Kronologi Kades di Serang Disuntik hingga Tewas, Pelaku Pura-Pura Urus Sertifikat
Merdeka.com - Kuasa hukum keluarga mengungkap kronologi penyuntikan yang menewaskan Salamunasir, Kepala Desa Curugoong, Kabupaten Serang. Mantri S ternyata datang ke rumah korban berpura-pura ingin mengurus sertifikat tanah.
"Jadi si almarhum itu posisinya lagi nggak ada. Di luar datang pelaku jam 12, ketuk pintu 'asalamualaikum', dibukakan, lalu istri korban bertanya mau ketemu siapa, mau apa dan mau ngapain, nah ternyata memang jawabnya si pelaku itu saya mau membuat sertifikat. nah ini harus saya sampaikan juga membuat sertifikat," kata kuasa hukum keluarga korban, Eki Wijaya Pratama di Mapolres Serang Kota, Selasa (14/3).
Eki mengungkapkan, istri korban meminta pelaku, yang diketahui seorang mantri berinisial S, untuk menunggu karena korban sedang tidak ada di rumah.
-
Kenapa Kapolres Serang datang ke desa? 'Yang pertama bu, kenapa dikumpulin, karena saya mau bayar utang, bu. Saya janji sama pak ustaz mau datang lagi ke sini. Kemarin yang diundang bapak-bapak semua. Sekarang ibu-ibunya,'
-
Siapa yang melakukan eksekusi di Kampung Gantungan Sirah? Wardiman bercerita, waktu zaman penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
-
Siapa pemilik rumah yang digeledah? Video lengkapnya menunjukkan petugas sedang menggeledah dua rumah. Video itu dipublikasikan dengan keterangan yang menyebut bahwa kedua rumah itu dimiliki oleh 'Bobby' seorang pemimpin perusahaan yang bernama PT Bobby Jaya Perkasa.
-
Siapa yang membunuh keluarga Soeparwi? Pengakuan Sono membuat banyak pihak terkejut, termasuk Soeparwi. Ia merasa selama ini hubungan keluarganya dengan Sono baik-baik saja.
-
Siapa pemilik rumah di depan kuburan itu? Setelah ditelusuri kuburan itu berada tepat di depan rumah salah seorang artis senior yakni Abdel.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
"'Oh tunggu yah sebentar karena bapaknya lagi nggak ada' kata istri korban, akhirnya si istri korban ke dalam. Lalu bertanya karena yang membukakan pintu awal saksi Puput, lalu bertanya itu siapa, itu suami dari Bidan Novi. Suruh nunggu duduk," ungkap Eki.
Lalu pada pukul 12.30 WIB, korban datang. Keduanya mengobrol seperti biasa, hingga terjadi cekcok. Mereka nyaris adu pukul.
"Sempat marah, mau sempat pukul-pukulan, tapi posisi si korban diam saja. Cuma memang istri korban ini melihat si tersangka ini mengeluarkan alat berbentuk suntikan. Mau mukul dia mundur ternyata nggak jadi, setelah melipir lalu ditancapkan lah suntikan itu punggung sebelah kiri, baru di situ peristiwa itu terjadi," jelas Eki
Setelah menjalani perawatan di puskesmas, kondisi korban tidak membaik dan terpaksa dirujuk ke RSUD Provinsi Banten. Korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia saat di RSUD Banten.
Seperti diberitakan, Salamunasir, Kepala Desa Curuggoong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, diduga dibunuh dengan cara disuntik setelah cekcok dengan mantri berinisial S. Berdasarkan informasi, pelaku melakukan hal tersebut karena terbakar api cemburu setelah melihat foto-foto korban bersama istrinya.
"Dugaan si pelaku ini atau tersangka ini ada foto-foto yang dilihat dari HP istrinya sehingga timbul rasa emosi untuk menegur pihak korban, maksud dan tujuannya apa," ujar kuasa hukum pelaku, Raden Erlang, Selasa (14/3).
Erlang menegaskan, pelaku sama sekali tidak ada niat untuk membunuh korban. "Dan dia tidak ada niat melakukan pembunuhan, itu dia bawa suntikan niatnya dan isinya hanya obat untuk lemas. Tadi namanya saya lupa," bebernya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang paman di Kabupaten Tuban Jawa Timur nekat membunuh keponakannya yang berprofesi sebagai sekretaris desa (sekdes). Pelaku cemburu dengan korban.
Baca SelengkapnyaDalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.
Baca Selengkapnyaelama ini, tersangka menganggap korban telah menyantet istrinya pada 2015.
Baca SelengkapnyaProsedur tetap eksekusi rumah itu dipertanyakan Tubagus Noorvan dalam rapat bersama dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Baca SelengkapnyaKapolsek harusnya meminta izin ke kejaksaan jika mau membawa tahanan titipan itu keluar sel.
Baca SelengkapnyaKejati Sumut menahan mantan Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, Jumat (18/8). Dia ditahan sebagai tersangka korupsi pembukaan lahan hutan.
Baca SelengkapnyaDukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaSerda Adan menjual tiga nama yang disebutnya sebagai perwira TNI AL untuk memuluskan tindak kejahatannya.
Baca SelengkapnyaPelaku membunuh korban karena sakit hati saat mendekati cucu korban.
Baca SelengkapnyaSaat itu korban yang sedang sarapan pagi di rumah kontrakan bersama Sumarni (34) didatangi pelaku.
Baca SelengkapnyaSerda Adan turut dibantu oleh seorang warga sipil asal Kota Solok, Sumbar bernama Muhammad Alvin
Baca SelengkapnyaDiduga sebagai korban pembunuhan, Jenazah seorang sekuriti ditemukan warga. Sebuah cerurit juga masih menancap di perutnya.
Baca Selengkapnya