Kronologi Terbongkarnya Kasus Surat Bebas Covid-19 Palsu di Sulsel
Merdeka.com - Polsek Panakkukang, Makassar menyelidiki kasus surat keterangan (suket) rapid antigen Covid-19 palsu yang mencatut nama dr Aulia Recitra Kasim (32), yang bertugas sebagai dokter umum fungsional di Puskesmas Pampang, Makassar.
Kapolsek Panakkukang, Kompol Jamal Fatur Rahman menjelaskan, suket bebas corona palsu itu berkop Puskesmas Pampang. Kemudian dokter penanggung jawab di suket itu dipalsukan tandatangannya.
"Jadi di kasus suket palsu yang digunakan salah seorang penumpang pesawat di bandara ini, ada dua dugaan tindak pidana yakni pemalsuan dokumen dan pencemaran nama baik institusi puskesmas dan dokter bersangkutan, karena baik pihak puskesmas dan dokter sebagai pelapor itu mengaku tidak pernah melakukan pemeriksaan dan keluarkan suket rapid antigen," kata Jamal Fatur Rahman kepada wartawan, Selasa (2/2).
-
Kenapa pria itu membuat surat penangkapan palsu? Menyatakan bahwa dirinya hanya merasa bosan Wang mengakui bahwa unggahan yang dibuatnya merupakan hasil karangan semata. Ia menjelaskan bahwa rasa bosan dan ketidakpuasan terhadap kehidupannya mendorongnya untuk menciptakan cerita yang sensasional tersebut.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa yang terjadi pada dokter Aulia Risma? Kasus kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) dokter Aulia Risma Lestari menjadi perbincangan hangat masyarakat luas.
-
Kenapa kakek memberi uang palsu ke dokter? āLoh dokter kan pasang gigi palsu kan? Jadi saya bayarnya juga pakai uang palsu, kan sama-sama palsuā ujar sang kakek.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
Aulia Recitra Kasim saat ditemui di Polsek Panakkukang menuturkan, kasus ini mulai terbongkar pada Kamis (14/1). Kemudian dilaporkan ke polisi sehari setelahnya.
Saat itu, kata Aulia, seorang rekannya mengunggah foto suket palsu itu di grup internal Puskesmas Pampang. Foto itu diperoleh dari rekannya, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bandara internasional Sultan Hasanuddin.
"Karena tidak pernah memeriksa dan keluarkan suket yang dimaksud, tentu saya membantah. Usai briefing virtual dengan seluruh jajaran puskesmas, kepala puskesmas melapor ke Dinas Kesehatan Makassar dan di-support untuk laporkan ke polisi," tutur Aulia.
Dia tahu aturan bahwa puskesmas tidak punya kewenangan melakukan pemeriksaan dan menerbitkan suket rapid antigen untuk kepentingan perjalanan. 47 puskesmas di Makassar hanya diberi kewenangan sesuai stok untuk pemeriksaan swab PCR.
Indikasi palsu suket itu, papar dr Aulia, bahwa nama lengkapnya sudah benar namun tanda tangan palsu, kop suket itu menggunakan kop Puskesmas Pampang yang sudah lama tidak digunakan. Stempelnya yang sudah tidak digunakan atau tidak berlaku lagi. Selanjutnya petugas laboratorium yang juga ditulis namanya di suket itu tidak pernah bertugas di Puskesmas Pampang.
"Laporkan ke polisi telah karena mencemarkan nama baik saya, juga nama baik institusi. Dan berharap kasus pemalsuan seperti ini tidak terulang. Selain karena pemalsuan dokumen itu pelanggaran, juga sangat berbahaya bagi penumpang pesawat lainnya jika ternyata penumpang pengguna pesawat itu ternyata positif Covid-19," tandasnya.
Adapun Kanit Reskrik Polsek Panakkukang, Iptu Iqbal Usman mengatakan, sudah ada empat saksi diperiksa. Mereka dari pihak Puskesmas Pampang dan Otoritas Bandara.
"Kami berkoordinasi dengan pihak Otoritas Bandara karena calon penumpang pesawat pengguna suket palsu itu mengaku dapatkan suket tersebut saat berada di bandara. Juga berkoordinasi dengan Polsek Kawasan Bandara," kata Iqbal.
Calon penumpang pesawat pengguna suket palsu berinisial GYM (31) saat itu masih terbang dari Makassar, transit Jakarta tujuan Kalimantan Selatan. Yang sempat disita oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bandara hanyalah selembar suket tersebut.
"Identitas pengguna suket ini kita peroleh dari otoritas bandara dan kita bisa ditelusuri. Ini sementara ditunggu kembali ke Makassar untuk pemeriksaan. Dan pelaku utamanya, yang membuat suket itu kini dalam pengejaran," kata Iqbal Usman.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan tanpa modal, modus Suyanto mengelabuhi rumah sakit ternyata bermodalkan identitas palsu seorang dokter asli.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus waspada dengan adanya praktik dokter gadungan.
Baca SelengkapnyaSusanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC Surabaya.
Baca SelengkapnyaSusanto ternyata cukup percaya diri menjadi seorang dokter meski hanya lulusan pendidikan SMA.
Baca SelengkapnyaMeski dianggap terbukti berkali-kali menyaru sebagai dokter, Susanto tetap saja meminta keringanan hukuman pada hakim.
Baca SelengkapnyaHeboh pria lulusan SMA menjadi dokter gadungan selama dua tahun di rumah sakit Surabaya.
Baca SelengkapnyaAksi dokter gadungan bernama Susanto ini diketahui telah terjadi selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaDokter yang identitasnya dicuri Susanto kini bertugas di Pangalengan.
Baca SelengkapnyaSetelahnya KPK baru bisa menyelidiki dugaan klaim fiktif di kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaSusanto didakwa melakukan penipuan karena mengaku-ngaku sebagai dokter dan bekerja di PT Pelindo Husada Citra (PHC) selama dua tahun lebih.
Baca SelengkapnyaHamdan menambahkan UIN Alauddin masih menunggu penyampaian resmi terkait dugaan peredaran uang palsu yang dilakukan salah satu pegawai.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan 15 orang tersangka kasus produksiĀ uang palsu
Baca Selengkapnya