Sulit Alami Orgasme? Kenali Apa Itu Anorgasmia dari Penyebab Hingga Cara Mengatasinya
Pada saat seseorang kesulitan mengalami orgasme, kondisi ini bisa disebut sebagai anorgasmia.
Orgasme adalah bagian penting dari kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan. Namun, bagi beberapa orang, merasakannya bisa menjadi tantangan besar. Anorgasmia, atau kesulitan mengalami orgasme, adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup seksual dan emosional seseorang.
Apa Itu Anorgasmia?
Anorgasmia adalah ketidakmampuan untuk mencapai orgasme meskipun terdapat rangsangan seksual yang cukup dan keinginan untuk melakukannya. Kondisi ini dapat terjadi pada pria maupun wanita dan dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental dan hubungan interpersonal.
-
Apa yang menyebabkan orgasme tidak memuaskan? Orgasme yang terjadi dalam kondisi seperti ini biasanya tidak menyenangkan karena tubuh dan pikiran tidak sepenuhnya siap atau terlibat secara emosional dalam aktivitas seksual tersebut. 'Seks yang dilakukan dalam kondisi terpaksa atau di luar keinginan pribadi hanya akan mengurangi peluang untuk mendapatkan orgasme yang memuaskan,' jelas Dr. Bhattacharya.
-
Kenapa orgasme bisa jadi tidak menyenangkan? Dalam beberapa situasi, orgasme justru bisa menimbulkan perasaan negatif, atau yang dikenal sebagai 'bad orgasm' atau orgasme yang tidak memuaskan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kepuasan seksual, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental dan hubungan secara keseluruhan.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami orgasme yang tidak menyenangkan? Menurut Dr. Mahua Bhattacharya, seorang konsultan obstetri dan ginekologi di Fortis Hospital, Kolkata, orang dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) berisiko lebih tinggi mengalami orgasme yang tidak menyenangkan. 'Situasi seperti ancaman bahaya, serangan, atau kekerasan fisik dapat memicu respons stres yang menghalangi seseorang menikmati pengalaman seksual secara maksimal,' ujarnya.
-
Bagaimana stres memengaruhi orgasme wanita? Stres adalah musuh utama dalam hubungan seksual yang sehat dan memuaskan. Tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik dan emosional, stres juga dapat berdampak negatif pada libido dan kemampuan mencapai orgasme. Bahkan, ketika stres berada pada level tinggi, orgasme yang dirasakan bisa jadi tidak menyenangkan dan malah menambah ketegangan.
-
Kenapa pria sulit ereksi setelah masturbasi? Hal ini disebabkan oleh lonjakan hormon prolaktin setelah orgasme, yang menurut penelitian yang diterbitkan di International Journal of Impotence Research, terkait dengan kesulitan dalam mempertahankan ereksi atau ejakulasi.
-
Apa yang penting untuk orgasme wanita? Klitoris memiliki peran besar dalam orgasme wanita, dan sering kali membutuhkan stimulasi sebelum penetrasi terjadi.
Penyebab Anorgasmia
Faktor Psikologis
Stres, kecemasan, dan depresi adalah penyebab psikologis yang umum dari anorgasmia. Menurut Archives of Sexual Behavior, kecemasan dan stres dapat mengganggu respons seksual dan menghambat kemampuan untuk mencapai orgasme. Masalah dalam hubungan, seperti konflik atau ketidakpuasan emosional dengan pasangan, juga dapat berkontribusi pada kondisi ini.
Faktor Fisiologis
Kondisi medis tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, dan sindrom nyeri panggul kronis, dapat menyebabkan anorgasmia. Penelitian dalam Journal of Urology mengungkapkan bahwa diabetes tipe 2 dapat mempengaruhi saraf dan pembuluh darah, yang mengganggu kemampuan seksual. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan antihipertensi, dapat memengaruhi fungsi seksual.
Faktor Hormon
Ketidakseimbangan hormon, termasuk estrogen rendah pada wanita dan testosteron rendah pada pria, dapat mempengaruhi libido dan kemampuan untuk mencapai orgasme. Studi dalam Endocrine Reviews menunjukkan bahwa kadar hormon yang tidak seimbang dapat menyebabkan disfungsi seksual, termasuk anorgasmia.
Trauma dan Pengalaman Seksual Negatif
Pengalaman seksual traumatis atau negatif di masa lalu dapat mengakibatkan gangguan dalam pengalaman seksual saat ini. Journal of Sex Research mencatat bahwa trauma seksual dapat mempengaruhi respons seksual dan kemampuan untuk mengalami orgasme.
Cara Mengatasi Anorgasmia
Langkah pertama dalam mengatasi anorgasmia adalah berkonsultasi dengan dokter atau terapis seks. Menurut Journal of Sexual Medicine, terapi seks dan konseling dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikologis atau emosional yang berkontribusi pada anorgasmia. Dokter juga dapat membantu mengevaluasi kondisi medis atau hormonal yang mungkin berperan.
Kelola Stres dan Kecemasan
Teknik pengelolaan stres, seperti meditasi, yoga, atau terapi kognitif perilaku, dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan respons seksual. American Journal of Lifestyle Medicine melaporkan bahwa teknik relaksasi dan pengelolaan stres dapat memperbaiki fungsi seksual dan meningkatkan kemungkinan orgasme.
Perubahan Pola Hidup
Mengadopsi pola hidup sehat dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup dapat meningkatkan kesehatan seksual secara keseluruhan. Penelitian dalam Journal of Nutrition menunjukkan bahwa pola makan yang baik dan kebiasaan sehat dapat mendukung keseimbangan hormonal dan fungsi seksual.
Eksplorasi Seksual dan Komunikasi dengan Pasangan
Bekerja sama dengan pasangan untuk mengeksplorasi apa yang paling memuaskan secara seksual dapat membantu. Journal of Sex & Marital Therapy menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan eksplorasi seksual untuk meningkatkan kepuasan seksual dan mengatasi anorgasmia.
Pengobatan dan Suplemen
Jika anorgasmia disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon atau efek samping obat, pengobatan atau perubahan resep mungkin diperlukan. British Journal of Clinical Pharmacology menunjukkan bahwa penyesuaian dosis atau jenis obat dapat membantu mengatasi efek samping yang mempengaruhi fungsi seksual .
Anorgasmia adalah kondisi yang mempengaruhi banyak orang dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor psikologis, fisiologis, hormon, dan trauma. Mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya dan mengambil langkah-langkah yang tepat, seperti berkonsultasi dengan profesional kesehatan, mengelola stres, menerapkan perubahan pola hidup, dan berkomunikasi dengan pasangan, dapat membantu mengatasi masalah ini.