Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Toleransi Dalam Filosofi Satu Tungku Tiga Batu di Papua

Toleransi Dalam Filosofi Satu Tungku Tiga Batu di Papua Pemuda Muslim bantu pengamanan gereja di Papua. Antara

Merdeka.com - Toleransi di Bumi Papua masih terawat dengan baik. Hal ini diyakini sebagai buah dari kerja sama tiga komponen antara pemerintah, agama dan adat di sana.

Contoh nyatanya adalah ketika datang acara keagamaan seperti Hari Paskah dan Idulfitri, serta Natal, di mana semua umat terlibat dalam acara tersebut.

Pastor Dominikus D Hodo mengatakan, ketiga lembaga tidak bisa dipisahkan karena masing-masing mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan kedamaian masyarakat. Jika salah satu lembaga dipisahkan, maka hubungan persaudaraan bisa mengalami keretakan. Kebersamaan itu, antara lain bersumber dari filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" yang ditanamkan oleh warga di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Informasi yang dihimpun, Satu Tungku Tiga Batu merupakan elemen dan cermin toleransi. Tungku sebagai sebuah simbol kehidupan, ditopang oleh tiga batu sebagai lambang personal kau, saya dan dia yang menghubungkan perbedaan baik agama, suku maupun status sosial.

Agama atau tempat ibadah, khususnya gereja, yang dianggap sebagai agen perubahan dalam kiprah pelayanannya di tengah-tengah masyarakat berbudaya harus bekerja sama dengan adat dan juga pemerintah, sehingga keadilan sosial dan kerukunan beragama bisa terwujud.

"Sehingga gereja, adat dan pemerintah sudah seharusnya bergandengan tangan terus menerus dan bersinergi untuk mewujudkan semua itu," kata Dominikus. Dikutip dari Antara, Kamis (13/4).

Toleransi beragama di Papua sangat berimbang karena spiritualitas kehidupan Orang Asli Papua (OAP) mencerminkan kerukunan yang baik.

Berangkat dari prinsip dari filosofi alam itu semua orang harus hidup berdampingan dengan gerakan yang positif, sehingga hampir tidak pernah ada hal-hal yang mengancam toleransi dan kerukunan umat beragama. Dalam pandangan Dominikus, kalau dipersentasekan, maka toleransi di Papua berada di angka 90 persen.

Pengurus Masjid Baiturrahim Jayapura Ustaz Abdul Kahar Yelipelle mengatakan selama Salat Tarawih dari awal bulan puasa Ramadan hingga saat ini, khususnya di Kota Jayapura, pemuda Kristen selalu menjaga keamanan bersama pihak kepolisian setempat.

Apa yang dilakukan merupakan tindakan yang sangat mulia dan luar biasa, sehingga harus dipertahankan sampai kapanpun, demi melestarikan hubungan baik sesama umat di Papua, khususnya di Kota Jayapura.

Dalam semangat menjaga toleransi, pemuda Islam di Papua juga melakukan hal serupa pada saat Hari Paskah dan Natal. Ini sudah menjadi kebiasaan umat beragama di Tanah Papua untuk saling menghormati.

Saling pengertian seperti inilah yang kemudian menciptakan suasana sejuk di Papua yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama, dalam menjaga keharmonisan dan pluralitas.

Tokoh Islam meminta, baik pemuda Islam maupun Kristen di Kota Jayapura, agar tetap mempertahankan guna menjaga kerukunan yang sudah terjalin hingga kini.

Pekerjaan bersama di masa depan adalah bagaimana menjaga kerukunan itu, sehingga meskipun ada perbedaan, tetap bisa mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.

Jika nilai-nilai kebersamaan yang berangkat dari filosofi Satu Tungku Tiga Batu itu terus dijaga, maka pembangunan di Papua juga akan berjalan lancar, kemudian provinsi paling timur Indonesia itu semakin maju di semua aspek kehidupan. Semua itu memerlukan komitmen bersama antara adat, agama dan pemerintah.

