Marak Aksi Kekerasan, Peran Perempuan Sangat Krusial Dalam Membentuk Karakter Anak
Merdeka.com - Perempuan dinilai menjadi salah satu elemen sentral dalam mempromosikan perdamaian. Mengingat belakangan ini secara global, konflik sosial semakin marak terjadi di kalangan anak dan remaja.
Aktivis perempuan, Siti Musdah Mulia menilai aksi kekerasan dilakukan anak dan remaja belakangan sudah sangat meresahkan. Untuk itulah, peran perempuan menjadi sangat krusial dalam membentuk karakter dan pribadi anak yang toleran serta anti kekerasan.
"Sesuai dengan tema International Women's Day tahun 2023 ini, yaitu embrace equity (merangkul kesetaraan), perempuan harus sadar bagaimana mempraktekan keadilan khususnya keadilan gender. Jangan membiarkan ada perilaku diskriminatif, eksploitatif dan kekerasan sekecil apapun untuk alasan apapun. Kata kuncinya, speak up," ujar Siti dalam keterangan tertulis di Jakarta dikutip Sabtu (11/3).
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Kenapa kekerasan bisa merugikan anak? Mereka berisiko mengalami masalah fisik dan mental, penyalahgunaan narkoba, serta penurunan kualitas hidup yang dapat berlangsung hingga dewasa, bahkan seumur hidup.
-
Bagaimana cara melindungi anak dari kekerasan? 'Ajari anak untuk berteriak dan lalu menghindari pelaku atau cari orang dewasa lain untuk minta perlindungan,' jelas Vera saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (31/7). Selain itu, ajarkan anak untuk selalu bercerita jika ada yg menyakiti dirinya.
-
Bagaimana kekerasan dapat memengaruhi kemampuan anak mengendalikan emosi? Kekerasan yang dialami anak memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi. Setelah mengalami kekerasan, anak sering kali kesulitan untuk mengontrol emosinya, sehingga mereka lebih rentan merasa sedih, marah, atau ketakutan secara berlebihan.
-
Siapa yang berperan penting mencegah kekerasan seksual pada anak? 'Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak. Cari waktu berkualitas, sekarang banyak orang tua yang sibuk, padahal penting untuk mencari waktu berkualitas. Kadang, walaupun waktu banyak namun kurang berkualitas jadi kurang bisa mendukung edukasi yang diberikan pada anak,' kata Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes.
-
Apa dampak paling buruk dari kekerasan terhadap anak? Kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga dapat menimbulkan trauma yang mendalam pada aspek psikologis mereka. Trauma ini berpotensi menyebabkan masalah mental, seperti serangan panik dan depresi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak.
Dia melanjutkan, sejatinya tanggung jawab melahirkan dan membentuk generasi berakhlak dan anti kekerasan bukan hanya tugas perempuan semata. Namun kaum laki-laki juga harus menjadi benteng dalam membangun karakter anak melalui pendidikan dalam rumah tangga.
"Bukan hanya perempuan, laki-laki juga harus jadi benteng. Jadi diajarkan mulai dari keluarga, dari hal-hal yang kecil-kecil dan biasa dianggap cuma sepele, justru itu yang sepele itu berpengaruh dalam benak seseorang akhirnya menjadi sebuah karakter. Jadi kaca kuncinya itu adalah teladan,” kata Profesor Riset bidang Lektur Keagamaan LIPI ini.
Faktor Mempengaruhi Pendidikan Karakter Anak
Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan khususnya ibu selalu dianggap tokoh krusial dalam pembentukan karakter anak dan disebut sebagai sekolah pertama (madrasatul ula) bagi anak. Namun, kerjasama orang tua dalam membentuk karakter anak merupakan bagian dari amanah Tuhan kepada umatnya.
“Karena umumnya, apalagi anak-anak di masa golden age itu kan biasanya melekat pada ibunya, tapi tanggung jawab anak itu adalah tanggung jawab berdua. Inilah pentingnya kita memahami keluarga berencana sehingga betul-betul siap, bukan hanya fisik,tetapi mental, sosial, finansial, bahkan spiritual, itu tidak mudah memang karena anak itu amanah,” papar Musdah.
Ia juga mengemukakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi lemahnya pendidikan karakter anak. Sehingga, parenting yang baik menjadi solusi dan jalan keluar mencegah masuknya pengaruh budaya kekerasan di lingkungan anak dan remaja.
“Ada banyak faktor, faktor dalam keluarga, internal dan external. Parenting itu penting, bagaimana mengajarkan anak kita untuk cerdas, menjadi bapak, menjadi ibu yang baik itu nggak taken for granted, tapi harus melalui sebuah pendidikan gitu loh,” imbuh dia.
Membangun serta mempromosikan perdamaian, dan pencegahan kekerasan juga memiliki tantangan tersendiri menurut wanita yang juga seorang aktifis anti kekerasan ini. Dia berharap tantangan yang ada tidak menyurutkan usaha pemerintah untuk mewujudkan perdamaian di masyarakat.
"Karena masyarakat kita nggak suka dengan perdamaian, sukanya kan konflik. Nah karena itu bagaimana kita membangun literasi, membangun peradaban. Jadi pemerintah juga enggak boleh takut terhadap kelompok-kelompok yang intoleran yang menghalang-halangi terwujudnya perdamaian dalam masyarakat,” ujar dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.
Baca SelengkapnyaTidak pantas jika hanya membebankan pembentukan karakter anak kepada sekolah formal saja.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaMereka yang agresif akan menganggap bahwa sifat toleransi itu menunjukkan kelemahan.
Baca SelengkapnyaKDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaOrang tua dan anak bisa punya hubungan asyik meski terpaut usia. Orang tua sebaiknya juga jadi teman curhat paling nyaman bagi anak.
Baca SelengkapnyaKetika anak menyaksikan orangtua melakukan KDRT terutama berulang, hal ini bisa timbulkan dampak psikologis pada mereka.
Baca SelengkapnyaBangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian
Baca SelengkapnyaDiperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca Selengkapnya