Polisi Tegaskan aksi Penyayatan Siswi SMK di Ciamis karena Asmara, Bukan Salah Paham
Merdeka.com - Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro membantah penyebab aksi penyayatan siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) di Ciamis, Jawa Barat karena salah paham. Ia kembali menegaskan bahwa aksi tersebut dipicu persoalan asmara.
“Pada intinya kami menduga penyebabnya terkait dengan asmara. Yang jelas dari awal pas saya rilis tidak pernah menyebutkan salah paham, saya juga ga tau (muncul isu penyebab penyayatan karena salah paham). Kalau dari awal rilis saya konsisten bahwa dugaan kami adalah terkait asmara,” kata Tony, Rabu (21/6).
Ia mengungkapkan bahwa bukan tanpa alasan motif itu disampaikan. Hal tersebut merupakan hasil keterangan dari saksi dan juga terduga pelaku penyayatan yang berinisial NKD (19).
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelaku pembunuhan NKS? Polisi berhasil menangkap pelaku inisial IS, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap NKS (18), seorang gadis penjual gorengan yang merupakan warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
“Ya (keterkaitan dengan asmara berdasarkan) keterangan saksi, keterangan terduga pelaku. Dugaannya begitu, cemburu terkait asmara,” ungkapnya.
Meski begitu, Tony juga mengaku bahwa pihaknya belum bisa melakukan pemeriksaan intensif kepada terduga pelaku. Hal itu karena NKD hingga saat ini masih dalam perawatan karena penyakit maag yang dialaminya.
“Terduga pelaku kondisi kesehatannya sekarang masih kurang bagus, jadi kami belum bisa dimintai keterangan. Pelaku masih dirawat di rumah sakit,” sebutnya.
Pemeriksaan intensif juga diakuinya belum dilakukan ke korban penyayatan. “Belum bisa, korban juga masih dirawat intensif ya,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Ciamis akhirnya mengamankan pelaku penyayatan leher N, salah satu siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pelaku diketahui berjenis kelamin perempuan dan motifnya adalah cinta segitiga.
Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro mengatakan, pelaku akhirnya berhasil mengamankan beberapa jam setelah melakukan aksinya, atau sekitar pukul 16.00 WIB. Untuk pelaku diketahui berinisial NKD (19) yang merupakan warga Bandung.
Tony menjelaskan bahwa aksi yang dialami korban terjadi saat berangkat sekolah menggunakan motor dibuntuti oleh pelaku yang juga menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
"Kemudian sesampainya di TKP (korban) dicegat oleh pelaku dengan maksud untuk mengajak bicara kemudian pelaku sempat menaiki motor korban," kata Tony, Selasa (20/6).
Korban dan pelaku, menurutnya saat itu sempat mengobrol sampai kemudian saksi J datang ke lokasi untuk mengajak korban berangkat ke sekolah, namun kemudian dipersilakan duluan. Setelah ditinggalkan saksi J, pelaku NKD sempat berdalih melihat ulat di kerudung korban dan menyingkapnya.
"Kemudian (pelaku) menggorok korban sebanyak tiga kali, dan usai kejadian pelaku melarikan diri. Alhamdulillah atas upaya penyelidikan pengejaran, kemarin pukul 16.00 WIB atau mungkin beberapa jam dari kejadian pelaku sudah berhasil kami amankan," lanjutnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyebut bahwa aksi penyayatan terhadap siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Ciamis karena salah paham. Hal tersebut disebutnya setelah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak menyikapi kejadian tersebut pada Selasa (20/6).
“Saya hadir di sini disuruh pak Gubernur, sebagai pimpinan Jawa Barat peduli kepada masyarakat dan juga tingkat SLTA adalah tanggung jawab pemerintah provinsi. Saya bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Alhamdulillah ada pemerintah Kabupaten Ciamis, pak Camat, dan pak Kades dan orang tuanya, dan kowincab hadir,” kata Uu kepada wartawan.
Dalam pertemuan tersebut, Uu mengatakan bahwa ia sempat menggali informasi lebih jauh terkait aksi penganiayaan menggunakan senjata tajam terhadap siswi SMK. Hal itu dilakukan setelah dirinya menerima informasi bahwa aksi itu dilakukan karena ada rebutan pacar, satu laki-laki diperebutkan oleh dua perempuan.
“Ternyata tidak. Saya sudah klarifikasi lagi, saya terima dari orang tuan tidak ada rebutan pacar, cuman kesalahpahaman. Ya mungkin namanya manusia kadang-kadang beritanya tidak sempurna ataupun yang lain, apalagi kita tahu yang namanya berita bisa benar bisa salah,” katanya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Iya rencana kita periksa kejiwaanya,” kata Kapolres Penajam Paser Utara (PPU), AKBP Supriyanto
Baca Selengkapnyadalam video itu, seorang siswi SMA diduga dipaksa beraksi di luar norma oleh rekan-rekannya
Baca SelengkapnyaSeorang polisi di Maluku mencabuli siswi SMP di indekos. Korban mengalami muntah hingga pingsan.
Baca SelengkapnyaAksi bejat SH yang terekam kamera bikin heboh jagat media sosial
Baca SelengkapnyaJenazahnya ditemukan dalam keadaan terbaring dengan kepala bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaKasus Gadis Keterbelakangan Mental Diperkosa 8 Pemuda, Pengacara Terlapor Ungkap Fakta Mengejutkan
Baca SelengkapnyaTerkait apakah tersangka melakukan ancaman terhadap korban atau iming-iming masih didalami.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation.
Baca SelengkapnyaKasus ini dipicu oleh persoalan pacar dan ucapan korban yang diduga kerap melontarkan fitnah.
Baca SelengkapnyaKronologi kasus ini memiliki dua versi berbeda antara ibu tersangka dan polisi.
Baca Selengkapnya