Seks bebas di Kemukus berawal dari riwayat keturunan Majapahit?
Merdeka.com - Obyek wisata Gunung Kemukus, yang menyimpan banyak tabir misteri merupakan wisata andalan di Sragen. Warga yang datang ke kabupaten perbatasan Jawa Tengah itu, biasanya berdoa di pusara Pangeran Samudro sembari mengucapkan berbagai pengharapan.
Sebagian warga percaya, kekuatan gaib di situ mampu meloloskan permintaan mereka kepada Sang Khalik. Bahkan, mereka juga percaya, kesakralan makam Pangeran Samudro bisa melindungi keselamatan hidupnya.
Lantas, siapakah Pangeran Samudro yang dimakamkan di Gunung Kemukus dan disembah layaknya Tuhan tersebut? Dan benarkah, ritual seks menyimpang di Gunung Kemukus berawal dari riwayat hidup sang pangeran?
-
Di mana makam dukun itu ditemukan? Lokasi penemuan ini adalah Kompleks Arkeologi Pacopampa, yang terletak di dataran tinggi utara Peru.
-
Di mana ritual dilakukan? Warga di tiga desa di Provinsi Nakhon Sawan berkumpul untuk menghidupkan kembali ritual tradisional mengarak kucing untuk mendatangkan hujan ke desa-desa yang kekeringan.
-
Bagaimana penjarah masuk ke makam kuno? Penjarah memasuki makam itu pada 2016 melalui sebuah lubang di sudut.
-
Siapa pemilik makam? Melihat sifat benda-benda yang ditemukan itu, para arkeolog yakin barang-barang ini milik keluarga kelas atas.
-
Siapa pemilik makam kuno? Berdasarkan artefak yang ditemukan, arkeolog menduga makam ini adalah makam dari seorang bangsawan yang memiliki kekuasaan.
-
Apa yang dilakukan dalam ritual? Di tengah musim kemarau berkepanjangan di Thailand, warga di tiga desa di Provinsi Nakhon Sawan berkumpul untuk menghidupkan kembali ritual tradisional mengarak kucing untuk mendatangkan hujan ke desa-desa yang kekeringan.
Menurut berbagai sumber yang didapatkan merdeka.com, Pangeran Samudro merupakan putra Prabu Brawijaya, Raja Mahapahit paling bontot. Dikala Kerajaan Majapahit tumbang, sang pangeran justru memilih menetap dan tidak ikut kabur seperti saudara-saudaranya.
Pangeran Samudro, saat berusia 18 tahun ikut bersama ibunya ke Demak Bintoro. Oleh Sultan Demak, dia diizinkan tinggal di Demak dan belajar ilmu agama kepada Sunan Kalijaga. Ketika beranjak dewasa, atas petunjuk Sultan Demak melalui Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro lalu diminta menimba ilmu Islam kepada Kiai Ageng Gugur di lerang Gunung Lawu.
Sambil menimba ilmu, sang pangeran juga ditugasi menyatukan saudaranya yang tercerai-berai. Selama berguru ilmu agama, dia dibekali ajaran Islam. Selama itu, pangeran tidak mengetahui bahwa Kiai Ageng tak lain kakaknya sendiri.
Singkat cerita, tatkala Pangeran Samudro menguasai ilmunya, Kiai Ageng Gugur baru mengungkap identitasnya. Pangeran yang terkejut lalu menceritakan tujuannya menyatukan saudaranya dan membangun Kerajaan Demak.
Setelah itu, Pangeran Samudro bareng dua abdi dalemnya kembali ke Demak dan istirahat di Desa Gondang Jenalas (Gemolong). Di sana mereka bertemu orang asal Demak bernama bernama Kiai Kamaliman. Pangeran kemudian memutuskan menetap sementara sembari berdakwah agama Islam.
Berdasarkan cerita yang berkembang, ada yang menyebutkan kedatangan Pangeran Samudro di Tanah Gemolong karena diusir ayahnya. Dia diketahui jatuh cinta kepada Dewi Ontrowulan, ibu kandungnya. Sesampainya di Gemolong tepatnya dekat lereng Gunung Kemukus, kekasihnya sekaligus ibu kandung pangeran, Dewi Ontrowulan menyusul anaknya ke Gunung Kemukus.
Keduanya yang dilanda asmara, lalu melepas rindu. Namun warga sekitar yang memergoki mereka berduaan lalu merajamnya beramai-ramai sampai meninggal dunia. Jasad mereka dikubur satu liang lahat tepat di bawah Gunung Kemukus.
Sebelum meninggal, pangeran berpesan kepada siapa saja yang mau melanjutkan hubungan suami-istri terlarang yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permintaannya. Sejak itu, para peziarah yang datang berdoa di makamnya percaya bila semua doanya dikabulkan bila berhubungan seks di sana.
Kini, hubungan seks bebas di Gunung Kemukus telah menjadi ritual bagi ribuan peziarah pada hari-hari yang dianggap keramat.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situs pertapaan itu berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Baca SelengkapnyaMakamnya banyak dikunjungi orang yang ingin cari jodoh, kekayaan, hingga jabatan
Baca SelengkapnyaKabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Baca SelengkapnyaBukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.
Baca SelengkapnyaPacarpeluk merupakan desa dengan potensi pertanian yang menjanjikan.
Baca SelengkapnyaTradisi Mando’a Pusaro merupakan tradisi ziarah ke makam Tuanku Madinah yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Dalam keyakinan masyarakat Gunung Semeru dianggap sebagai tempat tinggal para dewa. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan bandara di Kediri, ditemukan sebuah situs bersejarah yang dahulu diyakini sebagai sebuah petirtaan.
Baca Selengkapnyabanyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
Baca SelengkapnyaBanyak yang punya hajat dan dipermudah jalannya setelah berdoa di sini.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan
Baca SelengkapnyaTempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Baca Selengkapnya