Pimpinan agama merupakan aktor terpenting dalam melakukan sosialisasi sekaligus pendekatan kepada masyarakat agar program pemerintah bisa dilaksanakan karena hakikatnya agama harus membawa kedamaian.

Sehingga semua pimpinan agama mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan pesan yang baik kepada setiap umat bahwa agama mengajarkan umatnya pada kebaikan.

Harmoni umat beragam di Kota Jayapura sampai saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran FKUB yang merupakan wadah bersama untuk berbeda agama, dalam merangkul dan melakukan pendampingan bagi masyarakat yang mendiami kawasan itu.

Sikap saling menghargai sesama umat di Kota Jayapura diabadikan dalam wujud berdirinya tugu "Harmoni Award" yang diresmikan oleh Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid Sa'adi pada 7 Maret 2023.

Keberadaan tugu itu menjadi catatan sekaligus tanda sejarah yang membuktikan bahwa kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama tetap terjaga dengan baik di Ibu Kota Provinsi Papua tersebut.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Makna Tradisi Bakar Batu di Papua dan Nilai Toleransi Umat Beragama di Dalamnya
Makna Tradisi Bakar Batu di Papua dan Nilai Toleransi Umat Beragama di Dalamnya

Bakar batu adalah kegiatan sosial yang mengedepankan kerukunan dan gotong royong layaknya kerja bakti di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya
Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya

Kayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Omah Petroek, Rumah Budaya yang Mengangkat Tema Pluralisme
Berkunjung ke Omah Petroek, Rumah Budaya yang Mengangkat Tema Pluralisme

Rumah budaya ini menyimpan banyak karya seni yang memiliki estetika tinggi.

Baca Selengkapnya
Desain Arsitektur Rumah Khas Jawa dan Makna Filosofis di Baliknya
Desain Arsitektur Rumah Khas Jawa dan Makna Filosofis di Baliknya

Desain arsitektur rumah khas Jawa tidak dibentuk secara sembarangan namun memiliki sejumlah nilai filosofis di baliknya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tri Hita Karana Kunci Hidup Bahagia ala Orang Bali, Berhubungan Baik dengan Tuhan, Sesama Manusia, dan Alam
Mengenal Tri Hita Karana Kunci Hidup Bahagia ala Orang Bali, Berhubungan Baik dengan Tuhan, Sesama Manusia, dan Alam

Ketidakseimbangan ketiga unsur menjadikan hidup tidak bahagia.

Baca Selengkapnya
Potret Para Tokoh Adat Wulanggitang Ritual Minta Maaf untuk Gunung Lewotobi Laki-laki Pascaerupsi
Potret Para Tokoh Adat Wulanggitang Ritual Minta Maaf untuk Gunung Lewotobi Laki-laki Pascaerupsi

Ritual sakral ini disebut "Tuba Ile" atau memberi makan gunung.

Baca Selengkapnya
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional: Konsep Tri Hita Karana jadi Pedoman Pembangunan Berkelanjutan
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional: Konsep Tri Hita Karana jadi Pedoman Pembangunan Berkelanjutan

Mari Elka Pangestu menilai konsep umat Hindu di Bali yaitu Tri Hita Karana relevan sebagai pedoman tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun

Walaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi

Menurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Situs Batu Batikam, Lambangkan Pentingnya Perdamaian dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau
Situs Batu Batikam, Lambangkan Pentingnya Perdamaian dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau

Lubang yang ada di Batu Batikam itu merupakan simbol dari perdamaian antar suku yang tengah berkuasa pada saat itu.

Baca Selengkapnya
Quraish Shihab Sebut Pesan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Ditujukan untuk Seluruh Umat Manusia
Quraish Shihab Sebut Pesan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Ditujukan untuk Seluruh Umat Manusia

Ahli tafsir Alquran Quraish Shihab hari ini diundang menghadiri pidato Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Jangan Buat Masyarakat Terpecah Belah
Perbedaan Jangan Buat Masyarakat Terpecah Belah

Indonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.

Baca Selengkapnya