Menurut Penelitian, Bekerja Terlalu Lama Bisa Membuatmu Mengalami Kebotakan
Merdeka.com - Kebotakan merupakan sebuah masalah yang jadi mimpi buruk banyak pria. Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan munculnya kebotakan pada diri seseorang.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Korea Selatan mengungkap bahwa terdapat hal mengejutkan yang jadi penyebab masalah ini. Diketahui bahwa bekerja dalam waktu lama bisa menggandakan peluangmu mengalami kebotakan.
Dilansir dari NY Post, pria yang bekerja lebih dari 52 jam seminggu kehilangan rambut dua kali lebih cepat dibanding mereka yang bekerja kurang dari 40 ja. Temuan ini diketahui berdasar penelitian oleh Sungkyunkwan University School of Medicine, Seoul.
-
Apa penyebab utama rambut rontok pada pria? Genetika Rambut rontok herediter atau alopecia androgenetika terjadi karena faktor genetik atau ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi hormon androgen, biasanya testosteron. Meskipun semua orang dapat mengalami kondisi ini secara turun-temurun, kebanyakan kasus terjadi pada pria dan umumnya disebut sebagai kebotakan pola pria.
-
Apa yang menyebabkan rambut rontok pada banyak orang? Rambut rontok adalah permasalahan umum yang dialami oleh banyak orang, terutama wanita. Kondisi ini dapat menurunkan rasa percaya diri, bahkan ketika mereka hanya ingin membiarkan rambut terurai.
-
Kenapa rambut rontok berlebihan? Hanya saja, beberapa orang kadang mengalami kerontokan dari jumlah tersebut. Hal itu pun tidak bisa dikatakan normal lagi, sebab rambut rontok berlebihan menandakan adanya masalah kesehatan tertentu.
-
Apa penyebab rambut rontok? Rambut rontok bisa terjadi karena perubahan hormon, seperti akibat penggunaan pil KB, hamil atau kondisi setelah melahirkan. Selain itu, stres, berat badan turun drastis, penuaan, masalah tiroid, dan efek samping obat maupun kemoterapi juga dapat memicu kerontokan rambut.
-
Apa saja penyebab rambut pria menipis? Salah satu penyebab utama kerontokan dan penipisan rambut pada pria adalah faktor genetik. Jika ayah atau kakekmu mengalami kebotakan, besar kemungkinan akan dialami juga oleh para keturunannya.
-
Kenapa rambut pria menipis karena stres? Stres kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan rambut. Ketika tubuh mengalami stres, hormon kortisol meningkat, yang dapat menyebabkan fase istirahat pada folikel rambut.
Peneliti mengungkap bahwa terjadi percepatan kebotakan yang disebabkan karena meningkatnya stres. Peningkatan stres ini disebabkan oleh bekerja terelalu banyak dan kurang liburan.
Lebih khusus, kecemasan memicu hormon yang memicu siklus aktif pertumbuhan rambut secara prematur. Karena tidak tumbuhnya folikel rambut baru yang muncul, rambut yang rontok ini tidak digantikan dan berdampak munculnya kebotakan.
Penelitian Dilakukan pada Pria Usia 20 hingga 59 Tahun
Penelitian terdahulu telah menunjukkan hubungan antara bekerja berlebihan serta kondisi seperti masalah jantung. Namun baru penelitian ini yang menghubungkan antara jam kerja yang panjang dengan kebotakan.
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan ini berdasar poling terhadap 13.000 pria yang tinggal di Korea Selatan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Subyek penelitian berusia antara 20 hingga 59 tahun.
Mereka diberi survei mengenai kebiasaan kerja mereka selama tahun 2013 hingga 2017. Selama jangka waktu penelitian ini, mereka dilarang menggunakan pengobatan anti kebotakan.
Jam Kerja Pendek Menurunkan Risiko kebotakan
Jam kerja dibagi menjadi tiga kategori yaitu pendek (kurang dari 40 jam seminggu, panjang (antara 40 hingga 52 jam seminggu), serta lebih panjang (lebih dari 52 jam). Peneliti juga mempertimbangkan beragam faktor seperti usia, status perkawinan, pendidikan, pendapatan bulanan, kebiasaan merokok, serta jadwal kerja.
Diketahui bahwa pada orang dengan jam kerja pendek, kebotakan hanya dua persen terjadi, pada kelompok jam kerja panjang kebotakan tiga persen terjadi, serta hampir empat persen pada jam kerja lebih panjang. Peneliti Kyung-Hun Son mengungkap bahwa terdapat hubungan antara jam kerja yang panjang dan kebotakan.
"Intervensi pencegahan untuk mendukung jam kerja yang layak dan tepat dibutuhkan oleh masyarakat," jelas Son.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, penelitian tersebut mengaitkan kematian 750.000 per tahun akibat bekerja telalu lama.
Baca SelengkapnyaSetiap perusahaan pasti memiliki jam kerja tersendiri.
Baca SelengkapnyaDari tahun 2000 hingga 2016, kematian akibat penyakit jantung meningkat sebesar 42 persen dan stroke sebesar 19 persen akibat jam kerja yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaSebagian besar kebotakan pada pria disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik. Kondisi ini, dikenal sebagai androgenetik alopecia.
Baca SelengkapnyaNegara-negara Asia secara umum memiliki tingkat kebotakan yang lebih rendah.
Baca SelengkapnyaSejumlah pekerjaan terutama kondisi bekerja bagi pekerja kantoran bisa tingkatkan risiko penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaKebiasaan penggunaan komputer atau laptop terlalu lama bisa menjadi pemicu masalah disfungsi ereksi.
Baca SelengkapnyaKarena itu perlu perawatan untuk mencegah kebotakan
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaMasalah kebotakan rentan terjadi pada masyarakat terutama pada tiga jenis tertentu berikut.
Baca SelengkapnyaRambut botak pada wanita, juga dikenal sebagai alopecia pada wanita, merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi penampilan dan kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaPenelitian mengungkapkan bahwa intermittent fasting ini dapat menghambat pertumbuhan rambut, baik pada tikus maupun manusia.
Baca Selengkapnya