Orgasme Tidak Selalu Menjadi Puncak Bercinta, Ini 5 Penyebab Mengapa Orgasme Tak Selalu Menyenangkan
Sejumlah kondisi yang kita alami bisa menyebabkan orgasme yang seharusnya menjadi puncak bercinta tak selalu menyenangkan.
Orgasme kerap dianggap sebagai puncak dari hubungan seksual, namun kenyataannya tidak semua orgasme memberikan pengalaman yang menyenangkan. Dalam beberapa situasi, orgasme justru bisa menimbulkan perasaan negatif, atau yang dikenal sebagai "bad orgasm" atau orgasme yang tidak memuaskan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kepuasan seksual, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental dan hubungan secara keseluruhan.
Dilansir dari Healthshots, berikut adalah lima penyebab utama mengapa orgasme bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan.
-
Apa yang penting untuk orgasme wanita? Klitoris memiliki peran besar dalam orgasme wanita, dan sering kali membutuhkan stimulasi sebelum penetrasi terjadi.
-
Bagaimana cara membuat orgasme lebih intens? Penguatan dinding vagina juga bisa memperbesar peluang mencapai orgasme yang lebih intens.
-
Kenapa pria sulit ereksi setelah masturbasi? Hal ini disebabkan oleh lonjakan hormon prolaktin setelah orgasme, yang menurut penelitian yang diterbitkan di International Journal of Impotence Research, terkait dengan kesulitan dalam mempertahankan ereksi atau ejakulasi.
-
Kenapa rasa sperma bisa mempengaruhi kenikmatan seks oral? Banyak wanita merasa tidak nyaman dengan bau atau rasa yang ditimbulkan, sehingga bisa mengurangi kenikmatan saat berhubungan intim.
-
Apa yang terjadi saat wanita masturbasi? Dilansir dari Bustle, Dr. Christine Greves, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Orlando Health Winnie Palmer Hospital for Women & Babies, menjelaskan bahwa rangsangan seksual yang dialami saat masturbasi tidak jauh berbeda dari saat berhubungan seks dengan pasangan.'Tubuh bereaksi dengan cara yang sama, mulai dari pelumasan vagina hingga peningkatan detak jantung,' ujarnya.
-
Bagaimana payudara kecil memengaruhi orgasme? Orgasme karena stimulasi puting bisa kamu alami pada saat memiliki ukuran payudara yang kecil.
1. Tingkat Stres yang Tinggi
Stres adalah musuh utama dalam hubungan seksual yang sehat dan memuaskan. Tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik dan emosional, stres juga dapat berdampak negatif pada libido dan kemampuan mencapai orgasme. Bahkan, ketika stres berada pada level tinggi, orgasme yang dirasakan bisa jadi tidak menyenangkan dan malah menambah ketegangan.
Menurut Dr. Mahua Bhattacharya, seorang konsultan obstetri dan ginekologi di Fortis Hospital, Kolkata, orang dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) berisiko lebih tinggi mengalami orgasme yang tidak menyenangkan. "Situasi seperti ancaman bahaya, serangan, atau kekerasan fisik dapat memicu respons stres yang menghalangi seseorang menikmati pengalaman seksual secara maksimal," ujarnya.
2. Seks yang Tidak Memuaskan
Seks yang tidak memuaskan seringkali berujung pada orgasme yang juga tidak memuaskan. Dalam studi yang diterbitkan di Archives of Sexual Behavior, para partisipan mengakui bahwa mereka pernah mengalami orgasme dalam situasi di mana mereka merasa terpaksa atau tidak sepenuhnya nyaman untuk bercinta, seperti saat sedang sangat lelah atau hanya memenuhi permintaan pasangan.
Orgasme yang terjadi dalam kondisi seperti ini biasanya tidak menyenangkan karena tubuh dan pikiran tidak sepenuhnya siap atau terlibat secara emosional dalam aktivitas seksual tersebut.
"Seks yang dilakukan dalam kondisi terpaksa atau di luar keinginan pribadi hanya akan mengurangi peluang untuk mendapatkan orgasme yang memuaskan," jelas Dr. Bhattacharya.
3. Rasa Bersalah dan Malu
Banyak orang masih merasa canggung atau bahkan malu saat merasakan kenikmatan seksual akibat pengaruh norma sosial dan keyakinan agama. Ketika perasaan bersalah atau malu ini muncul, orgasme yang dirasakan pun sering kali tidak memuaskan. Hal ini disebabkan oleh adanya konflik internal antara hasrat seksual dan rasa bersalah, yang berujung pada perasaan tidak nyaman setelah orgasme.
“Orgasme yang muncul saat kita merasa malu atau jijik dengan diri sendiri hanya akan membawa ketidakpuasan,” ungkap Dr. Bhattacharya. Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk memahami dan menerima bahwa seksualitas adalah bagian alami dari kehidupan manusia agar bisa menikmati pengalaman seksual dengan penuh tanpa dihantui rasa bersalah.
4. Tekanan untuk Orgasme
Tekanan untuk mencapai orgasme, atau yang dikenal dengan istilah orgasm anxiety, juga dapat menyebabkan orgasme menjadi kurang memuaskan. Tekanan ini sering kali muncul ketika seseorang merasa terlalu fokus pada tujuan orgasme, hingga melupakan momen intim yang sedang berlangsung.
Semakin tinggi tingkat stres yang dirasakan, semakin sulit pula untuk merasakan kenikmatan seksual. Dr. Bhattacharya menyarankan agar pasangan tetap tenang dan menikmati setiap momen tanpa fokus yang berlebihan pada orgasme itu sendiri. "Mengurangi tekanan untuk orgasme bisa membantu meningkatkan kualitas pengalaman seksual Anda," tambahnya.
5. Marah atau Kecewa pada Pasangan
Hubungan seksual setelah pertengkaran atau "makeup sex" sering dianggap sebagai cara untuk memperbaiki hubungan. Namun, menurut Dr. Bhattacharya, kondisi emosional yang negatif, seperti marah atau kecewa pada pasangan, justru bisa membuat orgasme menjadi tidak menyenangkan.
Ketika seseorang terlibat dalam aktivitas seksual saat masih memendam emosi negatif, tubuh dan pikiran tidak sepenuhnya terhubung dengan pasangan. Akibatnya, orgasme yang dicapai bisa memberikan perasaan jijik atau bahkan kesedihan, bukannya kepuasan.
Orgasme seharusnya menjadi puncak kenikmatan dalam hubungan seksual, namun kenyataannya ada banyak faktor yang dapat mengubahnya menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan. Memahami bahwa orgasme adalah hak yang setara bagi setiap individu dan tidak boleh dipengaruhi oleh tekanan atau rasa bersalah dapat membantu kita meraih pengalaman seksual yang lebih baik dan membangun hubungan yang lebih sehat.