Wartawan di Mamuju Tengah Tewas Penuh Luka Tusuk, Polisi Periksa Keluarga
Merdeka.com - Baru 20 hari menjadi jurnalis media online Sulawesion.com terhitung sejak 1 Agustus 2020, Demas Laira (28), ditemukan tewas mengenaskan.
Dia ditemukan meregang nyawa di jalan Poros Mamuju-Palu, Desa Tobinta, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (20/8) dini hari.
Demas tewas dengan 17 luka tusuk di sekujur tubuh. Sebelum meninggal dunia, Demas dikabarkan tengah menulis berita mengenai proyek desa di Mamuju Tengah.
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa yang paling banyak menewaskan jurnalis? Serangan Zionis Israel ke Gaza telah menewaskan lebih banyak jurnalis dibandingkan konflik manapun sepanjang tiga dasawarsa terakhir, kata CPJ.
-
Di mana kasus pembakaran rumah jurnalis di Sumut terjadi? Peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga ini terjadi pada Kamis dinihari (27/6) di Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe, Karo.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian Demas terkait aktivitas pemberitaan dilakukannya. Polisi berdalih hingga kini masih menyelidiki kasus tersebut.
"Belum bisa menduga ada kaitannya ke sana (pemberitaan). Masih proses penyelidikan, sedang di dalami motifnya. Nanti perkembangan hasil penyelidikan baru bisa disampaikan," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Barat, AKBP Syamsu Ridwan saat dikonfirmasi, Jumat (21/8).
Adapun barang bukti sita dari tempat kejadian perkara motor Yamaha nomor polisi DC 3385 AI, Helm dan STNK, dompet berisi KTP, SIM C dan 7 buah kartu ATM atas nama korban. Serta satu kantong pakaian dan 3 kartu pengenal pers atas nama Demas Laira.
"Jenazahnya sudah diambil keluarga dan dimakamkan setelah dilakukan outopsi," ujar dia.
Dia mengatakan, sejumlah pihak telah dimintai keterangan terkait kasus ini. Seperti orang terdekat korban.
"Sementara ini, yang diperiksa masih keluarga terdekat korban dulu hari ini," pungkas AKBP Syamsu Ridwan.
Sebelumnya, Wartawan sebuah media online ditemukan tewas dengan sejumlah luka tikaman di tubuhnya. Wartawan bernama Demas Laira (28) tersebut ditemukan di pinggir jalan poros wilayah Dusun Salu Bijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Kamis (20/8) sekitar pukul 02.00 WITA.
Polisi yang datang ke lokasi penemuan jasad wartawan tersebut melakukan olah tempat kejadian perkara untuk menyelidiki penyebab kematian korban. Di lokasi kejadian tersebut, polisi menemukan sejumlah barang milik korban di antaranya sepeda motor, dompet dan kartu pers.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Mamuju Tengah Inspektur Polisi Satu Agung Setyo Negoro mengatakan, masih melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat wartawan tersebut.
"Di lokasi penemuan jasad wartawan tersebut, juga ditemukan motor milik korban, kartu identitas serta sepatu sebelah kanan yang belum kami tahu pemiliknya," kata Agung Setyo Negoro. Dikutip dari Antara, Jumat (21/8).
Polisi masih mendalami kasus ini. Apakah korban tewas terkait dengan profesinya atau ada penyebab lainnya. "Jenazah korban sudah diambil oleh pihak keluarganya. Terkait penyebab kematian, kami masih terus melakukan penyelidikan dan meminta keterangan sejumlah saksi," tambah Agung.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulbar mendesak Kepolisian agar transparan dalam mengungkap kematian wartawan di Mamuju Tengah.
"Kami mendesak pihak Polres Mamuju Tengah agar segera mengungkap penyebab kematian wartawan yang diduga menjadi korban pembunuhan, dan segera menyampaikan secara transparan motif pembunuhan tersebut," kata Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Sulbar Mursalim Majid di Mamuju.
PWI juga meminta masyarakat, khususnya wartawan di Sulbar untuk menunggu hasil penyelidikan yang saat ini masih terus dilakukan polisi terkait kematian wartawan tersebut.
"Teman-teman wartawan juga harus mempercayakan sepenuhnya penyelidikan yang tengah dilakukan pihak kepolisian. Namun, tentu kami berharap agar polisi bisa secepatnya mengungkap dan menyampaikan motif pembunuhan tersebut agar tidak menimbulkan spekulasi," ujar Mursalim. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi telah mengamankan pelaku ke Polres Jombang.
Baca SelengkapnyaTersangka diduga memiliki dendam pribadi terhadap wartawan media online tersebut.
Baca SelengkapnyaTubuh pria berumur 46 tahun itu ditemukan bersimbah darah dengan mengenakan kaos hitam dan bersarung.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tewas bersimbah darah di depan rumahnya, pada Kamis (14/9) malam.
Baca SelengkapnyaSeorang wartawan media online ditemukan tewas dengan bekas luka tembak depan rumahnya di Desa Sambongduran, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (14/9) malam.
Baca SelengkapnyaDaftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
Baca SelengkapnyaTewasnya RAJS saat ini telah dilaporkan ke Polres Metro Depok untuk dilakukan penyelidikan
Baca SelengkapnyaTawuran terjadi di Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas pada Kamis (13/6) malam
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka tusuk di dada bahkan pisau masih menancap ketika dibawa ke rumah sakit.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaSeorang wartawan media online ditemukan tewas dengan bekas luka tembak depan rumahnya di Desa Sambongduran, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (14/9) malam.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca Selengkapnya