Pendemo Tolak UU Cipta Kerja di Makassar Dikejar Orang sambil Bawa Badik
Merdeka.com - Unjuk rasa mahasiswa di Makassar menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, Selasa, (20/10), awalnya berjalan damai meski massa memenuhi badan jalan di persimpangan Jalan Urip Sumoharjo-Jalan AP Pettarani, di bawah fly over. Namun tiba-tiba massa kocar-kacir karena dikejar warga sambil membawa sebilah badik.
Awalnya, mahasiswa berjas almamater merah mencabut pembatas jalan dan baliho pasangan calon (paslon) wali kota dan wali kota Makassar nomor urut 2, Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi. Massa menggunakannya untuk memblokade arus lalu lintas.
Tiba-tiba pukul 16.45 WITA, belasan relawan paslon nomor urut 2 itu datang mengejar mahasiswa dengan penuh emosi sambil membawa badik.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
Melihat hal itu, koordinator lapangan demonstran kemudian memberikan ajakan damai kepada para relawan. Emosi belasan orang pun mereda dan mengambil baliho kemudian memasang kembali di tempat semula.
"Kami turun karena baliho kami diambil. Baliho dari paslon yang kami cintai diganggu," kata Daeng Gosal, ketua relawan Sinrijala.
Aksan, sekretaris relawan Sinrijala untuk paslon nomor urut 2 ini juga mengatakan, pihaknya mendukung mahasiswa berunjuk rasa tapi kenapa baliho-baliho itu diganggu.
"Kami tidak akan bawa ke ranah hukum tapi ini hanya penyadaran kepada adik-adik, silakan demo tapi jangan ganggu baliho. Kami setengah mati pasang lalu diganggu," kata Maulana yang juga relawan paslon no 2.
Sesaat setelah keributan mereda, massa mulai membubarkan diri. Arus lalu lintas di sekiitar lokasi berangsur kembali lancar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaMassa berasal dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB). Dengan tuntutan mendesak agar Pemerintah segera mencabut Omnibus Law UU No.6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaKelompok Anarko ini menyusup dan melarikan diri ke sejumlah kampus yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca Selengkapnya