Takut takabur, Sunan Muria bakar masjid megah yang dia bangun
Merdeka.com - Di mata masyarakat sekitar, Sunan Muria dikenal sosok yang sangat sederhana dan suka berderma. Tak heran, seluruh masyarakat di sekitar masjid dan makam Sunan Muria selalu mengingat-ingat kalimat ajaran beliau yaitu, pagerono omahmu nggo mangkok yang berarti beri pagar rumahmu dengan bersedekah.
Hal tersebut sejalan dengan ajaran kitab suci Alquran yang menganjurkan umat untuk senang bersedekah supaya selamat dunia akhirat.
"Menganjurkan umat, seneng banyak sedekah sesuai dengan kemampuan jika berlebihan pemborosan. Sabar itu juga ajaran. Tidak materialistis. Sabar kesederhanaan. Ikhlas," ungkap Mastur yang merupakan keturunan ke-15 Raden Mas Said dan juga pengurus pengurus Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria(YM2SM)kepada merdeka.com, Selasa (16/6).
-
Dimana Sunan Muria berdakwah? Setelah menuntaskan pendidikannya, Sunan Muria melakukan dakwah Islam di Gunung Muria, daerah yang kini dikenal sebagai Kudus, Jawa Tengah.
-
Siapa nama asli Sunan Kudus? Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq atau dikenal juga Raden Undung.
-
Bagaimana Sunan Muria berdakwah? Cara berdakwah Sunan Muria banyak mengambil cara melalui tradisi keagamaan lama, media seni seperti pertunjukan wayang, dan pengembangan tradisi keagamaan baru yang menjadi ciri khasnya.
-
Dimana Sunan Gresik mendirikan masjid? Maulana Malik Ibrahim mendirikan masjid di Desa Pasucinan (Suci), Manyar, Gresik, dalam misi menyebarkan Islam.
-
Kenapa Sunan Muria pakai wayang? Sunan Muria menggubah cerita-cerita wayang dengan mengganti tokoh-tokoh dalam pewayangan menjadi sesepuh atau tokoh-tokoh Islam yang dihormati.
-
Siapa pendiri Masjid Agung Sumenep? Pantangan Mengutip situs repositori.kemdikbud.go.id, Panembahan Sumala atau PanembahanNatakusuma, sang pendiri masjid mewakafkanmasjid ini kepada umat Islam secaraluas untuk digunakan beribadah, bukanhanya untuk warga kerajaan saja.
Mastur mencontohkan bukti kesederhanaan dan keikhlasan Sunan Muria itu bermula membangun masjid di kawasan Pesiget, di bawah kaki Gunung Muria. Tepatnya berada di Kajar sebelum Desa Colo. Namun Sunan Muria merasa kurang nyaman. Sampai saat ini petilasan bekas pembangunan masjid masih bisa dilihat di daerah pesiget tersebut.
Kemudian, Sunan Muria membangun masjid kembali di daerah Bukit Pethoko. Lagi-lagi Sunan Muria merasa tidak betah karena di daerah situ banyak suara anjing liar menggonggong sehingga mengganggu kekhusyuan dalam mendirikan ibadah.
Termasuk di saat Sunan Muria memutuskan mendirikan masjid sekaligus tempat tinggal atau rumah beliau di Bukit Muria. Banyak orang-orang sekitar yang menjadikan kemegahan masjid sebagai bahan pergunjingan.
"Misalnya, ketika Beliau mendirikan masjid di sini banyak dipertanyakan. 'Ngedekne masjid kok pucuk gunung tengah alas' (mendirikan masjid kok di tengah hutan di puncak gunung). Dia menjawab ya di belakang hari akan banyak di datangi banyak orang," ungkapnya.
Hingga akhirnya kesabaran, kepercayaan, keyakinan serta kesederhanaannya mulai diuji. Pergunjingan itu terdengar oleh Sunan Kudus. Kemudian Sunan Muria memutuskan untuk membakar masjidnya sendiri yang telah dibangun dan diganti dengan bangunan masjid sederhana.
"Ketika masjid sudah jadi dipandang dari mana-mana bagus, beliau terus dipuji teman-teman. Masjid sunan Muria kok apik (bagus dan megah). Konon dia enggak enak di hati. Kemudian dibakar habis oleh beliau sendiri terus mendirikan masjid sederhana," ungkap Mastur.
Mastur menilai, langkah yang dilakukan oleh Sunan Muria membuktikan betapa sederhananya dirinya sebagai seorang aulia dan khalifatullah.
"Untuk menghindari takabur. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan di masyarakat terjadi prasangka buruk dan pergunjingan," pungkasnya. (mdk/rep)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaPendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan rumah mewah dua lantai milik seorang uztaz ahli hikmah dibangun dengan menggunakan doa.
Baca SelengkapnyaKabarnya masjid ini dulu pernah digotong manual agar tidak digusur.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Palembang pada segi arsitektur.
Baca SelengkapnyaMasjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman membangun sebuah masjid megah di komplek makam Sunan Gunung Jati bernama Masjid Syarif Abdurrahman.
Baca SelengkapnyaDi Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Baca SelengkapnyaSemasa Rasulullah, sumur tersebut pernah menjadi saksi mukjizat hingga ditaburi racun.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaKebenaran bahwa masjid itu didirikan oleh pasukan Mataram masih diragukan.
Baca SelengkapnyaAda simbol dua buah nanas di dalam masjid yang konon menggambarkan kondisi manusia.
Baca Selengkapnya