Orderan Sepi, Perajin Tenun Ikat di Kediri 'Putar Otak' Produksi Masker
Merdeka.com - Jika biasanya tenun ikat dibuat baju, sepatu, scarf dan tas, kini sejumlah perajin di Kota Kediri memproduksi masker berbahan dasar kain khas Kota Kediri, Jawa Timur tersebut. Empat mesin jahit bergerak lincah di Rizki Tailor, salah satu penjahit di Desa Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Seminggu terakhir, mereka mendapatkan pesanan 8.000 lembar masker dari Pemkot Kediri sehingga harus mengejar target produksi.
Sebetulnya, tidak hanya empat penjahit yang membuat masker, ada 12 orang lainnya mengerjakan proyek ini di rumah masing-masing. Penjahit yang mulai sepi order, kini bergerak kembali.
-
Bagaimana cara membuat kain tenun ikat Bandar Kidul? Tenun ikat Bandar Kidul memiliki motif khas, yakni ceplok, tirto, dan goyor dengan bahan sutra, semi sutra, dan katun.
-
Bagaimana cara pembuatan Kain Tenun Ikat Inuh? Kain ini pada dasarnya terbuat dari benang sutera. Dalam proses pewarnaannya menggunakan teknik celup tradisional dan pastinya menggunakan bahan-bahan alami. Prosesnya kain ini diikat lalu motifnya akan terbentuk dari ikatan-ikatan benang tadi.
-
Bagaimana cara membuat kain tenun di Kampung Tenun? Selain itu, Anda juga bisa merasakan pengalaman membuat kain tenun sendiri dengan menggunakan alat didampingi oleh para pengrajin profesional.
-
Siapa pendiri Pabrik Tenun Kesono? Berdiri pada tahun 1935, pabrik ini dulunya jadi pabrik tenun terbesar di Jawa Timur. Pendirinya adalah keluarga Bin Martak, yang sebelumnya mendirikan pabrik tenun pertama di Surabaya.
-
Dimana Pabrik Tenun Kesono berdiri? Keluarga Bin Martak sengaja memilih Desa Kesono sebagai lokasi pendirian pabrik tenun karena berdekatan dengan salah satu sumber air terbaik pada zaman Hindia Belanda.
-
Apa itu Kain Tenun Ikat Inuh? Kain Tenun Ikat Inuh, Kerajinan Tradisional yang Jadi Identitas Masyarakat Lampung Setiap kerajinan tradisional di Indonesia telah menjadi ciri khas dan identitas masyarakat di suatu daerah. Salah satu kerajinan tradisional yang sudah menjadi ciri atau identitas masyarakat yaitu Kain Tenun Ikat Inuh berasal dari Lampung Selatan dari adat Sai Batin.Dihimpun dari beberapa sumber, kain tradisional ini tak hanya sebagai simbol dan identitias budaya Lampung, melainkan juga memiliki nilai-nilai luhur dan kain yang sakral.
"Sudah tiga minggu ini orderan sepi. Malah yang sudah order pun belum diambil, jadinya ya belum dibayar. Untunglah ada pesanan masker ini," kata Samsul Hadi, salah satu penjahit di Rizki Taylor yang sudah 30 tahun menjadi penjahit, Rabu (8/4).
Salah satu pengusaha tenun di Kediri, Siti Ruqoyah memutar otak untuk bisa tetap menggaji penenunnya. Ia coba membuat beberapa lembar masker dari kain sisa.
Kemudian masker ini dilihat oleh Nur Muhyar, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan dibawa ke Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Pemkot Kediri kemudian memesan 8.000 lembar masker tenun ikat kediri untuk dibagikan ke warga. Bukan hanya membagikan masker yang berguna untuk mencegah penyebaran virus corona, namun juga turut menggerakkan perekonomian yang sempat berhenti.
"Sudah tiga minggu ini tidak ada pembeli sama sekali. Sementara saya tidak mungkin tidak menggaji penenun dan saya akan terus mempertahankan mereka untuk tetap berproduksi agar tetap bisa makan," kata Ruqoyah.
Dia mengeluarkan uang minimal Rp20 juta per minggu untuk menggaji penenun. Jumlah itu biasanya bisa tertutup dengan hasil penjualan kain tenun. Namun ketika tidak ada pembeli, dia terpaksa mengambil tabungan yang mulai menipis.
Dengan pesanan masker ini, 200 lembar tenun ikat per hari bisa terjual untuk dibuat masker sehingga ekonomi berputar. Tidak hanya Ruqoyah, penenun lain pun bisa memasok tenunnya melalui KUB (Kelompok Usaha Bersama) sehingga produksi masih terus berjalan.
Setelah Pemkot memesan, berbagai pesanan pun datang dari berbagai instansi dengan jumlah ribuan. Selain itu juga orderan datang dari para pembeli personal atau eceran. Ruqoyah mematok harga Rp7.500 per lembar bila membeli minimal 10 lembar dan Rp8.000 per lembar untuk eceran.
"Harapan kita dengan kegiatan ini yang bisa kita gerakkan bukan hanya ekonomi penenun, tetapi juga para tukang jahit dan toko-toko penyedia aksesorisnya seperti toko karet, benang, dan kain tlisir. Dengan demikian juga akan ada efek daya beli masyarakat yang tetap terjaga," kata Nur Muhyar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembuatan lurik tradisional ini bisa disaksikan langsung di halaman rumah warga di Kedungampel
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan kain lurik khas Klaten ini, ada semangat memanusiakan manusia
Baca SelengkapnyaProduk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Baca SelengkapnyaIndonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaBantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca SelengkapnyaPada masa kejayaannya, pabrik tenun terkenal di Mojokerto punya sekitar 3.000 karyawan. Kini, bangunannya yang megah terbengkalai.
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaSiami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional
Baca SelengkapnyaMereka diajari langsung oleh Suliono pengrajin batik dan pemilik Rumah Batik Tunjung Langit khas Paser.
Baca Selengkapnya