Pentingnya Memerah ASI Bagi Ibu yang Bekerja untuk Penuhi Kebutuhan Bayi
Dalam memastikan kebutuhan makan bayi, memerah ASI merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan oleh ibu.
Dalam memastikan kebutuhan makan bayi, memerah ASI merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan oleh ibu.
-
Apa manfaat ASI bagi ibu? Tak hanya bagi bayi, ASI juga memiliki sisi positif bagi ibu karena bisa memperkecil risiko terkena kanker ovarium daripada wanita lain yang memilih tidak memberikan ASI pada anaknya.
-
Bagaimana cara ASI membantu ibu dan bayi? Kegiatan menyusui bisa membangun kedekatan jiwa antara ibu dan buah hati. Bonding antara ibu dan bayi yang mendapatkan ASI juga lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan asupan ASI.
-
Kenapa ibu bekerja harus berencana menyusui sejak awal? Langkah pertama yang sangat penting adalah merencanakan menyusui eksklusif sejak awal. Anda perlu mempersiapkan diri secara mental untuk menyusui, termasuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul.
-
Kenapa ibu menyusui perlu cukup cairan? 'Upayakan untuk tidak telat sahur dan juga tidak telat untuk berbuka puasa untuk mencukupi cairan ibu menyusui ketika puasa minimal 2-3 liter per hari,' kata Jamila beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara mengatasi tantangan menyusui bagi ibu pekerja? Menyusui bagi ibu yang bekerja memang memiliki tantangan tersendiri, tetapi dengan perencanaan dan dukungan yang tepat, Anda dapat mengatasi semua hambatan ini.
-
Kenapa ASI penting buat bayi? ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber asupan nutrisi terbaik bagi bayi sejak lahir hingga berusia enam bulan. Seperti dikutip dari laman Kemenkes.go.id, ASI memiliki banyak manfaat yaitu mencegah terserang penyakit, membantu perkembangan otak dan fisik bayi, mengatasi trauma saat persalinan, dan mencegah kanker payudara.
Pentingnya Memerah ASI Bagi Ibu yang Bekerja untuk Penuhi Kebutuhan Bayi
Dalam menjalani rutinitas kerja sehari-hari, ibu yang bekerja perlu memperhatikan ketersediaan ASI perah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mereka. Dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Sp.A, seorang dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, menekankan pentingnya persiapan ASI perah minimal 500-600cc setiap hari bagi bayi yang berusia 3 bulan.
“Kalau ibu bekerja 12 jam sehari ASI perah untuk bayi 3 bulan minimal 600cc harus dapat,” kata dr.Tiwi beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Menurut dr. Tiwi, demikian ia akrab disapa, ibu yang bekerja selama 12 jam sehari perlu memastikan bahwa ASI perah yang tersedia bagi bayi minimal mencapai 600cc per hari.
Perhitungan kebutuhan ASI ini bisa dilakukan berdasarkan berat badan bayi, yang kemudian dikalikan dengan 150-180 cc. Sebagai contoh, jika bayi berusia 2-3 bulan memiliki berat badan sekitar 5 kilogram, maka kebutuhan ASI-nya bisa mencapai 750cc sampai 1 liter.
Kenaikan berat badan bayi juga sangat bergantung pada asupan ASI yang dikonsumsinya. Idealnya, dalam tiga bulan pertama kehidupan, bayi harus dapat menaikkan berat badannya sekitar 20-40 gram per hari. Jika bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa kualitas ASI yang diberikan tidak mencukupi.
Dr. Tiwi juga menjelaskan bahwa kualitas ASI yang baik ditandai dengan kandungan lemak yang tinggi, yang dikenal sebagai hindmilk. Hindmilk ini memiliki konsistensi lebih kental dan kaya akan lemak, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk perkembangan otak. Di sisi lain, ASI yang lebih encer atau dikenal sebagai foremilk, memiliki kandungan laktosa yang tinggi, yang baik untuk pencernaan bayi.
“Biasanya ASI kalau kental hindmilk banyak lemak, itu yang bikin berat badan tinggi dan perkembangan otak, bukan berarti ASI encer tidak baik, ada foremilk tinggi laktosa dan tinggi protein itu bagus untuk pencernaan,” kata Tiwi.
Untuk mendapatkan ASI berkualitas, dr. Tiwi menyarankan agar ibu menyusui rajin memerah ASI, terutama pada awal-awal kelahiran bayi. Ibu sebaiknya memerah ASI setiap tiga jam sekali untuk memastikan produksi ASI meningkat dan tetap berkualitas.
Penting juga untuk memberikan edukasi kepada ibu yang akan melahirkan bahwa hormon untuk memproduksi ASI membutuhkan waktu, namun dapat ditingkatkan dengan menyusui bayi secara langsung atau dengan memerah ASI secara teratur.
Jika ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayi secara langsung karena masalah seperti lecet, dr. Tiwi menyarankan untuk tetap memerah ASI setiap tiga jam sekali. Hal ini dapat membantu meningkatkan produksi ASI secara bertahap sambil belajar teknik menyusui yang tepat.
“Kalau bersama bayinya tapi susah menyusui karena lecet, perah saja tiap 3 jam, setiap ibu yang perah ASI sejak awal pasti naik produksinya, sambil belajar menyusui,” kata Tiwi.
Dalam menjalani peran ganda sebagai pekerja dan ibu, ketersediaan ASI perah yang cukup sangatlah penting.