Tujuh Sapi di Kediri Diduga Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku
Merdeka.com - Tujuh sapi diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, Senin (30/5). Keterangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Kediri gejala yang muncul yakni mulut berlindir hingga luka pada bagian kaki sapi serta tidak mau makan.
Sapi-sapi tersebut milik Nuriman alias Gamblong di Jalan Penanggungan Nomor 45 Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Dokter Hewan, Ilham, selaku petugas Call Center Tanggap PMK di bawah naungan DKPP Kota Kediri mengatakan bahwa sapi itu terpapar PMK atau tidak petugas mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
-
Apa yang dilakukan sapi di TPA Putri Cempo? Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung.
-
Siapa yang punya sapi di TPA Putri Cempo? Sapi-sapi itu merupakan milik warga yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo.
-
Kenapa sapi di TPA Putri Cempo berbahaya? Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
-
Bagaimana cara memastikan daging sapi aman? Dengan memahami bagian sapi yang harus dihindari, kita dapat memastikan bahwa kita mengkonsumsi daging sapi yang aman dan seimbang.
-
Kenapa daging sapi dapat menyebabkan kanker? Terlalu banyak mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan kanker karena beberapa alasan yang terkait dengan kandungan nutrisi dan cara pengolahan daging sapi.
-
Bagaimana bedakan daging sapi dan kambing? Selain dari tekstur, daging sapi dan daging kambing bisa dibedakan dari beberapa aspek. Ini cara membedakannya. Tidak Hanya dari Tekstur, Ini Cara Bedakan Daging Kambing dan Sapi
"Kronologinya kemarin ada laporan dari masyarakat bahwa ada sapi yang sakit pada hari Minggu langsung ditindaklanjuti. Dari 10 ekor populasi sapi, 7 ekor ada gejala ke arah sana. Akhirnya, kami laporan ke Provinsi Jawa Timur. Akhirnya hari ini melalui Laboratorium Malang datang untuk mengambil sampel darah, luka di mulut dan swab untuk memastikan," kata Ilham, Senin (30/5).
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan pemilik, awalnya sapi-sapi tersebut jatuh sakit dan tidak mau makan. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan, dari tujuh ekor sapi yang bergejala, lima di antaranya mengarah suspek PMK.
"Lima sapi itu tiga dalam kondisi bagus, mau makan. Cuma yang satu agak menurun. Kondisinya, agak susah nggayemi (memamah biak). Satunya lagi lumayan agak menurun, mau makan," ujar Ilham.
Selain dilakukan pengambilan sampel untuk diuji laboratorium, sapi-sapi yang diduga suspek PMK diberi obat-obatan agar tidak bertambah parah. Yakni diberikan suntikan antibiotik juga memberikan vitamin dan melakukan penyemprotan kandang ternak menggunakan cairan disinfektan.
"Tiap hari akan kita pantau dan kita lakukan pemeriksaan dan pemberian obat-obatan sebagai terapi. Harapannya 7-10 hari bisa membaik. Kita pantau dari Dinas dan itu gratis," kata dia.
Dalam penanganan kasus ini, DKPP Kota Kediri juga melibatkan kepolisian dari Polsek Mojoroto dan Koramil setempat. Sambil menunggu hasil uji sampel keluar, DKPP menyarankan agar sementara waktu lembu-lembu tersebut diisolasi alias diminta untuk tidak dikeluarkan dari kandang, hingga dinyatakan sembuh.
Terpisah, Kapolsek Mojoroto Kompol Mukhlason mengatakan, sejauh ini baru ada satu kasus dugaan suspek PMK di wilayah hukumnya. Polisi berkomitmen untuk membantu pemerintah daerah dalam menangani wabah penyakit yang semakin meluas ini.
"Kami menerima laporan mengenai dugaan kasus suspek PMK pada hewan sapi milik warga Kelurahan Bandar Lor ini. Kami sudah melakukan kontrol pengobatan hewan yang dilakukan oleh DKPP Kota Kediri bersama DKPP Provinsi Jawa Timur," kata Mukhlason.
Sapi Suspek PMK Berasal dari Luar Kota Kediri
Lima sapi diduga suspek PMK milik Nuriman, warga Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini berasal dari luar Kota Kediri. Pemilik membeli lembu-lembu tersebut dari daerah Desa Gringging, Kecamatan Grogol dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.
"Beliau (pemilik sapi) ini seorang pedagang sapi. Informasinya baru dapat sapi dari luar daerah. Sepertinya yang bersangkutan memang nyetok untuk persiapan menjelang IdulAdha," kata Ilham.
Saat transaksi pembelian, lembu-lembu tersebut dalam keadaan sehat. Kemudian oleh pemilik dirawat di kandang miliknya. Namun, beberapa hari kemudian sapi mulai menunjukkan gejala sakit dan tidak mau makan.
DKPP Kota Kedirimerasa kecolongan dengan temuan ini. Sebab, sejak kasus PMK mulai marak di Jawa Timur, Pemkot Kediri sudah mengambil beberapa kebijakan untuk membendung masuknya hewan ternak dari daerah wabah. Paling terakhir, Pemkot Kediri melakukan penutupan sementara terhadap seluruh pasar hewan.
Sementara itu sampai hari ini, lebih dari 300 ekor sapi diduga suspek PMK di Kabupaten Kediri. Lembu-lembu tersebut tersebar di sejumlah wilayah kecamatan dengan tingkat kasus paling tinggi di Kecamatan Mojo dan Semen.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 64 ekor sapi yang mati, 26 ekor di antaranya dipotong terlebih dahulu oleh pemiliknya.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melaksanakan pemeriksaan dokumen lalu lintas, serta pengawasan terkait kelayakan TPnHK.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan ini untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan dan adanya penyakit yang mungkin dimiliki oleh hewan kurban.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga harus memastikan lapak tersebut memiliki surat - surat yang lengkap, surat pernyataan kesehatan yang legal.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaKetersediaan hewan kurban di Jakarta hingga saat ini ada sebanyak 800 ekor sapi dan 100 ekor kambing.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaKepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.
Baca SelengkapnyaPenyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi ancaman bagi para peternak. Rupanya, penyakit itu bisa diobati dengan tanaman kangkung.
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.
Baca Selengkapnya