Pelaporan Kasus Kekerasan terhadap Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sudah memiliki ruang ruang pengaduan terhadap pelapor kasus kekerasan pada anak yang akan direspon cepat.

Baca Selengkapnya
Kemen PPA Pastikan Semua Anak yang Ditangkap saat Demo di DPR Sudah Dipulangkan
Kemen PPA Pastikan Semua Anak yang Ditangkap saat Demo di DPR Sudah Dipulangkan

KemenPPPA sudah melakukan koordinasi dan pemantauan penanganan peserta unjuk rasa berusia anak di Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya
Respons Ganjar soal Pemotor Berbendera PDIP Provokasi di Acara PSI
Respons Ganjar soal Pemotor Berbendera PDIP Provokasi di Acara PSI

Ganjar mengaku belum mengetahui peristiwa tersebut.

Baca Selengkapnya
Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal
Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal

Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.

Baca Selengkapnya